Mengenal Upacara Kukhuk Limau (Upacara Kehamilan) pada Masyarakat Lampung Pepadun Buay Nuban

You are currently viewing Mengenal Upacara Kukhuk Limau (Upacara Kehamilan) pada Masyarakat Lampung Pepadun Buay Nuban

Mengenal Upacara Kukhuk Limau (Upacara Kehamilan) pada Masyarakat Lampung Pepadun Buay Nuban

Mengenal Upacara Kukhuk Limau (Upacara Kehamilan) pada Masyarakat Lampung Pepadun Buay Nuban

Oleh:
Suwardi Alamsyah P.
(BPNB Jabar)

Buay Nuban sebagai salah satu masyarakat Adat Lampung Pepadun Abung Siwo yang sebagian besar tersebar di bekas wilayah Kewedanaan Sukadana memiliki kebiasaan atau tradisi yang dilaksanakan dan diwariskan secara turun temurun dari generasi pendahulu ke generasi berikutnya. Bagi masyarakat adat Lampung Pepadun Buay Nuban, pewarisan budaya dan adat yang mengiringi prosesi kehamilan seorang perempuan dimaksudkan sebagai upaya bagi orang tua untuk mendapatkan generasi atau keturunan sesuai yang diharapkan. di samping mendapatkan keselamatan dan kebahagian di dunia juga kebahagiaan dan keselamatan di akhirat kelak.

Pelaksanaan upacara dimaksud ialah ketika seorang istri yang sudah berumah tangga menginjak kehamilan 5 bulan dan 8 bulan, dihitung, sejak berhentinya haid si ibu. Pelaksanaan upacara dilaksanakan pada malam hari antara pukul 19.00 s.d 21.00 WIB atau dalam istilah setempat disebut lepas Isya saat bulan purnama atau menjelang bulan purnama di kediaman si ibu hamil. Tahapan upacara diaksanakan dalam tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan penutup.

Upacara pertama dilaksanakan pada waktu kandungan berumur 5 bulan disebut Kukhuk limau. Sebutan upacara ini lazim dilaksanakan oleh anggota masyarakat biasa, sedangkah upacara yang dilaksanakan oleh anggota masyarakat yang tingkatannya lebih tinggi disebut Bulanger. Selanjutnya upacara Kukhuk Limau yang kedua kalinya dilaksanakan pada saat kandungan ibu hamil menginjak 8 bulan disebut Ngekhuang Kaminduaan (kukhuk limau yang kedua).

Upacara ini dimaksudkan agar janin dalam kandungan ibunya selalu dalam keadaan sehat, begitu juga si ibu yang sedang mengandung atau hamil selalu berhati-hati dalam menjaga kandungannya serta memperhatikan beberapa pantang larang yaitu hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan, sebab apabila pantang larang tersebut dilanggar akan membawa akibat yang tidak baik, baik bagi si ibu maupun janin yang ada dalam kandungannya. Sedangkan upacara yang kedua saat kandungan berusia 8 bulan (Ngekhuang Kaminduan) dimaksudkan untuk mengontrol keadaan bayi yang ada dalam kandungan.

Pelaksanaan upacara ini dipimpin oleh seorang dukun laki-laki yang biasa dimintai melaksanakan upacara Kukhuk Limau atau Bulanger dibantu oleh ayah ibu mertua dan atau ayah ibu yang sedang hamil.

