Candi di Nagari Petok

Komplek Candi Tanjungmedan terletak di daerah Jorong Tanjungmedan. Tepanya berada di Desa Nagari Petok, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat. Penemuan kompleks candi itu dimulai ketika diadakan proyek pembuatan saluran irigasi. Semula saluran itu direncanakan melewati lahan, yang kemudian merupakan Situs Candi Tanjungmedan I.

Situs tersebut semula digunakan sebagai lahan pertanian oleh masyarakat setempat. Sebelumnya merupakan lahan perkebunan kelapa milik negara. Oleh karena di lahan tersebut ditemukan sisa runtuhan candi bata, maka lokasi rencana pembuatan saluran irigasi itu digeser ke arah barat seperti keadaannya sekarang. Setelah dilakukan penelitian arkeologi melalui ekskavasi, situs itu memiliki enam sisa reruntuhan candi yang tersebar di area seluas 15.477 m².

Dari keenam sisa reruntuhan candi tersebut, hanya empat candi yang telah dipugar, yaitu Candi Tanjungmedan I, Candi Tanjungmedan II, Candi Tanjungmedan V dan Candi Tanjungmedan VI. Candi Tanjungmedan III dan IV tidak dapat dipugar karena sisa reruntuhan yang ada tidak memungkinkan untuk dilakukan pemugaran. Setelah selesai didokumentasikan sisa reruntuhan Candi Tanjungmedan III dan IV ini diurug kembali. Pemugaran Kompleks Candi Tanjungmedan ini dilakukan oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Batusangkar (kini BPCB Batusangkar).

Kompleks Percandian Buddha Mahāyāna

Berdasarkan penelusuran sumber pustaka diketahui keberadaan Kompleks Candi Tanjungmedan kali pertama dilaporkan oleh Gubernur Pantai Barat Sumatera (Gouverneur Sumatra’s Weskust) kepada pimpinan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Watenschappen pada 1866. Dalam laporannya itu ia menyebutkan adanya reruntuhan bangunan bata berupa gundukan berbentuk seperti menara di daerah Pasaman (NBG 1866).

W.P. Groeneveldt pada 1887 menyebutkan pula adanya temuan prasasti dari reruntuhan Candi Tanjungmedan dalam Catalogus der Archaeologische Verzameling van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Prasasti ini dituliskan pada lempengan emas berukuran 21,1 x 7 cm dengan Aksara Nāgāri. Lempengen prasasti tersebut bergambar bunga teratai dengan delapan helai daun bunga di atas wiśwawajra. Tulisannya terbaca “hum aksobya……phat”, “hum amoghasiddhi….. phat”, “hum….. ratasambhāwa….. phat” dan “dhyanibuddha” (Groeneveldt 1887:224).

Aksobhya, Amoghasiddi dan Ratnasambhāwa merupakan dewa-dewa agama Buddha yang berkedudukan di penjuru arah mata angin. Temuan dari Candi Tanjungmedan ini selanjutnya dibahas pula oleh N.J. Krom (1912:36), W.F. Stutterheim (1925:11–14) dan F.D.K. Bosch (1930:133).

Berdasarkan bentuk bunga teratai dan isi prasasti emas tersebut disimpulkan bahwa Kompleks Candi Tanjungmedan merupakan kompleks percandian agama Buddha Mahāyāna, dan berasal dari masa sekitar abad ke-12–13 Masehi. Menurut ceritera rakyat setempat Candi Tanjungmedan dikenal pula sebagai Candi Puti Sangkar Bulan.

Candi Tanjungmedan I

Candi Tanjungmedan I berdenah bujursangkar berukuran 8,50 x 8,50 m. Arah orientasi menyimpang sekitar 30˚ ke arah timur dari arah utara-selatan. Candi ini mempnyai satu tangga di depan pintu yang dilengkapi dengan bagian penampil yang terletak di sisi tenggara.

Candi Tanjungmedan III dan IV

Bangunan Candi Tanjungmedan III dan IV tidak dipugar, karena sudah sangat rusak. Tidak memungkinkan untuk dipugar kembali. Namun begitu Candi Tanjungmedan III masih dapat diketahui denahnya, yaitu bujur sangkar berukuran 8,80 x 8,80 m. Candi Tanjungmedan IV sudah tidak dapat diketahui bentuk dan ukurannya. Kedua candi itu  setelah didokumentasikan kemudian ditutup (diurug) kembali.

Candi Tanjungmedan V

"<yoastmark

Candi Tanjungmedan V berdenah empat persegi dengan ukuran 5,65 x 5,95 m, dan tinggi kaki yang tersisa sekitar 0,67 m. Kaki candinya tidak dibuat dengan konstruksi bata secara keseluruhan. Akan tetapi menyerupai bak, yang bagian dalamnya kemudian diisi dengan tanah. Tangga terletak di sisi tenggara. Di atas konstruksi inilah seharusnya terdapat hamparan lantai yang merupakan bagian permukaan kaki candi tempat badan candi berdiri.

Namun di atas permukaan tanah isian kaki candi tersebut ditemukan empat batu kali, yang masing-masing berukuran sekitar 30–40 cm. Diduga merupakan sisa umpak tiang kayu yang digunakan untuk penyangga cungkup yang menaungi badan candi. Candi ini mempunyai satu tangga yang  terletak di sisi timur. Tangga ini tidak mempunyai bagian penampil. Di halaman sisi depan dekat sudut selatan kaki candi ditemukan satu batu puncak berbentuk stupa. Mungkin merupakan bagian puncak dari atap candi.

Candi Tanjungmedan VI

"<yoastmark

Candi Tanjungmedan VI memiliki denah kaki candi yang berbentuk bujursangkar dengan ukuran 11,70 x 11,70 m. Candi ini memiliki satu tangga di sisi tenggara yang bentuknya menjorok agak panjang ke depan.

Baca juga: Candi Pancahan dan Candi Patani

Sumber:

Hasan Djafar, 2014. “Kompleks Candi Tanjungmedan” dalam Wiwin Djuwita Sudjana Ramelan (ed.), Candi  Indonesia Seri Sumatera, Kalimantan, Bali, Sumbawa, Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hlm. 100–103.