Konservasi di Kompleks Makam Paijo dan Kompleks Makam Raja-raja Lamuru, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi selatan

Tim Kerja Perawatan dan Konservasi Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX telah melaksanakan Konservasi di Kompleks Makam Paijo dan Kompleks Makam Raja-Raja Lamuru, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan tersebut dilakukan dari tanggal 23 Juni s.d. 03 Juli 2024.

Kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan integritas fisik dan kontekstualnya melalui pendekatan ilmiah yang multidisipliner menggunakan bahan kimia dan bahan organik. Hal ini tentunya untuk mencegah degradasi material yang lebih parah. Kompleks Makam Raja-Raja Lamuru dan Kompleks Makam Paijo perlu dilakukan kegiatan konservasi karena berdasarkan hasil hasil observasi batuan makam pada kompleks makam tersebut telah mengalami kerusakn dan pelapukan. Baik pelapukan yang sebabkan oleh pelapukan fisis, khemis dan biotis.

Adapun metodenya diawali dengan rapat persiapan dikoordinir oleh ketua Tim perawatan dan konservasi Balai Pelestraian Kebudayaan Wilayah XIX. Pada meeting tersebut dibahas terkat teknis pelaksanan kegiatan Konservasi. Hal pertama yang dilakukan adalah pendokumentasian makam yang akan di konservasi, selanjutnya pembuatan larutan pembasmi tumbuhan tingkat rendah menggunakn larutan minyak serreh, tween 80 dan Air. Setelah larutan tercampur homogen, kemudian disemprotkan ke permukaan batuan makam . Tujuan menyemprotan larutan tersebut, untuk mematikan tumbuhan tingkat rendah. Makam-makam yang telah disemprot di tutup dengan terpal dengan durasi 1 x 24 Jam. Tahap berikutnya, dilakukan pembersihan mekanis menggunakan sapu lidi, kuas dan solet bambu. Pada bagian-bagian batu makan yang lapuk diolesakan atau dinjeksi menggunakan larutan Paraloid B-72 2%. Selain itu, memperbaiki batu makam yang mengalami kerusakan seperti pecah, patah, retak dengan bahan epoksi resin dan dikamuflase dengan batuan yang sejenis. Tahap akhir, pendokumentasian hasil kegiatan konservasi.

Kegiatan Konservasi diharapkan tetap mempertahankan keterawatan dan pelestarian nilai-nilai historis serta nilai arkeologis yang terkandung di dalamnya . Selain itu, dengan kegiatan konservasi terus berlanjut dengan metode-metode terbarukan untuk menunjang kelestarian Cagar Budaya dari laju kerusaan dan pelapukan,
Salam Lestari.