Beranda blog Halaman 36

BPNB Sumbar Menyapa Sembilan Kabupaten/Kota

0
Tim BPNB Menyapa Kota Payakumbuh dipimpin Ibu Maryetti

Padang (BPNB Sumbar) – Dalam rangka meningkatkan koordinasi dan sinergi antar program dan antar instansi maka Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat melaksanakan kegiatan “BPNB Menyapa Masyarakat 2016”. Kegiatan ini dilaksanakan serentak di sembilan kabupaten/kota yang ada di tiga wilayah kerja BPNB Sumbar yaitu Provinsi Sumatera Barat, Bengkulu dan Sumatera Selatan dan berlangsung selama dua minggu sejak 11 – 25 Desember 2016. Kesembilan kabupaten/kota yang dimaksud adalah Solok, Payakumbuh dan Pasaman Barat yang ada di Wilayah kerja Sumatera Barat; Bengkulu, Bengkulu Tengah dan Kepahiyang di Wilayah Kerja Bengkulu; Musirawas Utara, Prabumulih dan Penukal Abab Lematang Ilir yang ada di Sumatera Selatan.

Tim BPNB Menyapa Kabupaten Prabumulih dipimpin oleh Ibu Ernatip

Kepala BPNB Sumatera Barat Bapak Jumhari, SS menyatakan kegiatan ini bermaksud menjalin silaturahmi dengan instansi-instansi yang ada di tiga wilayah kerja BPNB Sumbar. Ke depan dengan adanya silaturahmi ini kemudian berlanjut dengan meningkatkan hubungan yang harmonis dan menciptakan sinergi dan sinkronisasi program kerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing instansi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan pelibatan masyarakat dalam setiap program yang dijalankan pemerintah.

Tim BPNB Menyapa Kota Payakumbuh dipimpin Ibu Maryetti

Dalam pelaksanaan “BPNB Menyapa Masyarakat” dibentuk tim pelaksana yang terdiri dari Sembilan tim. Masing-masing tim terdiri dari empat orang yang bertugas menjalankan kegiatan sosialisasi di kabupaten/kota yang telah ditentukan.  Anggota tim bertugas untuk mensosialisasikan program-program BPNB Sumbar kepada dinas-dinas yang ada di Kabupaten melalui rapat terbatas dengan mengundang dinas-dinas terkait. Acara sosialisasi tersebut juga turut merangkum program-program apa yang bisa disinergikan dan disinkronkan dalam pelaksanaannya dengan dinas-dinas untuk tahun-tahun mendatang.

Tim BPNB Menyapa Kota Bengkulu dipimpin Bapak Rois Arios

Selain mensosialisasikan program kerja kepada dinas-dinas terkait, kegiatan BPNB Menyapa Masyarakat juga mensosialisasikan kepada para pelajar pada daerah yang sedang dikunjungi. Hal ini penting mengingat berbagai program kerja BPNB Sumbar juga banyak melibatkan pelajar sebagai pesertanya. Beberapa diantaranya adalah lomba, festival dan kegiatan internalisasi nilai budaya dan sejarah.

Salah satu aktifitas BPNB Menyapa di salah satu SMA Payakumbuh yaitu memperagakan gerak tari Minangkabau (Pitunggua)

Sebagai informasi BPNB Sumbar mempunyai beberapa program-program unggulan seperti penelitian nilai-nilai tradisi, inventarisasi karya-karya budaya tak benda, revitalisasi karya budayaserta internalisasi nilai-nilai budaya. Program-program ini dimanifestasikan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti penelitian, pencatatan warisan budaya tak benda, perekaman sejarah dan aktivitas budaya serta berbagai kegiatan festival, pertunjukan dan berbagai ragam internalisasi yang melibatkan masyarakat seperti jejak tradisi, kemah budaya, arung sejarah, lawatan sejarah, dialog budaya dan lain-lain.

