1.1 Latar Belakang Masalah
Pada 69 tahun silam, kata ‘merdeka’ belum dapat dinikmati oleh Indonesia. Karena memiliki sumber daya alam yang melimpah terutama rempah-rempah, hal itu mendorong bangsa-bangsa asing seperti orang-orang Eropa untuk ingin mengambil dan menguras kekayaan alam Nusantara. Karena sejarah panjang yang dialami oleh Indonesia dalam masa penjajahan, tertinggal pula berbagai peninggalan-peninggalan bangsa-bangsa tersebut yang menjadi bukti sejarah dan masih ada sampai saat ini.
Peninggalan-peninggalan bersejarah itu perlu dikenali oleh para generasi muda. Tapi nampaknya generasi muda sekarang sudah kurang dan juga enggan untuk mengenali hal-hal yang berbau dengan sejarah. Semangat nasionalisme dan antusiasme mereka dalam mengenali dan mengetahui tempat-tempat bersejarah sudah berkurang. Apalagi bagi mereka tempat-tempat bersejarah itu tidak memiliki daya tarik untuk dikunjungi. Hal itu menyebabkan banyak dari generasi muda bahkan masyarakat lokal tidak mengetahui cagar budaya yang ada di daerah mereka sendiri. Dan juga banyak dari mereka malah menyalahgunakan cagar budaya tersebut untuk hal negatif seperti pacaran. Itu menjadi salah satu faktor tidak terpeliharanya cagar budaya tersebut. Padahal cagar budaya tersebutlah yang akan menjadi bukti sejarah dan identitas daerah tersebut.
Provinsi Bangka Belitung memiliki sejarah yang cukup panjang. Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya peninggalan-peninggalan sejarahnya yang masih ada sampai sekarang. Peninggalan-peninggalan bersejarah tersebut hendaknya dapat dilestarikan oleh semua penduduk Bangka Belitung mulai dari generasi muda, masyarakat lokal, maupun pemerintah. Salah satu yang berpotensi menjadi cagar budaya adalah Kerkhot (Makam Belanda) yang ada di Pangkalpinang.
Hal tersebut tercantum dalam UU no 11 tahun 2010. Dan juga UU no 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya
1.2. Perumusan Masalah
Atas dasar latar belakang masalah dan indentifikasi masalah diatas dapat diambil perumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana menggali daya tarik dan potensi Kerkhof dalam menumbuhkan semangat nasionalisme dan kepedulian generasi muda untuk melestarikan Kerkhof tersebut?”
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan karya ilmiah ini adalah:
Untuk mengetahui dan menggali daya tarik dan potensi Kerkhof dalam menumbuhkan semangat nasionalisme dan kepedulian generasi muda dan juga masyarakat lokal Pangkapinang untuk memelihara dan melestarikan Kerkhof.
1.4. Manfaat Pembuatan Karya Ilmiah
1.4.1. Bagi Penulis
- Menambah wawasan tentang daya tarik dan potensi Kerkhof sebagai cagar budaya.
- Dapat lebih memahami mengenai Kerkhof sehingga dapat lebih menumbuhkan semangat nasionalisme dan kepedulian untuk ikut melestarikan Kerkhof.
1.4.2. Bagi Masyarakat
- Dapat mengetahui secara detail tentang sejarah Kerkhof.
- Lewat daya tariknya dapat menumbuhkan semangat nasionalisme dan kepedulian dalam jiwa masyarakat untuk ikut serta dalam merawat dan melestarikan Kerkhof.
1.4.3. Bagi Pemerintah
- Dapat lebih mengembangkan daya tarik dan potensi peninggalan sejarah yang ada di Bangka Belitung sehingga generasi muda lebih tertarik untuk mengenal dan melestarikannya.
- Dapat mempromosikan Kerkhof sebagai peninggalan sejarah yang berpotensi menjadi cagar budaya lewat daya tarik Kerkhof itu sendiri.
1.4.4. Bagi Generasi Muda
- Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang Kerkhof.
- Dapat ikut serta dalam merawat dan melestarikan Kerkhof.
BAB II
ANALISA DATA
2.1 Sejarah Berdirinya Makam Belanda (Kerkhof)
Komplek pemakaman belanda (Kerkhof) terletak di jalan Hormen Magati (Jalan Sekolah) Kelurahan Melintang Kecamatan Rangkui. Pemakan berada pada lokasi astronomis 02°07’971″ LS dan 106°06’475″ BT.
