Menurut cerita dari para pembuat Sate Bandeng, mereka hampir sepakat, bahwa orang yang mula-mula membuat Sate Bandeng adalah juru masak kerajaan (juru masak Sultan Hasanudin, yang tidak diketahui siapa namanya). Sultan yang menggemari masakan dari ikan bandeng, namun sayang, duri-duri kecil pada ikan bandeng itu sangat mengganggu, sering kali duri-duri tersebut cukup merepotkan Sang Sultan.
Untuk menghilangkan duri-duri kecil tersebut, maka mulailah juru masak membuat satu masakan yang diolah sedemikian rupa sehingga duri-duri kecil yang sangat mengganggu itu dapat dihilangkan. Namun demikian, bentuk hidangan tersebut masih menampilkan sosok ikan bandeng yang digemari Sang Sultan.
Kemudian resep makanan dari juru masak kerajaan ini tersebar kepada masyarakat luas. Hingga sekarang masyarakat Banten dapat membuat olahan dari ikan bandeng yang sangat terkenal bagi masyarakat Serang Banten.
Entah bagaimana awalnya, membuat Sate Bandeng ini dilakukan secara turun temurun. Bagi sebagian masyarakat Serang pembuatan Sate Bandeng ini merupakan “home industry” dan mereka mendapatkan ilmunya secara turun temurun dari orang tuanya atau leluhurnya.
Cara pengolahan Sate Bandeng itu dapat dikatakan gampang-gampang susah, bagi orang awam dan tidak terbiasa akan kesulitan ketika harus menghancurkan daging Bandeng dan mengeluarkan tulang belakangnya tanpa merusak kulit Bandeng itu sendiri. Karena disinilah letak keunikan Sate Bandeng, menikmati kelembutan dan kehalusan dagingnya tanpa terganggu oleh duri- duri ikan Bandeng. Ditambah aroma bakarnya sungguh menggoda selera makan kita
Tahap pembuatannya adalah sebagai berikut: pertama-tama ikan Bandeng dicuci sampai bersih, setelah dicuci kemudian disisit, setelah disisit kemudian didodol (dikeluarkan) dagingnya. Daging ikan Bandeng yang sudah dikeluarkan kemudian dihaluskan dengan menggunakan alat penggiling. Setelah itu, daging ikan yang telah halus akan disaring menggunakan saringan. Saringannya khusus untuk Bandeng. Dengan menggunakan saringan tersebut, daging ikan tersebut dengan sendirinya terpisah dari durinya, dan duri-duru ini akan dibuang. Daging ikan yang halus dan lembut, terpisah dari duri ini dicampurkan dengan bumbu yang sudah disiapkan. Sebelumnya semua bumbu yang disebutkan di atas diulek sampai lembut. Setelah bumbu halus kemudian ditumis dan dicampur dengan air santan kental. Air santan kental sebelumnya digodog (direbus) dulu, baru didinginkan. Semua bumbu yang telah tercampur ini kemudian ditambah dengan daging ikan bandeng yang telah halus atau lembut hingga menjadi adonan yang lembek.
Proses selanjutnya yaitu memasukkan adonan yang lembek ini ke dalan kulit ikan bandeng dengan cara dijejal atau dimasukkan ke dalam ke kulit ikan bandeng yang sudah kosong tadi. Setelah kulit bandeng terisi dengan adonan daging, kemudian ikan bandeng tersebut dijepit dengan jepitan bambu yang telah disiapkan, dan pada ujung jepitan bambu ini akan diberi pelepah pisang supaya tidak terlepas ketika dibakar (dipanggang di atas tungku api).
Adapun ukuran penjepit tersebut disesuaikan dengan ukuran ikan Bandeng tersebut, biasanya berkisar lebih kurang 30 sampai 35 cm. Setelah beres di jepit, ikan Bandeng tersebut kemudian dipanggang atau dibakar di atas tungku.
Proses membakarnya sebelah-sebelah, sambil dibakar ikan tersebut diolesi dengan sisa adonan atau campuran daging dengan bumbu supaya semakin mantap dan memperkuat ikatan sate tersebut. Jadi membakar ikan dengan membolak balik supaya rata pengapiannya. Satu biji sate Bandeng itu bisa dikonsumsi untuk lima orang. Adapun waktu untuk mengolah sate Bandeng dari mulai menyisit sampai membakar menghabiskan waktu sekitar satu jam setengah. Setelah itu sate Bandeng siap untuk disajikan.