Tahukah Anda?

Di Indonesia, saat ini terdapat tiga museum yang memakai nama ‘bahari’ sebagai nama museumnya, yaitu Museum Bahari yang berada di Kota Jakarta, Museum Bahari Yogyakarta yang berada di Kota Yogyakarta dan Museum Bahari Ende di Flores Nusa Tenggara Timur. Ketiga museum bahari masing-masing memiliki perbedaan sudut pandang dalam menyampaikan pengetahuan mengenai kebaharian. Hal ini terlihat dari koleksi yang dimiliki serta ditampilkan oleh masing-masing museum. Museum Bahari yang berada di Jakarta menampilkan koleksi yang berhubungan dengan teknologi pelayaran (pembuatan kapal dan sistem navigasi), keragaman hayati laut dan kesejarahan pelabuhan Jakarta. Koleksinya antara lain berupa miniatur perahu, alat navigasi, perahu asli, jangkar, maket, lukisan, alat penangkap ikan, dan mollusca[1].

Museum Bahari Yogyakarta menampilkan koleksi yang berhubungan dengan peralatan dan perlengkapan Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Laut (TNI-AL), di antaranya; senjata meriam, bom laut, torpedo, ranjau laut, radar, sonar, kompas magnet, GPS, teropong, kemudi kapal, miniatur berbagai jenis kapal perang, pesawat terbang, kelengkapan TNI, radio komunikasi, dan lain sebagainya[2]. Sementara itu, Museum Bahari Ende menampilkan koleksi berbagai jenis biota laut yang ada di kawasan Nusa Tenggara, di antaranya; Pisces (ikan), Crustacea (udang, kepiting, lobster), Mollusca (kerang laut), Enchinodermata (teripang, bulu babi), Reptilia (penyu laut), Mamalia (ikan Paus) dan Algae (rumput laut yang sudah diolah)[3].

[1] Diambil dari Brosur Museum Bahari dan Booklet 35 Koleksi Pilihan Museum Bahari, terbitan tahun 2012.

[2] Informasi ini didapatkan penulis pada saat observasi ke Museum Bahari Yogyakarta, yang dilakukan pada April 2013.

[3]Informasi ini diketahui dari situs resmi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, http://nttprov.go.id/ yang diakses pada tanggal 3 Desember 2013.

Disunting oleh Dian Trihayati