Tim BPNB Menyapa foto bersama pelajar Prabumulih

Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong program-program BPNB Sumbar ke depan lebih berorientasi pada pelayanan rakyat, mengedepankan pelibatan masyarakat dalam pelaksanaannya sehingga timbul rasa memiliki dan rasa cinta para nilai-nilai budaya yang semakin hari semakin tergerus oleh perkembangan globalisasi. Hingga berita ini diturunkan sebagian tim masih berada di lapangan.

Ella Karolina Raih Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah 2016

0

Padang (BPNB Sumbar) – Ella Karolina meraih juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah 2016 yang diadakan Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat. Seleksi akhir serta presentasi karya tulis dilaksanakan pada Kamis, 08 Desember 2016 di Hotel Daima Kota Padang. Lomba secara resmi dibuka oleh Kepaba Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat Bapak Jumhari, SS. Seluruh peserta yang masuk 10 nominasi terbaik tampil mempresentasikan hasil karya masing-masing di depan juri.

Presentasi karya tulis dilaksanakan dalam dua sesi. Masing-masing sesi menampilkan lima peserta baik individu maupun tim. Didaulat sebagai dewan juri : (1) Dr. Hasanuddin, M.Si (Dosen Fak. Ilmu Budaya UNAND); (2) Dr. Zainal Arifin, M.Hum (Dosen FISIP UNAND); dan (3). Undri, S.S, M.Si (Koordinator Fungsional Peneliti BPNB Sumatera Barat). Kegiatan penjurian yang terbagi dalam dua sesi presentasi tersebut dipandu oleh Dr. Pramono, M.Si dan Hariadi, S,S, MA.

Ketua panitia Bapak Hasanadi, SS mengungkapkan bahwa Lomba Karya Ilmiah Kebudayaan 2016 mengangkat tema Revitalisasi Kearifan Lokal bagi Penguatan Multikulturalisme Indonesia. Hal ini bertujuan menggali nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom) pada masyarakat multietnik bagi penguatan identitas dan pengembangan nilai-nilai toleransi dalam mengelola kemajemukan budaya di Indonesia. Tulisan yang dikirim oleh seluruh peserta berkait erat dengan enam topik, yaitu : (1) Kearifan lokal penciri kekhasan etnik; (2) Kearifan lokal sebagai mediasi, transformasi, dan resolusi konflik; (3) Kearifan lokal pengelolaan kemajemukan internal/ lintas budaya; (4) Kearifan lokal dalam mempertahankan kebutuhan pangan; (5) Kearifan lokal dalam pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan; dan (6) Kearifan lokal dalam mengantisipasi bencana alam.

Sesuai dengan topik setiap peserta dapat memilih objek kajian/analisis dari 12 (dua belas) objek yang ditawarkan, yaitu: (1) Uacara tradisional; (2) Permainan rakyat; (3) Cerita rakyat; (4) Makanan tradisional; (5) Peralatan tradisional; (6) Kepercayaan tradisional; (7) Kesenian tradisional; (8) Sastra dan Tradisi lisan; (9) Naskah Kuno; (10) ungkapan Tradisional; (11) Arsitekstur Tradisional; dan (12) Pengelolaan dan Pemanfaatan Lingkungan.

Dalam sambutannya, Kepala BPNB Sumatera Barat Bapak Jumhari, S.S, menjelaskan bahwa gagasan kuat yang mendasari pemilihan mahasiswa sebagai peserta adalah pentingnya peran mahasiswa dalam upaya menggali dan merevitalisasi nilai-nilai luhur keanekaragaman budaya. Nilai-nilai luhur tersebut semestinya diwariskan secara terus menerus kepada generasi berikutnya, yaitu melalui berbagai pranata sosial yang secara sekaligus merupakan infrastruktur tempat kebudayaan dioperasionalkan.

Beliau juga menekankan bahwa Kebudayaan semestinya menjadi referensi dalam menginterpretasi lingkungan hidup, yang mendorong terwujudnya sikap, tindakan dan kelakuan oleh generasi berikut tadi dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Sikap, tindakan dan kelakukan manusia ini secara sosial kemudian akan menghasilkan peristiwa, benda-benda dan juga peradaban yang pada gilirannya akan menjadi sejarah dan purbakala (internal) oleh generasi berikutnya. Kemudian, sejarah dan purbakala internal bersama dengan sejarah dan purbakala eksternal akan turut mempengaruhi dinamika lingkungan hidup generasi berikutnya.

