Konservasi Bangunan di Fort Rotterdam

Sahabat Budaya, tahukah kamu?
Bangunan di Benteng Rotterdam bisa saja hancur dikarenakan serangan rayap dan kumbang bubuk, lho!

Maka, sebagai upaya dalam melestarikan bangunan kolonial yang berada di pusat Kota Makassar tersebut, tim konservasi dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX melakukan konservasi. Konservasi yang secara rutin dilakukan merupakan pemeliharaan dan perawatan untuk menghambat pelapukan biotis yang disebabkan oleh mikroorganisme, contohnya kedua hewan kecil tadi.

Kegiatan konservasi diawali dengan rapat persiapan terkait teknis pelaksanaan bangunan cagar budaya yang berbahan kayu. Selanjutnya, didokumentasi sebelum adanya perlakuan konservasi kemudian dilakukan observasi pada Bangunan Kolonial Benteng Rotterdam Tahapan pelaksanaan konservasi bangunan pada Gedung E, F, J dan P berbahan kayu dimulai dari pembersihan mekanis.

Selanjutnya dilakukan penyemprotan bahan anti rayap pada seluruh komponen rangka atap, kusen Jendela dan pintu bangunan. Pada komponen lantai penanganannya dilakukan dengan pengolesan larutan ekstrak cengkeh-tembakau. Selain itu, dilakukan tindakan preventif untuk mencegah rayap tanah ke bangunan dengan menginjeksikan larutan bahan anti rayap mengelilingi bangunan yang menjadi sasaran pelaksanaan kegiatan.