Kali pertama terbentuknya identitas negara

Pada 1930, Soekarno, Gatot Mangkoepraja, Soepriadinata, dan Maskoen, diadili di gedung ini. Tapatnya pada 18 Agustus 1930 sampai 22 Desember. Di ruang pengadilan gedung inilah kali pertama terbentuk identitas bangsa. ya Bangsa Indonesia.

Diawali dari penangkapan beberapa tokohnya di Yogyakarta. Kemudian vonis yang memberatkan dan dinilai tidak adil, telah mengubah pandangan dunia pada kolonialisme dan menyatukan suara seluruh Rakyat Indonesia.

Gugatan Sukarno menjadi gugatan rakyat Indonesia atas kekuasaan kolonialisme dan kapitalisme internasional saat itu.

Ruang sidang landraad (pengadilan negeri) menjadi saksi terjadinya peristiwa penting itu. Pleidoi, “Indonesia Menggugat” yang dibacakan Sukarno, menjadikan gedung sederhana namun kokoh itu kini berjuluk “Gedung Indonesia Menggugat”. Agar nilai dan semangatnya terus melintasi waktu dan lestari.

Dua tahun setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada 1947 hingga 1949 gedung ini berfunsi sebagai kantor PMI. Kemudian pada 1949 hingga 1953 berubah menjadi kantor KPP Pusat. Pada 1953 hingga 1970 difungsikan sebagai kantor Perjalanan dan Kas Otonom Bagian Keuangan Sekretaris daerah Provinsi Jawa Barat. Sebelum menjadi ruang publik seperti saat ini, pada 1970 sampai 2002 menjadi kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat.

Menjadi Monumen Kebudayaan

Gedung ini menjadi Monumen Kebudayaan yang menjadi warisan bersama pada 2002, atas prakarsa dan usaha alm. Letjen (purn.) Mashudi. Dibantu oleh aktivis Kaum Muda dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat. Pada 2004 sampai 2005 dilakukan pemugaran oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat, melalui Yayasan Universitas Siliwangi sebagai penerima hibah, sekaligus menjadi penanggung jawab.

Gedung Indonesia Menggugat kini digunakan untuk menyelenggarakan berbagai acara dalam bentuk seminar, dialog, pameran, pertunjukan, pemutaran film, penerbitan, pemetaan, riset, aksi solidaritas, workshop dan pelatihan, dokumentasi sosial, festival rakyat, dan lain-lainnya yang berlangsung hingga sekarang.

Dalam peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60, ada beberapa kegiatan yang diselenggarakan di gedung ini. Khususnya yang berkaitan dengan World Culture Forum 2016. Beberapa kegiatan itu antara lain Focus Group Discussion “Bangkitnya Kekuatan Selatan” dan “Jaringan Informasi dan Kebudayaan Asia Afrika”, Pemutaran Film Inspiratif dari Bioskop Keliling, Diskusi Buku, hingga pada Pembacaan Buku Bersama “The Bandung Connection”.

Bangunan Cagar Budaya yang berada  di Jalan Perintis Kemerdekaan Nomor 5 Bandung ini pada 2017 kembali akan direvitalisasi. Kegiatan ini akan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.

Meskipun revitalisasi akan difokuskan pada fisik bangunan, tetapi dapat menghidupkan dan menggiatkan kembali semangat yang dulu pernah lahir dari keringat dan darah pahlawan.