Persiapan :
Tahap ini merupakan tahap mempersiapkan perlengkapan dan bahan yang akan digunakan pada saat melaksanakan Bulanger atau Kukhuk Limau di samping usia kandungan si ibu hamil berumur 5 bulan atau 8 bulan dan waktu pelaksanaannya antara pukul 19.00 – 21.00 WIB atau lepas Isya pada malam bulan purnama atau menjelang bulan purnama.
Acara diawali dengan pemberitahuan kepada dukun dari pihak mertua dengan mengutus anaknya atau sang suami dari si ibu hamil bahwa pada malam yang telah ditentukan akan dilaksanakan acara Kukhuk Limau atau Bulanger. Pemberitahuan pada dukun tersebut biasanya utusan dari keluarga ibu hamil menyiapkan, seperti : beras, gula, teh, kopi, rokok dan juga uang seikhlasnya untuk dukun pemandu acara. Pada saat pertemuan tersebut bapak dukun sudah menyadari akan dimintai bantuannya, oleh karena itu bapak dukun menyanggupi untuk hadir dan pada saat itu pula bapak dukun menyarankan untuk mempersiapkan bahan-bahan dan kelengkapan upacara kepada keluarga, seperti :
a. Kekambangan atau bunga tujuh macam (bunga tujuh macam yaitu cempaka, tali, ratus, kekelapa, ganda suli, melokh, dan sepatu)
b. Way ulok mulang (air, diambil dari pertemuan air yang membentuk lingkaran akibat perputaran arah);
c. Bayit ambon (rotan);
d. Limau kunci (jeruk purut);
e. Cumbung capah sebuah mangkok putih yang masih mulus atau mangkok yang masih baru;
f. Pengkhecak (alat yang digunakan oleh dukun untuk memercikkan air)
g. Berlai jerangau (rumput gajah sebangsa kunyit); dan
h. Perasapan atau pedaporan (bara api di dalam dupa),
i. Sebuah mangkok berwarna putih yang masih mulus atau mangkok yang masih baru (cumbung capah).

Pelaksanaan:
Tahap pelaksanaan Kukhuk Limau atau Bulanger dilaksanakan setelah semua tahap persiapan selesai. Dalam tahap ini diawali dengan ritual upacara dipandu oleh dukun dengan membaca doa-doa dan lantunan ayat Suci Al-Qur’an mengelilingi si ibu hamil sebanyak tiga kali yang duduk bersimpuh dan dicipratkan air bunga yang sudah dicampur air jeruk dalam mangkok dengan harapan perlindungan Tuhan Yang Mahakuasa, dijauhkan dari gangguan jasmani dan rohani serta diberi kesehatan dan keselamatan bagi si janin dan si ibu yang sedang mengandungnya. Setelah selesai ritual yang dilakukan oleh dukun, kemudian si ibu hamil disuruh memakai atau mengenakan kalung dari biji berlai jerangau, kemudian dukun memberikan nasehat, wejangan yang harus diperhatikan oleh si ibu hamil serta pantang larang yang harus dilaksanakan oleh si ibu hamil, seperti :
1. Ibu hamil tidak diperbolehkan tidur pada siang hari.
2. Tidak diperkenankan makan buah kayu yang bergetah, seperti nangka (melasa, menaso, kemunduk), cempedak (nenakan, nakan-nakan), keluih, dan sukun.
3. Tidak boleh berjalan-jalan keluar rumah pada waktu Dzuhur dan Maghrib.
4. Tidak diperkenankan makan tebu.
5. Tidak boleh duduk di tanah
6. Tidak boleh makan makanan yang pernah di makan binatang
7. Tidak boleh mempergunjingkan orang apalagi memaki-maki
8. Tidak diperkenankan memakan buah pisang yang dempet (punti rampit)
Selain pantang larang dimaksud, ibu hamil diisyaratkan mengenakan gelang berlai jerangau, yakni sebangsa kunyit yang baunya menyengat dan selalu hidup di daerah yang berair. selalu memakai tusuk konde (cucuk gunjung), terbuat dari besi atau setidak-tidaknya paku, dapat juga peniti yang dicantelkan di baju bagian dalam dada.
Ibu hamil yang telah selesai melakukan pekerjaan sebaiknya tidak lupa mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, berterimakasih kepada orang-orang yang telah membantu dan terlibat dalam suatu pekerjaan. Hal ini terlihat dalam acara akhir Bulanger atau dalam penutupan acara Bulanger atau Kukhuk Limau.

Penutup:
Ngebok Langekh ialah upacara penutupan yang dilaksanakan di keesokan harinya pihak keluarga ibu hamil mengunjungi dukun dengan membawa persiapan dan oleh-oleh sebagai tanda ucapan terima kasih telah membantu menjalankan upacara Kukhuk Limau atau Bulanger. Kemudian pada malam harinya keluarga dari si ibu hamil mengadakan syukuran dengan do’a bersama mengundang tetangga dan kerabat untuk memanjatkan do’a kepada Alloh SWT. sebagai rasa syukur karena acara Kukhuk Limau atau Bulanger telah selesai dilaksanakan dan berjalan dengan lancar.