Ahli-ahli Belanda yang mempunyai perhatian dan mengadakan pencatatan, pemberitaan, dan penelitian kepurbakalaan di Nusantara, khususnya di Jawa adalah Van Rijck pada 1785, Reimer pada 1788, 1791, dan 1795, dan Francois van Boeckholtz, yang dikenal sebagai orang pertama yang melakukan pencatatan Candi Prambanan pada 1790, yang dapat dikeatahui dari karyanya, Beschrijving van het Eyland Groot Java. Upaya-upaya yang lebih  maju berkenaan dengan perhatian serta pencatatan kepurbakalaan itu terjadi karena inisiatif Nicolas Engelhard ketika ia menjadi Gubernur Pesisisr Timur Laut Jawa (Gouverneur van Java’s Noord-Oostkust) pada 1801 sampai 1808 M. Dari hasil perjalannya ke keraton-keraton Jawa, ia tertarik pada reruntuhan Candi Prambanan. Maka pada 1805, Engelhard memerintahkan Letnan Insinyur H.C. Cornelius untuk melakukan penggambaran percandian itu.

Sumber

Uka Trancarasasmita, 2002, Arkeologi Islam Nusantara, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, EFEO, Dirjensepur-Depdikbud, dan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah. Hlm. 258