Pulau Bangka kedatangan VOC sekitar abad 17 Masehi. Karena ditemukannya kandungan timah pada tahun 1710 menjadi awal eksplorasi timah di Bangka. Berkembangnya pertambangan timah tersebut membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit sehingga mendorong didatangkannya tenaga-tenaga keija dari luar, salah satunya Cina. Pada tahun 1755 datanglah orang-orang Cina ke Bangka sebagai pekerja tambang. Masa penguasaan Belanda di Bangka yang cukup lama meninggalkan banyak bukti dan peninggalan seperti Kerkhof. Diketahui dari tulisan diatas nisan bahwa makam tertua berasal dari tahun 1902 dan termuda sekitar tahun 1950-an. Diketahui juga bahwa orang-orang yang dikubur disana bukan hanya orang Belanda, tapi juga ada orang Jepang, Cina, dan Melayu.
Makam tertua adalah makam Nyonya Irene Mathilde Ehrencron yang wafat pada tanggal 10 Maret 1928. Kemudian makam pertama yang dipindahkan dan masih diketahui asal-usulnya sampai sekarang adalah makam Al m. Ahmad Muhammad Heru Cokro. Berdasarkan narasumber yaitu Bapak H. M. Anwar Hambali selaku pemelihara Kerkhof, Alm. Ahmad adalah keturunan Sultan Yogya yang dibuang Belanda beserta keluarga dan ditempatkan di kampung katak karena bergerak dalam serikat islam. Beliau dikuburkan di Kerkhof pada bulan Oktober 1930 dalam usia 80 tahun. Dan pada hari Jum’at tanggal 13 Juni 2001 makamnya kembali digali dan dikebumikan di Solo. Pemindahan makam yang ketiga dan keempat dilakukan pada hari Selasa tanggal 28 September 2004 oleh keluarga yang tinggal di Gravenhage dan Zwolle Belanda .melalui Yayasan Makam Kehormatan Belanda (oorlogsgravenstichting), mereka berpredikat pahlawan Belanda yang gugur pada masa pendudukan Facisme Jepang di Indonesia (1942-1945), kedua kerangka jenazah tersebut adalah J. Pattipeilohy yang lahir di Ulat, 23 Januari 1898 dan wafat di Pangkalpinang pada tanggal 6 Juni 1944. Satunya adalah S.Salawany, lahir di Tihalale tanggal 26 September 1915 dan wafat di Pangkalpinang, 10 Juni 1945. Kedua makam tersebut digali untuk kemudian dimakamkan kembali di makam kehormatan Belanda di Menteng Pulo Jakarta.
Sebenarnya Kerkhof telah mendapat perhatian dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi dan Balai Arkeologi Palembang (Balar). Seperti pada tahun 1996 Kerkhof pernah dilakukan pemdokumentasian dan survei situs oleh suaka peninggalan sejarah dan purbakala provinsi Jambi. Kemudian pada tahun 1998 dilakukan pemotretan situs dan cagar budaya di Muntok dan Pangkalpinang, termasuk Kerkhof. Pada tahun yang sama Balar melakukan survey tinggalan arkeologi kolonial di pulau Bangka. Pada tahun 2003 dilakukan kegiatan inventarisasi benda cagar budaya di Belitung dan pemantauan pemeliharaan di Bangka. Survei terakhir yang dilakukan oleh seksi sejarah, dokumentasi, konservasi dan pengembangan budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pangkalpinang pada bulan April 2005.
2.2 Daya tarik dan potensi Kerkhof serta upaya pemerintah untuk mengembangkan daya tarik tersebut
Sebenarnya jika diulas dan diteliti lebih dalam, Kerkhof memiliki banyak daya tarik tersendiri untuk dikenali lebih dalam sebagai tempat bersejarah yang berpotensi menjadi cagar budaya. Beberapa daya tarik tersebut seperti:
- Kerkhof adalah satu-satunya makam belanda yang ada di Pangkalpinang.
- Kerkhof adalah tempat pemakaman yang didalamnya terdapat berbagai makam yang berasal dari berbagai Negara seperti Belanda, Jepang, maupun Indonesia.
- Dalam Kerkhof juga terdapat beragam makam yang berbeda agama seperti, islam dan Kristen.