Pemenang lomba ditentukan berdasarkan penggabungan nilai KTI (penjurian tahap I) dan nilai presentasi (penjurian tahap II). Dari hasil penjurian, akhirnya Ella Karolina dari Universitas Sriwijaya Palembang sebagai Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Kebudayaan 2016. Karya Tulis Ella Karolina mengangkat tema tentang ’Songket Palembang’ yang terbentuk dari perpaduan berbagai unsur kebudayaan. Berikut para pemenang Lomba Karya Ilmiah Kebudayaan 2016:

Juara I                   : Ella Karolina dari Universitas Sriwijaya Palembang (UNSRI)

Juara II                  : Prendi Niki Halhaji & Ari Saputra dari Universitas Negeri Bengkulu (UNIB)

Juara III                : Tresno dari Universitas Andalas Padang (UNAND)

Harapan I            : Rigo Firmanto dari Universitas Sriwijaya Palembang (UNSRI)

Harapan II           : Rahma Yenti dari Universitas Andalas Padang (UNAND)

Harapan III          : Rian Fauzi dari Universitas Negeri Padang (UNP)

Selamat Bertugas Pak; Bapisah Bukannyo Bacarai

0
Anak-anak TK Bundo Kanduang

Padang (BPNB Sumbar) – Kegiatan Baretong di Hari Tarang Revitalisasi Kesenian Tradisional Minangkabau untuk terakhir kalinya pada tahun 2016 dilaksanakan. Kegiatan ini dilaksanakan pada sabtu 10 Desember di Depan Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat di Jl. Raya Belimbing No. 16a. Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Balai Bapak Jumhari, SS.

Kepala BPNB Sumbar Bapak Jumhari, SS

Panitia Revitalisasi Kesenian Tradisional Minangkabau memberi tema ‘Bapisah Bukannya Bacarai’. Hal ini mengingat bahwa dalam waktu dekat Kepala BPNB Sumbar Bapak Jumhari, SS akan pindah tugas ke Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat. Kepindahan tersebut berdasarkan pelantikan yang sudah lebih dahulu dilakukan di Jakarta pada 30 November 2016 yang lalu oleh Direktur Kebudayaan.

Mantan Kepala BPNB Sumbar, sekarang menjadi Kepala BPCB Sumbar Bapak Drs. Nurmatias

Kegiatan ini semakin terasa mendalam karena dalam tahun ini 2016 Kepala BPNB Sumatera Barat mengalami pergantian sebanyak dua kali. Pada januari 2016 yang lalu Bapak Drs. Nurmatias pindah ke BPCB Sumatera Barat dan digantikan Bapak Jumhari, SS yang sebelumnya menjadi KasubBag Tata Usaha. Kemudian tidak sampai setahun Bapak Jumhari harus pindah ke BPNB Jawa Barat. Beliau digantikan oleh Bapak Drs. Suarman dari BPNB Kepulauan Riau.

Penampilan kesenian

Atas pergantian tersebut, acara Baretong di Hari Tarang Revitalisasi Kesenian Tradisional Minangkabau menjadi salah satu ajang perpisahan antara pegawai BPNB Sumbar dengan Kepala Balainya serta perpisahan dengan masyarakat yang ada di sekitar kantor.

Pada kesempatan itu Bapak Jumhari, SS dan Bapak Drs. Nurmatias yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pegawai dan juga kepada masyarakat yang selama ini menerima dengan baik dan mendukung kegiatan-kegiatan yang ada di BPNB Sumatera Barat. Mereka juga tidak lupa menyampaikan harapan semoga BPNB Sumatera Barat ke depan di bawah kepala yang baru semakin maju dan program-program yang dijalankan senantiasa mendapat apresiasi dari masyarakat.

