You are currently viewing Survei Cagar Budaya Bawah Air di Perairan Pulau Sagori  Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara, 22 – 29 April 2017
pulau Sagori

Survei Cagar Budaya Bawah Air di Perairan Pulau Sagori Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara, 22 – 29 April 2017

  • Post author:
  • Post category:Berita

Survei cagar budaya bawah air dilaksanakan di perairan Pulau Sagori Kabaena Barat Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara, mulai tanggal 22 – 29 April 2017 dengan anggota tim sebanyak 10 orang. Lokasi ini menjadi sasaran kegiatan survei berdasarkan hasil penjaringan informasi dan pengecekan secara langsung di tahun sebelumnya. Wilayah sekitar pulau Sagori, berupa lingkungan dangkal yang ditumbuhi oleh karang dan berbagai jenis ikan. Namun, kondisi lingkungan bawah laut tersebut, saat ini telah banyak mengalami kerusakan akibat rambahan nelayan yang kemungkinan melakukan pemboman ikan. Imbas dari hal tersebut adalah temuan atau tinggalan bawah air juga akan mengalami kerusakan dan bahkan hilang. Selain itu, adanya informasi dari masyarakat sekitar tentang pengambilan ballast stone tersebut untuk dipergunakan sebagai bahan bangunan

  

aktifitas Pemetaaan, Penggambaran, Deskripsi dan Fotografi Bawah Air di Perairan Sagori

Aksesibilitas menuju lokasi penyelaman, yang terletak sekitar satu mil laut sebelah barat daya pulau Sagori, cukup dengan menggunakan kapal sewaan dari daratan Bombana selama 6 jam hingga mencapai Pulau Kabaena. Kemudian dari pulau Kabaena menuju titik penyelaman sekitar 40 menit juga menggunakan kapal.

Aktivitas penyelaman yang dilaksanakan pada bulan April, merupakan waktu yang paling tepat berdasarkan kondisi cuaca menjelang berhembusnya angin timur. Permukaan laut cukup tenang, dan arus bawah laut juga belum terlalu kuat, meskipun pada dua hari terakhir sudah mulai terasa peningkatan tekanan arus bawah laut. Titik penyelaman berada di kedalaman 6 (enam) meter dengan lingkungan berupa pasir putih dan karang yang sebagian mengalami kerusakan.

Dua jenis temuan yang didapatkan pada lokasi namun cukup padat yakni bola meriam dan ballast stone. Bola-bola meriam dan ballast stone tersebar di sekitar gundukan karang. Bola meriam terkonsentrasi pada dua titik dan hanya berjarak sekitar 10 meter. Kondisi dari bola-bola meriam tersebut semuanya telah terbungkus karang, baik tunggal maupun dempet dua atau dempet banyak. Berdasarkan hasil registrasi yang dilakukan, tercatat 64 buah bola meriam yang terlabel. Namun, belum terhitung bola meriam yang teronggok di dasar gundukan karang.

Adapun ballast stone, keberadaannya lebih tersebar dengan bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Bentuk bulat lonjong yang merupakan ciri khas dari jenis batuan sedimen, biasanya banyak ditemukan di sungai ukuran kecil, dan bentuk persegi empat berukuran cukup besar. Analisis awal menunjukkan bahwa batu persegi tersebut mungkin sebagai ballast stone dari kapal bersangkutan. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa batu-batu tersebut sebenarnya merupakan barang bawaan atau kargo untuk difungsikan lain di Ternate sebagai tujuan akhir dari armada lima kapal VOC tersebut.

Perlu diketahui bahwa armada VOC yang berjumlah 5 buah kapal, karam pada tanggal 4 Maret 1650 di perairan pulau “Sagorij” dekat “Comboina”. Kelima kapal tersebut yakni Tijger, Bergen op Zoom, Luijpaert, Aechtekercke dan De Joffer, yang masing-masing memuat pasukan dan kelengkapan persenjataan seperti meriam dengan bola-bola pelurunya. Terdapat 581 orang awak dari kelima kapal tersebut.

Hingga hari terakhir penyelaman di lokasi tersebut, diterima informasi baru dari nelayan sekitar bahwa terdapat dua lokasi lain yang mengandung temuan berupa fragmen tembikar, keramik dan juga bata. Kedua lokasi dimaksud, terletak tidak jauh dari lokasi penyelaman dan masih dalam rangkaian karang dangkal perairan pulau Sagori. Oleh karenanya, perlu dipertimbangkan ke depannya mengenai kelanjutan survei di Sagori.

Penulis

Tim Sagori