- Kerkhof sangat strategis untuk menjadi objek wisata sebagai media pembelajaran sejarah karena lokasinya berada di tengah kota.
- Kerkhof termasuk salah satu tempat bersejarah sebagai identitas dan bukti-bukti sejarah kota Pangkalpinang serta peninggalan bersejarah pada masa penguasaan Belanda.
Selain itu dibutuhkan juga upaya dari pemerintah untuk
mengembangkan daya tarik Kherkhof. Beberapa upaya tersebut seperti:
- Melakukan peninjauan kembali kepada Kerkhof sebagai tempat bersejarah yang berpotensi menjadi cagar budaya sebagaimana tercantum dalam UU no 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.
- Merenovasi dan menata kembali pada bagian-bagian yang kurang atau telah rusak tanpa menghilangkan unsur sejarahnya, dengan begitu akan menjadikan Kerkhof sebagai objek wisata untuk media pembelajaran sejarah yang menarik.
- Mengenalkan Kerkhof dan daya tariknya pada masyarakat lokal terutama generasi muda, sehingga mereka akan tertarik dan berminat untuk ikut andil dalam melestarikannya.
2.3 Upaya untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dan kepedulian generasi muda untuk melestarikan Kerkhof
Banyak cara yang dapat menumbuhkan semangat nasionalisme dan kepedulian generasi muda untuk ikut memelihara dan melestarikan Kherkof, seperti:
- Mengetahui dan mengenali Kerkhof lebih dalam sehingga akan timbul semangat nasionalisme dan kepedulian untuk melestarikan Kerhkof.
- Generasi muda dapat ikut serta dalam kegiatan gotong royong untuk membersihkan Kerkhof
- Menyebarluaskan informasi-informasi tentang Kerkhof kepada teman dan orang lain bahwa Kerkhof merupakan media pembelajaran sejarah yang menarik dan penuh dengan ilmu pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kota Pangkalpinang memiliki sejarah yang cukup panjang dilihat dari peninggalan-peninggalan sejarahnya yang masih ada hingga kini, salah satunya Kerkhof. Kerkhof sebagai peninggalan sejarah yang berpotensi menjadi cagar budaya, sebenarnya mempunyai daya tarik tersendiri untuk dijadikan objek wisata sebagai media pembelajaran sejarah. Karena sekarang generasi muda sudah tidak tertarik lagi dengan sesuatu yang berbau sejarah, maka lewat daya tarik peninggalan-peninggalan sejarah tersebut dapat menumbuhkan kembali semangat nasionalisme dan kepedulian generasi muda untuk ikut serta dalam melestarikannya, termasuk Kerkhof. Karena peninggalan-peninggalan sejarah tersebut adalah bukti-bukti sejarah yang mendukung identitas Kota Pangkalpinang dimasa yang akan datang. Jika bukti-bukti sejarah tersebut seperti misalnya Kerkhof punah, maka akan mengurangi identitas Kota Pangkalpinang itu sendiri.
3.2 Saran
Adapun saran untuk semua pihak yang membaca, yaitu:
- Menumbuhkembangkan semangat nasionalisme dan kepedulian untuk memelihara dan melestarikan tempat-tempat bersejarah yang ada di Kota Pangkalpinang termasuk Kerkhof.
- Pemerintah hendaknya melestarikan, memantau kondisi bangunan dan mengembangkan daya tarik dari setiap peninggalan-peninggalan bersejarah agar masyarakat dan generasi muda lebih tertarik untuk ikut melestarikannya.
- Mencantumkan Kerkhof dalam tempat-tempat yang akan dikunjungi dalam tur-tur sejarah agar generasi muda lebih mengenal Kerkhof.
DAFTAR PUSTAKA
Elvian, Akhmad. 2009. Toponim Kota Pangkalpinang. Pangkalpinang:Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga http://ielaiah5itu5.blogspot.com/2009/02/makam-belanda-kerkhof-di-kota.html
http://garasi.in/kerkhof-pemakaman-belanda-di-kota-pangkalpinang.html
narasumber: H. M. Anwar Hambali selaku pemelihara Kerkhof
Lampiran
Gambar 1: Foto salah satu makani di dalam Kerkhof
Gambar 2: Foto kondisi Kerkhof sekarang
Gambar 3: Foto data inventarisasi Kerkhof
Gambar 4: Foto saat wawancara dengan narasumber (H. M. Ahmad Hambali)
Oleh : Megawati Emellia Putri