TACBN di Yogyakarta, Kajian Tidak Hanya Dalam Sidang

0
815
TACBN meninjau Candi Kedulan yang sedang dilakukan pemugaran.
TACBN meninjau Candi Kedulan yang sedang dilakukan pemugaran.

Sidang Kajian Cagar Budaya Peringkat Nasional

Tim Ahli Cagar Budaya Nasional (TACBN) kembali mengadakan Sidang Kajian Cagar Budaya Peringkat Nasional. Sidang yang berlangsung pada 23—26 Agustus 2018 lalu ini diselenggarakan di Rich Jogja Hotel, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Rangkaian kegiatan dimulai pada 23 Agustus 2018 dengan kunjungan ke Situs Liyangan. Situs ini berada di Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta, Sugeng Riyanto, menjelaskan tentang penelitian yang telah dilakukan bekerja sama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah. Situs Liyangan belum pernah dikaji oleh TACBN, tetapi lokasi ini memiliki nilai penting berupa komponen pemukiman masa Mataram Kuna yang kompleks. Temuan-temuan yang terdapat di Liyangan mengindikasikan adanya hunian, peribadatan agama Hindu, dan pertanian.

baca juga

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditpcbm/potensi-arkeologis-situs-liyangan-terus-digali/

Harry Truman Simanjuntak menjelaskan Kompleks Megalitik Batu Gajah yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional.
Harry Truman Simanjuntak saat memberikan penjelasan mengenai Kompleks Megalitik Batu Gajah yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional.

Enam situs Cagar Budaya ditetapkan berperingkat nasional

Dalam sidang kajian kali ini, TACBN menetapkan enam situs cagar budaya peringkat nasional, dan satu struktur cagar budaya peringkat nasional. Empat objek di antaranya berasal dari Provinsi Jawa Tengah. Keempat objek itu adalah Stasiun Solo Jebres, Benteng Pendem, Candi Gunung Wukir, dan Ponten Mangkunegaran VII Kestalan. Objek lain adalah Kompleks Megalitik Batu Gajah di Provinsi Sumatra Utara; Benteng Speelwijk di Provinsi Banten; dan Candi Sambisari di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

baca juga

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditpcbm/kompleks-megalitik-batu-gajah/

Menurut Ari Susetyawati, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta, Candi Sambisari memiliki kesamaan dengan Candi Kedulan yang letaknya berdekatan. Kedua candi ini ditemukan di bawah permukaan tanah, karena tertimbun lahar Gunung Merapi. TACBN pun mengunjungi Candi Kedulan dan Candi Sambisari. Kunjungan kali ini didampingi oleh tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada saat dilakukan kunjungan, TACBN dapat menyaksikan proses pemugaran bagian tubuh Candi Kedulan. Berdasarkan reruntuhan bebatuan, dibuatlah susunan percobaan untuk merekonstruksi bentuk asal Candi Kedulan. Kunjungan berikutnya ke Candi Sambisari. Di canti ini Agus Aris Munandar menjelaskan bahwa bentuk candi ini dahulu bertiang kayu. Hal ini didasarkan atas ditemukannya umpak-umpak di lantai pradaksinapatha. (Ummi Alifah-Sub Direktorat Registrasi Nasional)

Baca juga:

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditpcbm/kebun-raya-bogor-masuk-kajian-tacbn/