You are currently viewing <strong>Somba Opu, Ibu Kota, Benteng dan Pelabuhan Kerajaan Gowa-Tallo</strong>

Somba Opu, Ibu Kota, Benteng dan Pelabuhan Kerajaan Gowa-Tallo

Somba Opu, sebuah nama yang tak asing terdengar, ternyata merupakan ibu kota, benteng, sekaligus pelabuhan Kerajaan Gowa Tallo. Kisah Somba Opu bermula ketika Kerajaan Gowa dipimpin oleh Raja Gowa IX, Tumapa’risiKallonna (1510-1546), memindahkan Ibu Kota kerajaan dari Bukit Tamalate ke Somba Opu. Ia pun kemudian membangun istana dan membentenginya dari gundukan tanah liat, dengan sebutan Benteng Somba Opu. Selain itu, Karaeng Tumapa’risi Kallonna membangun dermaga yang dijadikan sebagai Pelabuhan bagi kapal-kapal niaga yang berlayar ke Wilayah Timur Nusantara.

Cukup banyak catatan-catatan tentang Somba Opu, salah satunya adalah Hendrick Kerckringh, seorang saudagar kepala yang mengunjungi Somba Opu pada tahun 1638 mendeskripsikan bahwa “Benteng Somba Opu adalah benteng besar terletak di tepi pantai, dengan tembok yang terbuat dari batu bata dan batu karang. Didalam benteng terdapat tempat tinggal Raja dan para pembesar kerajaan”

Dalam sebuah buku Asia in the Making EuropeVol III, juga dinyatakan bahwa“Reports from European during first years of seventieth century, already depicted Makassar (Gowa-Tallo), as a powerful kingdom and a major commercial entrepot” (Donald F Lach& Edwin J. Van Kley).

Catatan dari Tome Pires,The Suma Oriental,yang ditulis antara tahun 1512-1515 memuat informasi dari berbagai perjalanannya mengunjungi berbagai penjuru dunia. Salah satunya ketika Ia mengunjungi Maluku dan Jawa melewati Makassar. Ia menuliskan “Perahu dan Kapal-Kapal Niaga dari Banyak Negeri dan Bangsa-Bangsa ada di Pelabuhan Makassar’

Kejayaan Somba Opu sempat terkubur selama 300 tahun dan ditemukan kembali di tahun 1970-an. Setelah dilakukan berbagai penelitian dari berbagai bidang ilmu, cukup banyak informasi yang dapat ditemukan melalui keberadaan benteng ini. Ditambah lagi, banyaknya artefak-artefak menarik yang tersimpan didalam tanah. Beberapa penggalian arkeologis dilakukan sejak tahun 1980-an, menyingkap berbagai temuan, seperti mata uang kupa dan dinara yang memberikan informasi bahwa Kerajaan Gowa telah mencetak mata uangnya sendiri; bata berhias aksara huruf jangang-jangang yang memberikan informasi bahwa tulisan Lontara yang dibuat oleh Daeng Pamatte talah digunakan disekitaran Somba Opu; temuan keramik asing yang memberikan informasi akan adanya aktivitas perdagangan antar negara; sisa-sisa pembuatan logam yang menandakan bahwa Kerajaan Gowa telah mampu membuat senjata dari logam; dan masih banyak temuan lainnya.

Berdasarkan laporan kajian Zonasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar tahun 2011, diketahui secara geografis, Benteng Somba Opu terletak di antara dua sungai, yaitu Sungai Balang Beru yang mengalir di selatannya dan Sungai Jeneberang di sebelah utaranya. Sementara dari sisi administratif terletak di Gusung Sarombe Sapiria, Kelurahan Benteng Somba Opu, Kecamatan Barombong, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Saat ini Benteng Somba Opu telah ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya Budaya Peringkat Provinsi Sulawesi Selatan melalui Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan nomor 806/III/2022 tentang Penetapan Benteng Somba Opu sebagai Cagar Budaya Peringkat Sulawesi Selatan. Pengelolaannya pun dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah.

Yuk, Kunjungi, Lindungi, Lestarikan Cagar Budaya Benteng Somba Opu Kita !

Penulis: Andini Perdana