Saat Pulantara Memprihatinkan

Di bagian belakang paling ujung, di sebelah timur halaman keraton, terdapat satu bangunan tua berumur lebih dari 400 tahun. Bangunan yang dikelilingi pepohonan rindang itu berdenah persegi panjang dan menghadap ke selatan. Panjangnya ±24,80 meter, lebar ±13 meter, dan tinggi ±9,50 meter. Sebagian dindingnya roboh dan sebagian besar atapnya runtuh. Kondisi kusen-kusen pun sangat memprihatinkan. Bentuknya pun tidak lagi indah, bahkan cenderung menyeramkan. Bangunan itu bernama Pulantara.

Pulantara dibangun tidak lama setelah Keraton Kanoman berdiri kokoh. Didirikan oleh Pangeran Purbaya, putra dari Sultan Mohamad Badrin, sekitar 1600-an Masehi. Awalnya berfungsi sebagai tempat tinggal putra putri Sultan. Namun, sejak didirikan bangunan Kaputren oleh Sultan Kanoman yang ketiga, Sultan Alimudin, bangunan Pulantara tidak lagi difungsinya sebagai tempat tinggal putra-putri Sultan.

Sejak saat itu Pulantara menjadi tempat tinggal para kesatria. Kemudian pada masa Sultan Zulkarnaen, sekitar abad ke-19, bangunan ini difungsikan menjadi tempat penyimpanan benda-benda pusaka untuk upacara Maulid (sumber: di sini).

Gedung Pulantara sebelum direvitalisasi.
Gedung Pulantara sebelum direvitalisasi.

Bangunan yang secara astronomis berada pada koordinat 06°43’37,2” Lintang Selatan dan 108°34’12,1” Bujur Timur, merupakan Bangunan Cagar Budaya yang sangat istimewa. Pulantara merupakan gedung bertingkat pertama pada masa itu di Cirebon. Dibangun dengan teknologi yang boleh dikatakan maju pada masanya. Bangunan berlantai tiga ini dibuat dari susunan bata dengan campuran kapur dan pasir. Atapnya terbuat dari sirap kayu jati. Di lantai dasar terhampar ubin tanah liat berwarna merah berbentuk persegi. Lantai kedua dan ketiga dibuat dari susunan balok dan papan. Jendela-jendela kayu jati yang dilengkapi kisi-kisi berderet di dinding bagian atas.

Gedung Pulantara saat dilakukan revitalisasi.
Gedung Pulantara saat dilakukan revitalisasi.

Sentuhan Revitalisasi

Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman memberikan perhatian besar terhadap kelestarian bangunan ini (baca juga di sini). Bangunan Pulantara yang telah tercatat dalam daftar inventaris Cagar Budaya Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Serang, nomor: 003.02.06.03.94. kini telah selesai dipugar. Tidak hanya bangunan, tetapi juga halamannya ditata, sehingga tampak asri. Kesan menakutkan tidak lagi tampak dari Pulantara.

Dari depan tampak empat pilar berbentuk persegi dan dua pilar kayu yang berada di depan pintu membuat Pulantara begitu indah. Di depannya terdapat satu kolam berdenah segi delapan yang terbuat dari susunan batu andesit.