Penampilan kesenian

Acara kali ini menampilkan penampilan seni anak-anak TK Bundo Kanduang yang berada dekat dengan lingkungan kantor serta sanggar-sanggar seni dari Padang Pariaman dan Kota Solok. Sanggar-sanggar tersebut merupakan sanggar yang sudah pernah mendapat bantuan dari Kantor BPNB Sumatera Barat.

Anak-anak TK Bundo Kanduang

Sebagaimana harapan yang disampaikan Bapak Jumhari, SS yang akan pindah ke BPNB Jawa Barat, semoga BPNB Sumatera Barat ke depan semakin bermanfaat bagi masyarakat. Selamat bertugas juga di tempat yang baru kepada Bapak Drs. Nurmatias dan Bapak Jumhari, SS, semoga di masa depan semakin sukses dan menjadi manfaat bagi masyarakat.

Pembekalan Peneliti Melalui Workshop Metodologi Penelitian

0
Bapak Drs. Bushori Imron, M. Si (kanan) dan Kepala BPNB Sumbar Jumhari, SS

Padang (BPNB Sumbar) – Dalam rangka meningkatkan kompetensi pegawai khususnya fungsional peneliti maka Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat mengadakan Pembekalan Teknis Penelitian Workshop Metodologi Penelitian. Pembekalan ini berlangsung selama tiga hari sejak Kamis-Sabtu tanggal 1-3 Desember 2016 di Hotel D’Dhave, Kota Padang.

Bapak Drs. Bushori Imron, M. Si (kanan) dan Kepala BPNB Sumbar Jumhari, SS
Bapak Drs. Bushori Imron, M. Si (kanan) dan Kepala BPNB Sumbar Jumhari, SS

Pembekalan teknis penelitian ini melibatkan seluruh fungsional peneliti dan kandidat peneliti dari Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat. Selain itu beberapa peneliti dari beberapa instansi yang ada di Sumatera Barat yang mempunyai tugas dan fungsi penelitian juga diundang sebagai peserta untuk menambah informasi yang berkembang tentang penelitian. Beberapa diantaranya antara lain Bappeda Sumbar, Balai Bahasa, Universitas Negeri Padang, Universitas Andalas dan lain-lain. Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh KasubBag Tata Usaha BPNB Sumbar Ibu Titit Lestari.

Penyerahan Cenderamata Kepada Bapak Bushori oleh Bapak Jumhari
Penyerahan Cenderamata Kepada Bapak Bushori oleh Bapak Jumhari

Tujuan workshop ini dimaksudkan untuk meningkatkan, mengasah dan meng update informasi dan pengetahuan tentang penelitian. Selain itu, Workshop diharapkan mampu meningkatkan kemampuan para peneliti dalam mengembangkan teori dan metode penelitian serta mampu menulis Karya Tulis Ilmiah yang berkualitas. Oleh karena itu, materi-materi yang diberikan pada workshop ini terdiri dari: 1) Aplikasi Teori dan Metodologi dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah, 2) Sistem Penilaian dan Administrasi Jabatan Fungsional Peneliti, 3) Open Journal System (OJS), 4) e-peneliti, 5) Pendekatan Interdisiliner dalam Penelitian Ilmu Sosial, 6) Workshop Karya Tulis Ilmiah.

Sebagai pemateri terdiri dari orang-orang yang kompeten di bidangnya masing-masing seperti Prof. Nursyirwan Effendi, seorang akademisi dari Universitas Andalas, Drs. Bushori Imron, M.Si dari LIPI sekaligus ketua TP2I di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dra. Erwiza Erman dari LIPI serta Andri Agus Rahman dari Pusbindiklat LIPI.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan penelitian di lingkungan Kementerian Pendidikan Kebudayaan khususnya di Balai pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat menjadi berkualitas dan mampu diaplikasikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

Festival Matrilineal 2016 Ditutup Secara Resmi

0
Foto bersama anak Sijunjung Kreatif dengan Panitia Festival Matrilineal 2016

Sijunjung (BPNB Sumbar) – Setelah berlangsung selama empat hari berturut-turut, pada hari kelima yaitu sabtu 26 November 2016 Festival Matrilineal 2016 secara resmi ditutup. Penutupan dilakukan oleh Kepala Dinas Seni, Budaya Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sijunjung.

