Situs Buntu Lebani Kabupaten Luwu Propinsi Sulawesi Selatan

Buntu lebani
Situs Buntu Lebani

Situs Buntu Lebani Kampung Tanete Sarangallo, Kelurahan Seppon, Kecamatan Belopa Utara. Berbatasan dengan Kampung Sampa-Seppon di sebelah utara, Kampung Libani disebelah selatan, Kampung Sampadi sebelah barat dan Kampung Seppon disebelah timur. Vegetasi yang ditemukan berupa tanaman jenis palm-palm an, jati, cabai, dan semak belukar. Dikatakan sebagai situs Buntu Libani karena selain nama gunung tersebut adalah Libani, juga karena pada gunung ini ditemukan banyak tinggalan atau potensi arkeologis. Potensi arkeologis yang dimiliki berupa liang berisi tulang manusia, ceruk dan lumpang.

a.    Liang 1

liang
Liang pertama di Situs Buntu Libani

Terletak pada posisi astronomis S3 21 25.9 E120 20 51.0 dengan ketinggian 48 meter diatas permukaan laut. Merupakan sebuah batu berukuran tinggi 728 cm dan lebar 11,2 cm, yang dijadikan pemakaman. Pemakaman tersebut dengan membuat lubang-lubang dengan cara dipahat. Pada bongkah besar, terdapat 3 buah lubang dengan ukuran lubang pertama lebar 62 cm, tinggi 90 cm, lubang kedua berukuran lebar 60 cm, tinggi 90 cm, sedangkan lubang ketiga berukuran lebar 70 cm, tinggi 92 cm. Ketiga lubang tersebut masing-masing berbentuk persegi dengan ukuran ruang di bagian dalam yang berbeda-beda. Pada masing-masing lubang terdapat tulang dan tengkorak manusia.Secara keseluruhan mirip dengan pemakaman yang terdapat di Toraja. Di sekitar liang banyak pula ditemukan boulder-boulder batu konglomerat maupun andesit.

b. Ceruk 1

Ceruk 1
Tinggalan arkeologis berupa fragmen gerabah dan cangkang moluska

 

Mulut ceruk menghadap arah 40°, merupakan bentukan alam yang tampaknya pernah disinggahi oleh manusia ditandai dengan sebaran fragmen gerabah berglasir merah dan polos serta cangkang molusca kelas gastropoda. Terletak pada titik S3 21 09.1 E120 20 49.1 dengan ketinggian 95 meter diatas permukaan laut. Ceruk berukuran panjang 3,87 meter, lebar 3,41 meter, dan tinggi ceruk 1,40 meter.

Beberapa fragmen gerabah yang ditemukan dapat diidentifikasi merupakan bagian bibir dan badan. Bagian bibir yang ditemukan berukuran panjang 8 cm, lebar 2,5 cm, tebal 1 cm. Sementara bagian badan yang ditemukan masing-masing berukuran panjang 4 cm, lebar 3 cm, tebal 0,5 cm dan panjang 3 cm, lebar 1,7 cm, tebal 0,3 cm. Fragmen gerabah yang ditemukan secara keseluruhan berwarna merah kecoklatan.

c.  Liang 2

Liang berada pada titik astronomis S3 21 09.5 E120 20 47.4 dengan ketinggian 126 meter diatas permukaan laut. Keberadaannya tepat dipinggir tebing dengan jurang yang dalam sehingga sangat menyulitkan dalam proses identifikasi temuan dan pembuatan dekripsinya. Diketahui bahwa liang ini berbentuk persegi dengan fungsi sebagai pemakaman, sehingga ditemukan tulang dan tengkorak manusia di dalamnya.

d. Ceruk 2

ceruk 2
Kondisi sebaran dan temuan berupa gerabah dan alat batu

Pada ceruk yang menghadap kearah timur dan berukuran panjang 1,92 meter, tinggi 2,42 meter dan kedalaman 3,76 meter ini juga ditemukan sebaran gerabah polos dan berhias. Fragmen gerabah berhias yang ditemukan memiliki motif bulat-bulat kecil yang dibuat dengan cara dicungkil, fragmen berukuran panjang 3 cm, lebar 2,5 cm, dan tebal 1 cm. Fragmen lainnya merupakan bagian tepian dan badan. Bagian tepian yang ditemukan berukuran panjang 4 cm, lebar 3 cm dan tebal 0,7 cm, sementara bagian badan ditemukan berukuran panjang 2 cm, lebar 2 cm, dan tebal 0,7 cm. Fragmen gerabah yang ditemukan terdiri atas warna merah kecoklatan, hitam, coklat kekuningan. Pada ceruk ini juga ditemukan batu sungai yang tampaknya sengaja dibawa dari tempat lain untuk keperluan tertentu, berbentuk lonjong, berwarna abu-abu dan berukuran panjang 12 cm, lebar 9 cm dan tebal 3 cm.

