Bumi Rempah Nusantara untuk Dunia

0
1215

Direktorat Pelindungan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, menyelenggarakan program pemasyarakatan warisan budaya Jalur Rempah di Ballrom  Hotel Harmoni Garut, Jawa Barat, Sabtu (19/3/2022). Direktur Pelindungan Kebudayaan bersama dengan Ferdiansyah, anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Bupati Garut, serta Gabungan Pengusaha Jamu dan Yayasan Negeri Rempah bertemu langsung dengan jajaran pemerintah daerah dan perwakilan warga Kabupaten Garut. Mengangkat tajuk “Bumi Rempah Nusantara untuk Dunia”, temu wicara ini diselenggarakan dalam rangka mengangkat kembali peran penting Jalur Rempah dalam sejarah peradaban umat manusia, dan kesejarahan Indonesia tak hanya sebagai titik awal perdagangan rempah, melainkan juga pelabuhan akhir para pelancong berbagai bangsa, serta pusat interaksi kebudayaan antarbangsa.

Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi berupaya menggaungkan Jalur Rempah melalui gerakan berkesinambungan yang melibatkan berbagai elemen masyarakat dalam kegiatan Bumi Rempah Nusantara untuk Dunia. Melalui kegiatan ini, Jalur Rempah dihidupkan kembali sebagai memori kolektif, dilakukan antara lain dengan memberikan edukasi kepada publik yang mencakup beberapa hal, di antaranya mengenai kedudukan rempah-rempah yang mempersatukan dan membentuk perkembangan peradaban di Indonesia dan dunia.

Irini Dewi Wanti (Direktur Pelindungan Kebudayan), Ferdiansyah (Komisi X DPR RI) bersama Sekretaris Dinas Pariwistata, Kebudayaan Kabupaten Garut , Gabungan Pengusaha Jamu berfoto bersama dengan perwakilan warga, usaha, dan pemerintahan

Irini Dewi Wanti, Direktur Pelindungan Kebudayaan, menyampaikan harapan agar Jalur Rempah dapat diusulkan sebagai warisan budaya dunia UNESCO pada 2024. Bukan sekadar bertolak dari latar belakang ketersambungan sejarah dan keharuman aroma rempah Nusantara yang telah mendunia, program ini tentunya membutuhkan sosialisasi yang intens, karena upaya pelestarian Jalur Rempah sebagai warisan budaya Nusantara memerlukan kolaborasi strategis dan sinergis antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat, bukan hanya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Dalam perjalanan menuju penetapan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia, tentunya perlu ada penyelarasan pemahaman dan penyadaran kepada masyarakat bahwa rempah memiliki histori atau ketersambungan sejarah,” kata Irini di sela acara Bumi Rempah Nusantara Untuk Dunia yang digagas oleh anggota DPR RI Komisi X Ferdiansyah.

Bumi Rempah Nusantara untuk Dunia juga mengangkat wilayah Garut, bagian selatan dari Provinsi Jawa Barat dan secara kultural menjadi bagian dari kawasan yang kemudian dikenal dengan identitas Sunda secara lebih khusus Priyangan. Bagian yang secara geografi sejarah menempati pedalaman dari etalase gemerlap dan gemerincing Jalur Rempah yang berlangsung di pantai utara Pulau Jawa, Pesisir Utara Jawa. Dahulu, Garut bagian dari pemasok komoditi pertanian dan perkebunan untuk perdagangan rempah; dan hari ini pertemuan mengkonfirmasi langsung keunggulan wilayah Garut sebagai pusat produksi pertanian dan perkebunan masa kini yang juga terkait dengan bahan-bahan pembuatan jamu.