You are currently viewing Kota Perdagangan Nusantara

Kota Perdagangan Nusantara

Sejak awal abad masehi, berbagai kota-kota pelabuhan bermunculan di Kepulauan Indonesia walaupun tidak seluruhnya menjadi pusat kegiatan perdagangan maritime, namun muncul menjadi pisat pengumpul dan distribusi barang yang disebut dengan entrepot.

Kota-kota pelabuhan yang memiliki lokasi strategis dan memiliki kekuatan politik yang mengendalikan perdagangan di wilayah sekitarnya disebut dengan emporium.

Malaka
Emporium pada abad 15-16 adalah di Kawasan Asia Tenggara adalah Malaka. Malaka merupakan titik simpul perdagangan rempah dari satu emporium ke emporium lainnya. Jalur perdagangan dari Malaka yaitu ke Asia Selatan dan Asia Barat yang kemudian akan dibawa ke Pelabuhan di Italia melalui Laut Tengah yang akan disebarkan ke kota-kota di Eropa. Jalur perdagangan dari Malaka ke Asia Timur juga dilakukan ke Kanton di Cina Tenggara.
Jalur perdagangan rempah di Kepulauan Indonesia bermuara di Malaka. Cengkeh dan Pala yang berasal dari Kepulauan Maluku dan Banda di bawa ke Malaka melalui Makassar dan Pantai Utara Jawa. Kemudian Lada yang berasal dari Banten dan Lampung juga dibawa ke Malaka. Begitupun dengan Lada dari Pantai Barat Sumatera dan Aceh yang dibawa ke Malaka.
Kunci kesuksesan Malaka sebagai Emporium adalah kebijakan-kebijakan penguasanya yang membentuk komunitas internasional kaum pedagang yang menguntungkan semua pihak, yaitu dengan memberlakukan kebijakan perdagangan terbuka yang termaktub dalam Undang-Undang Malaka.

 

*artikel tentang rempah telah dipublikasikan pada Pameran Jalur Rempah di Negeri Para Raja (Makassar, Oktober 2018)

Judul artikel selanjutnya:Emporium Para Raja Kepulauan Indonesia