Direktorat Pelindungan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan pertemuan dengan tenaga ahli ICOMOS (The International Council on Monuments and Sites) dan berbagai pemangku kepentingan dalam rangka Technical Evaluation Mission terhadap usulan nominasi Warisan Dunia Sumbu Kosmologis Yogyakarta yang bertempat di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 22 – 27 Agustus 2022.
The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmark saat ini sedang dinominasikan sebagai Warisan Dunia UNESCO. Warisan Dunia adalah Cagar Budaya atau Cagar Alam yang keberadaannya memiliki arti penting bagi umat manusia. Cagar Budaya atau Cagar Alam yang dinominasikan harus melalui tahapan pengecekan administrasi dan substansi sebelum dinyatakan layak untuk menjadi Warisan Dunia. ICOMOS merupakan salah satu badan penasehat Komite Warisan Dunia UNESCO yang telah diberi mandat untuk melakukan evaluasi substansi terhadap nominasi Warisan Dunia secara independen.
Tugas ICOMOS adalah mengecek berkas dan mempelajari substansi nominasi, mulai dari nilai universal luar biasa yang diajukan, kriteria yang diusulkan, kondisi keaslian dan integritas atribut, hingga rencana pengelolaan. Setelah evaluasi ini, ICOMOS akan memberikan rekomendasi tertulis kepada Komite Warisan Dunia untuk disidangkan pada pertemuan tahunan Komite Warisan Dunia. Komite kemudian bertanggung jawab atas keputusan akhir mengenai nominasi tersebut.
Kegiatan pertemuan ini merupakan rangkaian dari Technical Evaluation Mission terhadap The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmark dan dihadiri oleh Vasu Poshyanandana (Secretary General of ICOMOS Thailand), Dian Lakshmi Pratiwi (Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta), Singgih Raharja (Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta), Beny Suharsono (Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta), Desse Yussubrasta (Koordinator Kelompok Kerja Warisan Budaya Dunia), Gatot Ghautama (Tenaga Ahli Warisan Dunia), dan Bambang Eryudhawan (Tenaga Ahli Warisan Dunia).
Vasu Poshyanandana selaku Secretary General of ICOMOS Thailand mengatakan “ICOMOS ditunjuk oleh Komite Warisan Dunia UNESCO untuk melakukan evaluasi dan memeriksa kesesuaian isi berkas nominasi dengan kondisi atribut di lapangan yang merupakan salah satu rangkaian penilaian nominasi Warisan Dunia.”
Pada kesempatan yang sama, Singgih Raharja selaku Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta mengatakan, “Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sudah menyiapkan berbagai rencana untuk mendukung nominasi Sumbu Kosmologis Yogyakarta, antara lain mengatur sarana transportasi dan lalu lintas, melakukan kajian daya dukung kunjungan, dan juga menyiapkan sistem reservasi secara daring.Kami juga sudah menyiapkan aplikasi reservasi Jogja yang memudahkan reservasi sekaligus mengetahui jumlah pengunjung. Selain itu, kami juga akan mengembangkan beberapa daya tarik baru disekitar area nominasi yang tentunya akan didukung oleh sektor-sektor lain.”
Sejalan dengan itu, Beny Suharsono selaku Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta mengatakan, “Kabupaten Bantul berkomitmen untuk mengawal dan menjaga kawasan yang menjadi nominasi yang akan dinilai oleh UNESCO. Dengan adanya label “dunia” dari UNESCO, Yogyakarta bukan akan dibentuk menjadi kota metropolis namun kota dengan bernafaskan budaya.”
Desse Yussubrasta selaku Koordinator Pokja Warisan Budaya Dunia mengatakan “Yogyakarta memiliki kekuatan tersendiri di bidang pariwisata dibandingkan daerah-daerah lain. Salah satunya adalah karena Yogyakarta masih ada memiliki sultan, jadi saya rasa Yogyakarta siap untuk menjadi warisan budaya.” Tujuan Technical Evaluation Mission adalah untuk mengecek kesesuaian isi berkas nominasi dengan kondisi lapangan dan menggali berbagai informasi relevan yang berkaitan dengan usulan. Evaluator dari ICOMOS diajak untuk melihat berbagai Cagar Budaya yang dijadikan atribut nominasi, termasuk ke wilayah penyangga atau buffer zone, dan berdialog dengan perwakilan masyarakat untuk meminta tanggapan mereka terhadap usulan Sumbu Kosmologis Yogyakarta.
Kontributur : Dokumentasi dan Publikasi
Direktorat Pelindungan Kebudayaan