Foto bersama anak Sijunjung Kreatif dengan Panitia Festival Matrilineal 2016
Foto bersama anak Sijunjung Kreatif dengan Panitia Festival Matrilineal 2016

Selama pagelaran, beberapa tim kesenian atau sanggar dari berbagai daerah telah menunjukkan penampilan terbaiknya. Sanggar-sanggar tersebut diantaranya Sanggar Seni Rentak Senada dari Kabupaten Muko-muko yang tampil pada saat pembukaan. Sanggar Seni Rentak Selada ini menampilkan tari Tutong Sayak Tunggang Tabang. Tari garapan dari Ade Yanti ini merupakan tari budaya etnis yang hampir punah, dimana terciptanya tari tersebut karena adat kebiasaan masyarakat yang berkembang kesehariannya untuk megambil nira (gula aren).

Penampilan Tari Baombai
Penampilan Tari Baombai

Pada hari kedua festival menampilkan Sanggar Seni Ranah Sijunjung dengan Tarian Panen Raya. Tari ini menceritakan kehidupan masyarakat di Nagari Sijunjung sebagai petani. Sanggar seni Sinar Tampalo Padang Laweh menampilkan Boombai. Boombai adalah kegiatan turun kesawah secara gotong royong. Tarian ini dimainkan oleh ibu-ibu bahkan nenek-nenek, membuat suasana penampilan semakin meriah. Setelah itu penampilan Sanggar Patah Tumbuah Hilang Baganti dari Limo Koto Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung. Mereka menampilkan Tari Piriang Bagoluik yang mengambarkan ketangkasan anak muda dalam manatiang piriang yang dilandasi dengan kemampuan pencak silat. Kemudian penampilan Anak Sijunjug Kreatif, dengan Tari Unca Sarentak.

Tari Indang
Tari Indang

Pada hari ketiga menampilkan Kulet Comunity Propinsi Nangroe Aceh Darussalam, Sanggar Seni dan Budaya San Alida Kabupaten Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat, dan tim kesenian Ilok Rupo, Kerinci Propinsi Jambi. Seperti malam sebelumnya, masyarakat yang menonton tumpah ruah menyaksikan pementasan kesenian tersebut.

Pada hari keempat menampilkan tim kesenian dari Tuah Sakato, Kenagarian Tigo Balai Kecamatan Matur Kabupaten Agam, Sanggar Komunitas Seni Tradisional Minang Kecamatan Ranah Pantai Cermin Kabupaten Solok Selatan, dan Sanggar Puti Junjuang Kabupaten Sijunjung. Pada malam terakhir ditampilkan sanggar Dara Petak Kerajaan Siguntur Kabupaten Dharmasraya dan Sanggar Tuah Merindu Muara Dua Propinsi Sumatera Selatan.

Dengan adanya Festival Matrilineal 2016 diharapkan dapat memberikan insipirasi kepada semua kalangan akan pentingnya melestarikan kesenian daerah, sehingga pelestarian kebudayaan kita dapat terjaga.

Festival Seni Tradisi Minangkabau

0
Tari Indang

Padang (BPNB Sumbar) – Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat menggelar Festival Seni Tradisi Minangkabau pada 26 November dan 3 Desember 2016. Festival ini diadakan di Depan Kantor BPNB Sumatera Barat di Jl. Raya Belimbing No. 16 A, Kuranji Padang. Acara yang disaksikan oleh ratusan warga sekitar ini diikuti beberapa penampilan dari beberapa Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Sumatera Barat seperti Pesisir Selatan, Solok, Padang Pariaman dan Kota Padang. Secara resmi pembukaan dilakukan oleh Kepala BPNB Sumatera Barat Bapak Jumhari, SS.

