Potensi Arkeologis LiyanganPotensi arkeologis di Situs Liyangan kali pertama diketahui pada 2000 dengan temuan berupa tatanan lempeng batu di samping rumah Bapak Sucipto yang kemudian dikunjungi oleh Tim Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta. Informasi penemuan beberapa benda kuno oleh penambang pasir di lokasi sekitar 400 meter arah barat daya dari rumah bapak Sucipto pada 2008 yang kemudian ditinjau oleh Balar Yogyakarta pada akhir 2008 dan awal 2009. Hasil peninjauan ini berupa talud batu, batu candi dan beberapa artefak. Pada 2010 Balar Yogyakarta melakukan kegiatan ekskavasi dan survei. Ekskavasi pada struktur talud papan batu di timur candi dan di atasnya dijumpai arang kayu sisa bangunan rumah. Survei sebaran beberapa yoni. Pada 2011 dilakukan penelitian tahap II oleh Balar Yogyakarta Ekskavasi dilakukan pada struktur talud tebing di area sebelah barat sungai, struktur talud boulder di sebelah barat sungai, struktur bagian ujung pagar candi, struktur boulder pada talud papan batu, pagar papan batu di dekat rumah Pak Cipto, temuan komponen candi di sekitar pagar papan batu di dekat rumah Pak Cipto.

Pada 2012, Balar Yogyakarta melakukan penelitian lanjutan, kegiatan ini berhasil menampakkan susunan jalan batu, papan kayu terbakar, papan batu yang pernah rusak dan renovasi, ekskavasi batur no. 3  (batur 5), ekskavasi pada batur 2a (batur 1) dan batur 2b (batur 2). Serta tersingkapnya struktur candi 2 oleh aktivitas penambangan.

Pada 2013 Balar Yogyakarta kembali melakukan penelitian dan berhasil menyingkap menyingkap batur 2d (batur 4), ekskavasi Candi 2, menemukan temuan-temuan lepas yang terdiri atas fragmen rangka manusia tembikar, keramik, batu, dan logam, serta temuan organik berupa jagung, kelapa, pala, kayu, dan kain yang semuanya berupa arang. Pada 2014 Balai Arkeologi Yogyakarta melanjutkan penelitian dengan pembersihan di sekitar temuan arang papan kayu, anyaman bambu, dan batu vullkanik (Riyanto dalam Abbas, 2014: 35-92). Penelitian terakhir yang dilakukan oleh Balar Yogyakarta adalah pada Mei 2015 dengan melakukan penyingkapan pada bagian petirtaan, penemuan fitur lahan pertanian, dan pembuatan manajemen tambang (Laporan Penelitian Balar Yogjakarta, 2015 dan wawancara langsung dengan Bpk. Sugeng Riyanto).

Kegiatan pelestarian telah dilakukan oleh BPCB Jateng pada Situs Liyangan dimulai pada 2010 (masih bernama BP3 Jateng) berupa penggalian penyelematan terhadap beberapa struktur,  sosialisasi tentang nilai penting Situs Liyangan kepada warga Purbosari, khususnya penambang pasir, pemeberian imbalan jasa kepada penemu dan pemilik lahan,  pemantauan secara berkala, pengamanan temuan, pemasangan papan pembudayaan. Pada 2011, BPCB Jateng melakukan kegiatan penggalian penyelematan temuan struktur pagar candi dan trap tangga sebelah timur laut candi, pengangkatan 1 orang tenaga satpam, pemantauan secara berkala, dan pengamanan temuan. Kemudian, pada 2012 BPCB Jateng melakukan kegiatan pembuatan werkeet, pemantauan secara berkala, dan pengamanan temuan. Pada  2013 BPCB Jateng melakukan kegiatan penyelamatan temuan demgan sasaran menampakkan batur yang berada di sebelah barat Candi 1, melacak terusan jalan boulder ke arah timur, dan melacak kedalaman struktur candi sebelah timur laut. Selain itu, dilakukan juga kegiatan pemberian imbalan jasa kepada penemu, pembuatan pos jaga, pendataan Cagar Budaya tak bergerak dan pendataan temuan lepas. Kegiatan lainnya adalah pembebasan tanah seluas 7.760 m2. Pada 2014 BPCB Jateng melakukan kegiatan penyingkapan material vulkanik yang mengubur situs di areal sebelah utara, menggali terusan jalan boulder sebelah timur laut, menampakkan talud boulder sebelah tenggara, pemberian imbalan jasa kepada penemu, pengangkatan 1 orang satpam, penyusunan naskah kajian Situs Liangan, pembebasan tanah seluas 8.129 m2, inventarisasi temuan lepas dan penilaian cagar budaya (materi presentasi BPCB Jateng, 2015).

