Studi Konservasi Dinding Benteng Rotterdam

Halo, Sahabat Budaya! ☺️
Pada tanggal 20 s.d. 25 Mei 2024 telah dilaksanakan Studi Konservasi Dinding Benteng Rotterdam oleh Tim Kerja Perawatan dan Konservasi Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX, bekerja sama dengan Fakultas Teknik Geologi, Fakultas MIPA dan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin.

Kegiatan ini dilakukan mengingat letak Benteng Rotterdam berada di tengah Kota Makassar dengan material penyusun dindingnya adalah batuan, sehingga rentan terhadap kerusakan maupun pelapukan yang disebabkan oleh manusia maupun alam.

Adapun metode awal yang digunakan adalah mengobservasi dinding Benteng Rotterdam terkait kerusakan/pelapukan, jenis tumbuhan tingkat rendah, kemudian menganalisis dampak yang ditimbulkan. Selain itu, menganalisis kandungan mineral pada batuan dinding Benteng Rotterdam. Kegiatan dilanjutkan dengan melaksanakan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) bertempat di Hotel Golden Tulip Essential pada tanggal 3 Juni 2024 untuk membahas hasil studi konservasi struktur Dinding Benteng Rotterdam.

Adapun tenaga ahli sebagai narasumber yang diundang adalah Dr. Eddyman W. Faisal dari Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin dan Dr. Ilham Alimuddin, S.T., M.Gis, Ph.D dari Fakultas Teknik Geologi Universitas Hasanuddin.
Dr. Eddyman W. Faisal dalam ulasannya mengatakan bahwa jenis lumut yang ditemukan di dinding Benteng Rotterdam yang diobervasi umumnya termasuk dalam jenis Lumut Daun [Musci] dari bangsa Andreales. Lumut jenis ini dapat beradaptasi dengan lingkungan ekstrem membentuk pigmen coklat guna menyerap sinar UV untuk mencegah kerusakan sel-sel lumut.
Sedangkan, Dr. Ilham Alimuddin, S.T., M.Gis, Ph.D dalam pemaparannya menyampaikan bahwa batuan pada dinding Benteng Rotterdam adalah Calcareous Vitric Crystal Tuff yang dihasilkan dari analisis petrografi dan komposisi senyawa kimia salah satu sampel batuan dengan menggunakan metode XRF (X-ray Fluoresence ) terdiri dari SiO2, Al2O3, CaO, Fe2O3, dan K2O.