Pembukaan oleh Kepala BPNB Sumbar Bapak Jumhari, SS
Pembukaan oleh Kepala BPNB Sumbar Bapak Jumhari, SS

Festival Seni Tradisi Minangkabau adalah salah satu kegiatan Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat yang bertujuan mewadahi sanggar-sanggar seni untuk menampilkan kesenian tradisional mereka. Seperti diketahui bahwa ada begitu banyak sanggar seni yang mencoba tetap eksis dalam melestarikan kesenian dan tradisi lokal namun kurang wadah untuk menampilkannya. Kondisi tersebut juga diperparah dengan semakin massifnya ekspansi kesenian modern yang kemudian menghilangkan gaung kesenian tradisional. atas dasar itu, maka BPNB Sumatera Barat mencoba memfasilitasi penampilan sanggar-sanggar tersebut dengan mengadakan festival seni tradisi.

Tari Piring Rantak Kudo
Tari Piring Rantak Kudo

Selain itu, kegiatan festival ini juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa bantuan pemerintah kepada sanggar-sanggar berupa fasilitasi pelestarian nilai budaya adalah tepat sasaran. Sehingga, para peserta dalam festival ini adalah sanggar-sanggar yang telah mendapatkan bantuan fasilitasi pelestarian nilai budaya dari BPNB Sumatera Barat. Beberapa sanggar yang ikut tampil dalam kegiatan festival ini adalah Sanggar Limo Lunggo dan Tuah Sarumpun dari Kabupaten Solok, Sanggar Tigo Jangko dari Kabupaten Tanah Datar, Sanggar Sarai Sarumpun dari Kabupaten Pesisir Selatan, dan dari Nagari Sintuak. Sanggar-sanggar tersebut menampilkan beberapa kesenian tradisional seperti Tari Piring, Silek/silat, Pidato adat dan Tari Indang.

Tari Indang
Tari Indang

Sebagai informasi bahwa Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat sebagai UPT Pusat telah diamanahkan menyalurkan bantuan fasilitasi pelestarian nilai budaya. Hingga saat ini sudah banyak sanggar-sanggar yang telah diberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan masing-masing sanggar, tentu saja dalam hal pelestarian nilai-nilai tradisi.

Silat
Silat

Acara ditutup dengan pertunjukan Randai.

Randai
Randai

Pengumuman Sepuluh Nominasi Terbaik Lomba Karya Ilmiah 2016

0

Padang (BPNB Sumbar) – Setelah melewati tahapan penilaian, akhirnya dewan juri menetapkan sepuluh nominasi terbaik Lomba Penulisan Karya Ilmiah Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat 2016. Keputusan ini diambil dengan melihat pemenuhan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Ketupusan ini juga murni hak prerogatif dewan juri dan tidak ada intervensi dari pihak manapun. Kesepuluh nomisasi terbaik tersebut antara lain:

  1. Ella Karolina (Universitas Sriwijaya): Cerminan Multikurtural Dalam Kain Songket Palembang.
  2. Prendi Niki Halhaji & Ari Saputra (Universitas Bengkulu): Explorasi Sejarah, Prosesi, dan Nilai-nilai Luhur Upacara Perkawinan Adat Bimbang Makan Sepagi dalam suku Serawai Sebagai Warisan Budaya Bangsa di Kabupaten Bengkulu Selatan.
  3. Rahma Yenti (Universitas Andalas): Tradisi Mayuan dan Membayar Nazar di Pacuan, Kec. Rao Kab. Pasaman.
  4. Rigo Firmanto (Universitas Sriwijaya):  “Thongin Fangin Tjitjong “ Ungkapan Pemersatu Ragam Masyarakat di Pulau Bangka Propinsi BABEL.
  5. Rian Fauzi (Universitas Negeri Padang): Nilai Kearifan Lokal Lauak Baniek Studi Kasus : Pada Masyarakat Sungai Durian Kecamatan Patamuan Kabupaten Padang Pariaman terhadap Konservasi Alam Khususnya Aliran Sungai.
  6. Tresno (Universitas Andalas): Jaminan Sosial Tunggu Tubang : Revitalisasi Pluralisme Kekerabatan di Indonesia (Studi Kasus di Desa Ulak Lebar Kab. Kaur Prop. Bengkulu.
  7. Rizkan (Universitas Andalas): Interpretasi dan Naratifikasi Mantra di Muko-Muko sebagai Pengenalan Budaya dan Kearifan Lokal Bagi Generasi Penerus Muko-Muko Dalam Menghadapi Era Globalisasi.
  8. Renita Agustina (Universitas Sriwijaya): Pemaknaan Budaya Gelar Adat Dalam Upacara Perkawinan Adat Masyarakat Komering Belitang OKU Timur Sebagai Perwujudan Kemajemukan Indonesia.
  9. Muhammad Fajri (Universitas Andalas): Kapuran Sebagai Ciri Khas Etnis Minangkabau dalam Manjapuik Marapulai.
  10. Sukirno (Universitas Bengkulu): Tari Piring Gelas Sebagai Bentuk Kehati-hatian dalam Bersikap dan Rasa Saling Percaya Masyarakat Kab. Musi Rawas Sumatera Selatan.