Selain kedua instansi yang telah disebutkan di atas, kegiatan pelestarian Situs Liangan juga telah dilakukan oleh Balai Konservasi (BK) Borobudur. Dimulai pada 2013 dengan kegiatan konservasi material artefak arang berupa perendaman dalam PEG 400 (20% sampai 40%), konsolidan Paraloid (B-72) 5 %, dan pengolesan PEG 20%. Pada 2014 BK Borobudur melakukan kegiatan perencanaan untuk mengetahui kondisi lingkungan situs secara umum, untuk mengetahui metode konsolidasi temuan material arang dengan dengan bahan PEG, epoxy, dan paraloid serta penerapannya di laboratorium dan lapangan, untuk mengetahui metode konservasi terhadap material temuan lain misalnya keramik, gerabah, batu, logam, dll, serta untuk mengetahui metode konservasi lingkungan pendukung situs (tebing, talud, drainase, vegetasi, dan unsur ligkungan lainnya). Pada 2015, BK Borobudur melakukan kegiatan survei kerusakan dan pelapukan pada situs dan lingkungannya, mengidentifikasi faktor penyebab kerusakan, membuat proyeksi perencanaan penaganan konservasi situs dan material (materi presentase BK Borobudur, 2015). (Albert&Tim)

Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Yogyakarta

No INSTANSI TAHUN KEGIATAN HASIL
1. Balar Yogyakarta 2000 Ekskavasi Menyingkap tatanan lempeng batu (jalan kuno dan betengan/talud blok batu)
2. Balar Yogyakarta 2009 Survei Temuan Talud blok batu, batu candi, fragmen artefak
3. Balar Yogyakarta 2010 Survei dan Ekskavasi Menyingkap struktur talud papan batu di timur candi dan arang kayu (sisa bangunan rumah dan) dan sebaran yoni di sisi selatan (lereng bukit)
4. Balar Yogyakarta 2011 Survei dan Ekskavasi Ujung pagar candi dan terusan struktur talud bongkahan batu (boulder) dan temuan arca nandi Liangan, ganesha Piyudan, nandi Limbangan, dan candi Kramat.
5. Balar Yogyakarta 2012 Ekskavasi Penyingkapan jalan batu, batur, talud boulder, arang sisa komponen bangunan
6. Balar Yogyakarta 2013 Ekskavasi, pembuatan fasilitas penerangan Talud boulder, batur,  pagar papan batu, dan batur, temuan fragmen artefak, dua (2) lampu tenaga surya
7. Balar Yogyakarta 2014 Ekskavasi dan Konservasi Tangga batu, tangga boulder, tangga blok batu, talud boulder, petirtaan, temuan fitur arang, artefak keramik, tembikar, batu, dan logam

 

Kegiatan pelestarian yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah

No INTANSI TAHUN KEGIATAN HASIL
1 BPCB Jateng 2010 Ekskavasi penyelamatan, sosialisasi, Struktur batu candi  berdenah segi empat  (5,35 m x 5,32 m), yang di tengahnya  terdapat  Yoni, Pengangkatan juru pelihara
2. BPCB Jateng 2011 Ekskavasi penyelamatan, sosialisasi Struktur tatanan batu persegi yang  berada di sebelah timur laut candi,pengangkatan tenaga keamanan
3. BPCB Jateng 2012 Pembuatan fasilitas pelindungan, Pemantauan berkala Pembuatan pos satpam, lampu penerangan, struktur balok batu yang tersusun rapi yang terletak di sebelah barat laut temuan candi tahun 2009, pengangkatan juru pelihara, pengamanan temuan cagar budaya bergerak
4. BPCB Jateng 2013 Ekskavasi penyelamatan, pembuatan fasilitas pelindungan, pemberian imbalan jasa  temuan, Pembebasan tanah, pendataan temuan cagar budaya bergerak dan tidak bergerak Menampakkan jalan boulder, temuan artefak lepas,1 orang juru pelihara, pos jaga, tanah seluas 7760 m²,
5. BPCB Jateng 2014 Ekskavasi penyelamatan, pemberian imbalan jasa, pembebasan tanah, pengamanan temuan cagar budaya bergerak, pendataan temuan cagar budaya bergerak, pengangkatan juru pelihara dan tenaga keamanan, pembuatan fasilitas penerangan Penyingkapan struktur talud selasar ke arah barat laut, tangga naik menuju halaman II, tanah seluas 8.129 m2, satu (1) orang satpam dan dua (2) orang juru pelihara situs, empat (4) buah lampu tenaga surya.

 

6 BPCB Jateng 2015 Rencana pembebasan lahan Lahan yang akan dibebaskan diprioritaskan pada zona inti seluas 10.730 M2