Kompleks Makam Tedong Tedong Minanga di Kab. Mamasa Yang Terbuat Dari Kayu

Komp. Tedong-tedong Minanga
Kompleks Makam Tedong Tedong Minanga
Tedong-tedong Minanga
Makam yang menyerupai kerbau di komp. makam tedong tedong minanga
Tedong-tedong Minanga1
Makam yang menyerupai perahu

Kurang lebih 3 km sebelah timur makam Tedong Tedong Minanga tedapat pemakaman tua yang bernama Karassik. Menurut cerita Rakyat Balla bahwa Karassik pada masa yang lalu merupakan pusat pemakaman untuk daerah Kondo Sapata. Untuk mencapai daerah Karassik dari Lambanan di Kecamatan Balla, Tabang di Kecamatan Pana dan Rante Bulanan di Kecamatan Mambi dengan membawa mayat diperlukan 2 (dua) atau 3 (tiga) hari perjalanan .
Daerah antara Karassik dengan Makam Tedong Tedong Minanga oleh Masyrakat Balla digelar atau dinamakan Anitu Tolambanan yang artinya roh orang mati dari Lambanan. Hal ini menunjukkan bahwa kendatipun yang meninggal begitu jauh tetapi pemakamannya di Tedong Tedong Minanga Balla. Tidak Jauh dari Makam Tedong Tedong Minanga terdapat tempat yang bernama Lembang Liang yang berarti Lembah Kubur. Dari Lembang Liang inilah merupakan sumber pengambilan kayu sebagai bahan makam Tedong Tedong Minanga yang sekarang ini terletak diatas bukit pada punggung bagian barat gunung Pokamba bukanlah tempat aslinya. Adapun tempat asli dari makam Tedong Tedong Minanga adalah dekat sungai Sariayo , kurang lebih 100 meter di sebelah Barat dari tempatnya yang sekarang . Perpindahan lokasi makam tersebut terjadi akibat banjir yang pernah melanda daerah tersebut dan diperkirakan 300 tahun yang lalu. .(Laporan Pengumpulan data Kumpulan Sejarah dan Purbakala Kecamatan Mamasa 1986 : 37)
Sebagai pesiatifan pemindahan makam tersebut ialah Nenek Sallun dan Bongga Saratu di bawah pengawasan tua-tua Hadat. Tokoh-tokoh siapa yang dimakamkan di Kompleks Makam Tedong Tedong binanga di balla karena begitu tuanya makam tersebut sehingga tidak jelas siapa- siapa yang dimakamkan pada lokasi makam tersebut. Namun, masyarakat Mamasa mengatakan bahwa Makam Tedong Tedong Minanga di Balla adalah pusat pemakaman nenek moyang mereka ratusan tahun yang lalu. Kalau ada informasi yang menyebutkan nama nama seperti nenek Patompo, nenek Ami yang dianggap terakhir dimakamkan pada makam yang disebut Tanduk Runggu, tetapi tak seorang pun yang mampu menjelaskan /memberikan informasi mengenai siapa siapa yang dimakamkan pada kompleks makam tersebut. Jikalau informasi tersebut dikonfirmasikan dengan beberapa nara sumber maka sangat sulit untuk mendapatkan kata sepakat mengenai siapa siapa yang dimakamkan pada kompleks makam tersebut. Hal ini pula sebagai bukti begitu tuanya makam Tedong Tedong Minanga di Balla sehingga data historisnya sangat minim dan sulit dipertanggung jawabkan kebenarannya. Di daerah Mamasa dikenal beberapa bentuk kuburan seperti :
a. Liang Batutu, ialah kuburan yang terbuat dari kayu dan dibangun dalam bentuk rumah adat Mamasa, ada yang diukir, hitam atau warna kayu asli saja. Dalam ruangan bangunan inilah disimpan mayat mayat yang telah dibungkus kain sampai berbentuk gulungan kasur dan telah melalui upacara upacara, terdapat di Rante Buda, Lambanan, Pala, dan Kariango.
b. Liang Tedong Tedong, ialah kuburan yang terbuat dari kayu yang berbentuk kerbau, didalam perut kerbau inilah disimpan mayat mayat para bangsawan Mamasa , terdapat di Balla, Paladan, Osango.
c. Liang Bangka Bangka, kuburan yang terbuat dari kayu yang berbentuk seperti perahu, terdapat di Balla, Paladan, dan Osango.
Ketiga bentuk tersebut diatas yang terdapat di Kabupaten Mamasa, memiliki keunikan tersendiri baik dari bahan yang digunakan maupun bentuknya. dari ketiga bentuk makam tersebut bahan yang dipergunakan adalah kayu. Dapat kita rasakan pohon kayu memiliki arti tersendiri dalam kehidupan manusia. Bagi Masayarakat Irian pohon kayu menduduki tempat tersendiri dalam alam pikiran suku asmat. Pohon kayu tidak hanya dipakai sebagai bahan utama untuk peralatan hidup melainkan sebagai sumber keyakinan bahwa hidup manusia dapat disamakan dengan pohon kayu. Hal tersebut dapat disamakan dengan cara mereka menyebut dirinya sendiri sebagai As asmat yang berarti manusia pohon(Dea Sudarman,1984:15). Akar sebuah pohon disamakan kaki manusia, batangnya disamakan dengan tubuhnya, dahan disamakan dengan tangan, dan buahnya disamakan dengan kepala manusia, keyakinan tersebut dapat memberikan gambaran betapa pentingnya peranan pohon kayu bagi suku Asmat di Irian.
Luas lokasi kompleks Makam Tedong Tedong Minanga di desa Balla Kecamatan Balla Kab.Mamasa lebih kurang 1500 m2 dan dahulu sebelum pemugaran dipagar dengan menggunakan kawat duri. Didalam lokasi terdapat pepohonan atau vegetasi lainnya, hanya terdapat 1 (satu) buah bangunan induk dan 18 buah makam yang terbuat dari kayu golondongan yang bentuknya menyerupai kerbau dan perahu, yang terdiri atas 11 buah Tedong Tedong dan 7 buah Bangka Bangka. Sedangkan keadaan Tandang (cungkup) sudah tidak adalagi karena telah diganti dengan bangunan atap yang baru, dan tidak dapat kami jelaskan ukurannya namun sebagai ciri khas bangunan ini tetap menggunakan arsitektur dan gaya bangunan adat Mamasa.