Survei Penyelamatan Situs di Sekitar Danau Towuti Kab. Luwu Timur Sul-Sel

phoca_thumb_l_gua andomo
Mulut Gua Andomo yang menyimpan kekayaan arkeologis sejak masa prasejarah

Berdasarkan hasil penelitian arkeologis di wilayah sekitar Danau Towuti yang dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Departemen Arkeologi dan Sejarah Bumi Universitas Nasional Australia (Australian National University), Balai Arkeologi Makassar dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional yang dipimpin oleh David Bulbeck pada tahun 2011, terdapat sedikitnya 12 buah situs gua yang terdapat pada bukit karst dan konglomerat serta situs terbuka di pesisir Danau Towuti. Temuan arkeologisnya berupa lukisan dinding, artefak batu, peti kubur, fragmen tembikar, fragmen keramik asing, fragmen kaca, serta artefak berbahan besi dan perunggu. Meskipun dalam laporan tersebut menjabarkan—tidak secara detail—kedua belas situs yang disurvei dan diekskavasi, namun paling tidak memberi informasi pada kita akan banyaknya potensi situs yang belum terdata dari wilayah sekitar Danau Towuti. Serta tidak menutup kemungkinan, masih banyak lagi situs yang hingga kini belum ditemukan. Banyaknya potensi situs cagar budaya di kawasan sekitar Danau Towuti tersebut, saat ini diperhadapkan dengan maraknya pembukaan kawasan tambang. Aktifitas pertambangan dimana bentuk kegiatannya bersifat eksploitatif dan lebih cenderung merusak lingkungan, dianggap berpotensi mengancam kelestarian situs cagar budaya yang ada disekitarnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Tercatat sebuah perusahaan besar PT. Vale Indonesia Tbk. (dulu bernama PT. International Nickel Indonesia Tbk.), yang telah melakukan eksplorasi sejak tahun 1968 dalam bentuk perjanjian kontrak karya (KK) hingga tahun 2025 dengan luas areal konsesi mencapai 118.387 Ha. Mengantisipasi potensi tersebut, langkah pereventif dalam bentuk survei penyelamatan di kawasan sekitar Danau Towuti penting untuk segera dilakukan. Hal ini kemudian menjadi dasar bagi Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar untuk menurunkan tim survei melalui Surat Tugas Nomor : 352/BPCB.MKS/KP/2013 tanggal 30 April 2013, untuk melakukan Survei Penyelamatan Situs di Sekitar Danau Towuti, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan.

Survei dilakukan oleh 10 orang tim yang diketuai oleh Mubarak A. Pampang (NIP. 19820928 201101 1 004) dengan menggunakan metode penjajagan dan survei dalam arkeologi. Dimana tahapannya secara garis besar meliputi, penelusuran referensi, observasi lapangan, dan penyusunan laporan hasil survei. Adapun tataran eksplanasi tidak dilakukan dalam kegiatan ini karena fokus utama hanya merekam dan memaparkan hasil identifikasi dan deskripsi situs dan tinggalan di dalamnya secara naratif dan piktorial (gambar dan foto). Hasil survei menemukan sedikitnya 10 situs–meskipun informasi dilapangan masih banyak indikasi situs lain di sekitar kawasan tersebut. Situs yang ditemukan antara lain tersebar di bagian barat hingga selatan Danau Towuti, Kecamatan Towuti, berupa situs gua (cave), situs ceruk (rock shelter), dan situs terbuka yang sebagian besar diantaranya—terutama gua dan ceruk—merupakan situs pekuburan, yaitu, Gua Andomo, Ceruk Bonsora, Ceruk Loe 1 dan 2, Gua Kelelawar, Ceruk Matompi, Ceruk Tarangka, Gua Wasuntumade, Ceruk Kasitau, serta Situs Lioka berupa situs terbuka.

Kegiatan pendeskripsian, pemotretan dan pengukuran temuan peti kubur kayu di Gua Andomo yang disaksikan langsung oleh Kepala BPCB Makassar (topi hitam duduk)
Kegiatan pendeskripsian, pemotretan dan pengukuran temuan peti kubur kayu di Gua Andomo yang disaksikan langsung oleh Kepala BPCB Makassar (topi hitam duduk)

Tinggalan arkeologis yang ditemukan pada situs-situs tersebut, antara lain, peti kubur kayu (duni), tulang dan tengkorak manusia, fragmen keramik asing, fragmen tembikar, manik-manik berbagai bentuk dan warna, lukisan dinding, artefak batu, peralatan logam, dan koin kuno.

Peti kubur berbahan kayu yang ditemukan pada Gua Andomo
Peti kubur berbahan kayu yang ditemukan pada Gua Andomo
Temuan artefak batu pada Gua Andomo
Temuan artefak batu pada Gua Andomo
Temuan lukisan dinding pada Gua Andomo
Temuan lukisan dinding pada Gua Andomo

Kondisi situs gua dan ceruk di kawasan ini sebagian besar telah mengalami kerusakan, terutama semakin berkurangnya temuan dan lapisan pengandung temuan mengalami gangguan yang sangat parah. Pada umumnya temuan tidak insitu, dan secara kontekstual teah mengalami transformasi lanjut akibat lapisan pengandungnya teraduk. Namun kondisi lingkungan secara makro pada umumnya masih cukup stabil, karena pada umumnya situs berada di daerah lereng bukit yang terjal dan jarang dirambah manusia.

(MAP)