Kesepuluh nominasi terbaik ini selanjutnya dinyatakan berhak dan layak untuk mengikuti seleksi tahap akhir. Tempat pelaksanaan seleksi terakhir akan dilaksanakan di Hotel Daima, Padang pada tanggal 08 Desember 2016. Seleksi tersebut untuk menyaring peserta terbaik I – III dan Harapan I – III. Dalam seleksi tahap akhir ini kesepuluh nominasi diundang untuk mempresentasikan karyanya di depan peserta dan juga dewan juri.

Adapun kriteria penilaian dalam seleksi ini adalah Efektifitas Slide (maksimal 10 Slide), penguasaan materi KTI, Kualitas dalam menjawab pertanyaan dan penampilan. Total  waktu penampilan diberikan  sekitar 30 menit dengan rincian presentasi 10 menit dan diskusi 20 menit. Setiap peserta juga diminta untuk mengenakan almamater dalam presentasi.

Untuk informasi lebih lanjut dapat hadir di Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat atau menghubungi ketua panitia Bapak Hasanadi, SS.

Tari Gandai Tutong oleh Sanggar Rentak Senada

0
Salah satu gerak tari Gandai Tutong

Sijunjung (BPNB Sumbar) – Acara pembukaan Festival Matrilineal 2016 (22/11) menampilkan Sanggar Rentak Senada sebagai penampil perdana. Sanggar Rentak Senada berasal dari Kabupaten Muko-muko merupakan sanggar seni yang bergerak di bidang seni tari dan music, khususnya tari dari daerah Kabupaten Muko-muko. Sanggar ini juga sudah sering menampilkan keseniannya baik di Provinsi Bengkulu maupun di luar provinsi.

Salah satu gerak tari Gandai Tutong
Salah satu gerak tari Gandai Tutong

Pada malam pembukaan Festival Matrilineal 2016, Sanggar Rentak Senada menampilkan Tari Gandai Tutong Sayak Tunggang Tabang. Sebuah tarian budaya etnis Kabupaten Muko-muko yang hampir punah. Tari ini diadaptasi dari kebiasaan masyarakat pada masa lalu sehingga tarian ini menampilkan gerakan-gerakan yang mencerminkan kejadian-kejadian yang terjadi pada zaman dulu. Tari ini diiringi alat music serunai gandai, redap, dol kecapi muko-muko, biola, ketuk bambu dan tassa.

Pemain musik Rentak Senada
Pemain musik Rentak Senada
Penyerahan Piagam Penghargaan
Penyerahan Piagam Penghargaan

Festival Marilineal 2016 Resmi Dibuka

0
Penabuhan Gendang Tanda dimulainya Festival Matrilineal 2016

Sijunjung (BPNB Sumbar) –  Festival Matrilineal 2016 secara resmi dibuka. Acara pembukaan dilaksanakan pada Selasa (22/11) malam di Koto Padang Ranah, Nagari Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat. Pembukaan secara resmi dilakukan oleh Bupati Sijunjung Bapak Drs. H. Yuswir Arifin, MM dan ditandai dengan penabuhan gendang oleh bupati, kepala BPNB Sumbar Jumhari, SS, Kepala Bidang Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat Bapak Gatot Santoso, SH, MM dan perwakilan dari Kabupaten Muko-muko.