e. Ceruk 3

 

ceruk 3
Kondisi ceruk dan fragmen gerabah

 

Ceruk ketiga ini terletak pada titik S3 21 09.1 E120 20 47.9 dengan ketingggian 120 meter diatas permukaan laut. Mulut ceruk menghadap 320°, dengan ukuran tinggi 83 cm, lebar 65 cm, dan kedalaman 221 cm. Pada ceruk ini ditemukan pula sebaran fragmen gerabah dengan berbagai bagian dan ukuran serta warna. Fragmen bagian bawah atau alas berukuran panjang 6,5 cm, lebar 5 cm, dan tebal 0,5 cm. Fragmen bagian bibir/tepian berukuran panjang 6 cm, lebar 3,5 cm, dan tebal 1 cm. Sedangkan fragmen lain yang ditemukan merupakan bagian badan dengan ukuran masing-masing panjang 3,5 cm, lebar 3 cm, tebal 1 cm dan panjang 3,3 cm, lebar 2 cm, dan tebal 0,5 cm.

f. Ceruk 4

ceruk 4
Kondisi ceruk yang memanjang dan temuan berupa fragmen gerabah dan fragmen tulang

 

Ceruk ini merupakan ceruk dengan ukuran paling panjang di Buntu Lebani. Berada pada titik S3 21 09.1 E120 20 45.5 dengan ketinggian 150 meter diatas permukaan laut. Mulut ceruk menghadap ke timur dengan bagian ceruk memanjang dari utara ke selatan. Ceruk berukuran panjang 229 cm, kedalaman 21 cm dan tinggi 233 cm.

Temuan yang terdapat di lokasi ini berupa fragmen gerabah, moluska, serta fragmen tulang binatang. Salah satu gerabah yang ditemukan memiliki motif geometris berukuran panjang 5,5 cm, lebar 4,5 cm dan tebal 1,5 cm. Dua fragmen gerabah yang diidentifikasi sebagai bagian bibir masing-masing berukuran panjang 10 cm, lebar 9 cm, tebal 0,5 cm dan panjang 7 cm, lebar 4 cm, tebal 0,5 cm. Sementara fragmen tulang yang ditemukan berukuran panjang 4,5 cm, lebar 1,3 cm, tebal 0,5 cm dan panjang 2,5 cm, lebar 1 cm, tebal 0,3 cm.

g. Lumpang

Lumpang1
Temuan lumpang di Situs Buntu Lebani

 

ada dasarnya banyak terdapat lumpang batu di Buntu Lebani ini, namun dikarenakan oleh padatnya semak belukar berduri dan kemiringan lereng yang terjal mengakibatkan kurangnya  data yang terekam. Namun, masih terdapat 2 buah lumpang yang dapat dijumpai dalam posisi tidak membahayakan. Kedua lumpang ini berada dalam 1 batuan besar yang kemudian di pahat dengan ukuran masing-masing lubang berdiameter 50 cm, dalam lubang 39 cm, dan lubang satu lagi berdiameter 31 cm dengan kedalaman lubang 38 cm. Berada pada titik S3 21 09.0 E120 20 47.0 dengan ketinggian 130 meter diatas permukaan laut.

Terdapat sebanyak 2 buah gua yang menyimpan berbagai tinggalan arkeologis yang berada di Kampung Andulan, Desa Siteba, Kecamatan Walenrang Utara. Kedua gua tersebut berada di gugusan karst. Masyarakat setempat menyebut gua dengan istilah “Liang”. Kedua gua tersebut bernama Liang Kabongiang,  dan Liang Andulan. Lokasi ini berbatasan dengan Sungai Makawa di sebelah utara dan timur, Sungai Mekarai di sebelah selatan, dan Gunung Batu Tonga di sebelah barat. Vegetasi yang terdapat di lingkungan bukit karst ini berupa beringin, palm-palm an, semak belukar, jati, dan pohon bitti.