Candi Ngawen terletak di Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Candi ini terdiri dari 5 bangunan yang berderet sejajar dari utara ke selatan. Bangunan Candi Ngawen menghadap ke timur, dinamakan berurutan dari Candi I, II, III, IV dan V. Dari kelima candi tersebut, hanya Candi II yang berhasil dipugar, keempat lainnya hanya tersisa bagian kaki atau pondasinya saja. Kompleks candi ini tergolong kecil, apalagi jika dibandingkan dengan luas kompleks percandian lainnya seperti Prambanan, Muara Jambi, atau Batujaya.
Keistimewaan Candi Ngawen terlihat dari adanya 4 arca singa yang diletakkan di bagian pojok kaki candi II dan IV. Tidak ada candi lainnya di Indonesia yang bergaya demikian. Arca berbentuk singa itu bukanlah sekadar hiasan, namun berfungsi sebagai saluran pembuangan air hujan. Selain candi, ditemukan juga dua arca Buddha yang sudah tidak utuh di Candi Ngawen II dan Candi Ngawen IV. Sisa-sisa bangunan yang sudah tidak ditemukan konteksnya diletakkan teratur di halaman dekat pos jaga candi.
Arsitektur candi yang ditemukan pada tahun 1920 ini mirip dengan candi Hindu, bangunannya mengerucut ke bagian atasnya. Perbedaannya adalah adanya stupa stupa, arca Buddha, dan teras berundak-undak yang merupakan ciri candi berlatar belakang Buddha. Di bagian sisi candinya dihias dengan relief Kinara Kinari yang mengapit Kalpataru. Kinara Kinari merupakan makhluk kahyangan yang berwujud setengah manusia dan setengah burung. Sedangkan Kalpataru merupakan pohon kahyangan yang hidup sepanjang masa tempat menggantungkan segala asa. Pada penggambarannya, dahan-dahan Kalpataru adalah untaian perhiasan yang indah, sehingga dijaga makhluk-makhluk kahyangan seperti Kinara Kinari.
Alternatif Wisata di Kabupaten Magelang
Selain keindahan arsitektur, Candi Ngawen menawarkan keindahan pemandangan yang memanjakan mata. Suasana alam yang didominasi hijaunya sawah memperkaya keindahan Candi Ngawen. Pesona Candi Ngawen semakin istimewa ketika terpapar matahari di kala sore hari, ditemani aktivitas anak-anak yang bermain di halamannya. Jaraknya yang tidak terlalu jauh dari Candi Mendut dan Borobudur menjadikan candi wangsa Sailendra ini sebagai destinasi wisata candi alternatif di Magelang. Lokasinya yang masih terjangkau dari candi lain tentu cocok dijadikan tempat rekreasi keluarga. Satu paket lengkap, menikmati keindahan alam sembari mengagumi karya nenek moyang. (Anom Cahyo Galih Pranoto, Subdit Registrasi Nasional)
Baca juga:
Cerita di Balik Lestarinya Cagar Budaya Bali
Resmi! Kompleks Percandian ini Sudah Menjadi Cagar Budaya Nasional
Rumah Pengasingan Ir. Soekarno di Ende: Sejarah Bung Karno dan Pohon Sukun