Pembukaan oleh Bupati Sijunjung Drs. H. Yuswir Arifin, MM
Pembukaan oleh Bupati Sijunjung Drs. H. Yuswir Arifin, MM

Acara dimulai dengan pembacaan doa, laporan Kepala BPNB Sumatera Barat, Kata Sambutan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, pembukaan oleh Bupati Sijunjung dan penabuhan gendang. Diantara rangkaian acara pertunjukan, juga diselingi dengan penampilan kesenian dari sanggar-sanggar dan taman kanak-kanak setempat serta sanggar seni dari Kabupaten Muko-muko.

Penabuhan Gendang
Penabuhan Gendang

Pada kesempatan itu, Kepala BPNB Sumatera Barat menyampaikan ungkapan terima kasih kepada masyarakat Sijunjung serta pemerintah daerah yang menyambut kegiatan Festival Matrilineal dengan antusias dan membantu banyak hal demi mencapai kesuksesan acara festival ini. Beliau juga menekankan bahwa pelaksanaan kegiatan ini merupakan satu bentuk silaturahmi dan mempersatukan kita masyarakat yang memang berbeda-beda budaya.

Sementara itu bupati sijunjung juga menyampaikan terima kasihnya atas keberlangsungan acara sehingga bisa mengangkat nama Sijunjung, terlebih budayanya lebih dikenal baik secara nasional maupun internasional. Hal itu menjadi penting mengingat bahwa Koto Padang Ranah dan Tanah Bato sedang diusulkan untuk menjadi warisan budaya dunia ke UNESCO dan telah masuk dalah tentative list. Beliau juga berharap kegiatan yang sama bisa berlangsung di tahun-tahun mendatang.

Pembukaan Festival Matrilineal 2016 dihadiri ratusan warga masyarakat yang memadati lokasi pertunjukan. Selain itu juga dihadiri oleh cerdik pandai, ninik mamak, alim ulama dan pejabat pemerintahan seperti perwakilan gubernur sumatera barat, bupati dan SKPD kabupaten Sijunjung.

BPNB SUMBAR Kembali Menggelar Festival Matrilineal 2016

0

Sijunjung (BPNB Sumbar) – Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat kembali menggelar Festival Budaya Matrilineal 2016. Kegiatan ini digelar di Koto Padang Ranah, Nagari Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat. Festival akan akan berlangsung selama lima hari berturut-turut sejak 22 – 26 November 2016 dengan menampilkan beberapa grup kesenian dari berbagai provinsi yang mempunyai garis keturunan matrilineal.

festival

Kegiatan ini merupakan kegiatan kedua setelah tahun lalu acara yang sama sukses digelar. Pelaksanaan kegiatan ini bermaksud mendorong perkembangan dan pengetahuan sistem matrilineal serta dapat menciptakan ruang bersama bagi pelaku, pengamat dan masyarakat luas untuk melihat akar tradisi tetap menjadi sumber penting bagi proses perkembangan dan  pengetahuan sistem matrilineal.

Tujuan festival adalah meningkatkan pengetahuan tentang sistem matrilineal, membentuk forum dengan skala yang lebih luas untuk mendorong perkembangan sistem matrilineal, menciptakan even pertunjukan sebagai ruang bersama penganut system matrilineal  untuk melihat akar tradisinya dan mendorong perkampungan adat di Nagari Sijunjung menjadi warisan budaya dunia melalui UNESCO.

Pada tahun ini Festival Matrilineal akan menampilkan pertunjukan kesenian matrilineal dari berbagai daerah yang memiliki garis keturunan matrilineal. Lima provinsi akan terlibat seperti Provinsi Sumatera Barat sebagai tuan rumah, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Provinsi Jambi, Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera Selatan.