Museum “Siwalima” Beratap Baru

0
2201

IMG_20150430_101912-Museum SiwalimaUsu Mae Upu” yang berarti “Mari silakan masuk” seolah menyambut pengunjung yang datang di museum ini. Kalimat yang ramah tersebut dapat dijumpai saat mememasuki gedung koleksi Etnografi di Museum yang terletak di kawasan Taman Makmur, Desa Amahusu, Kecamatan Nusaniwe, kota Ambon, Provinsi Maluku. Museum yang didirikan pada 8 November 1973 dan diresmikan pada 26 Maret 1977 bernama Museum Provinsi Maluku “Siwalima”, atau lebih dikenal dengan Museum Siwalima. Lokasi bangunan ini berada di atas bukit yang rindang dan menghadap ke Teluk Ambon yang indah. Dari Kota Ambon dapat ditempuh dengan jarak sekitar 5 kilometer.

Kata Siwalima berasal dari dua kata, yakni ‘siwa’ dan ‘lima’. Siwa berarti sembilan yang diambil dari kata ‘Ulisiwa’ yang bermakna kumpulan 9 kerajaan di wilayah selatan Maluku. Kata ‘lima’ berarti lima diambil dari kata Patalima yang bermakna kumpulan 5 kerajaan di wilayah utara Maluku.

Saat dilakukan Pemantauan dan Evaluasi di Museum Siwalima pada Kamis, 30 April 2015 kami mendapat kesempatan untuk dapat melihat sebagian koleksi museum ini, yaitu koleksi pakaian adat Nusantara, dan koleksi etnografi. Pada kesempatan ini kami ditemani dengan ramah oleh kepala Museum Siwalima, Dra. Jean Esther Saija. M.Hum. dan beberapa stafnya. Ibu Jean, begitu kami memanggilnya, memandu kami dari satu gedung ke gedung lainnya. Museum ini memiliki areal yang cukup luas dengan kontur berbukit, sehingga di dalamnya terdapat jalan yang berkelok untuk menghubungkan antara gedung satu dengan gedung lainnya. 
IMG_20150430_102030-Museum SiwalimaGedung Koleksi Kelautan Museum Siwalima bagian atapnya baru saja selesai diperbaiki pada 2014. Perbaikan atap Gedung Koleksi Kelautan ini menggunakan dana Tugas Pembantuan APBN 2014 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat  Jenderal Kebudayaan. Pada 2015 Museum Siwalima mendapatkan lagi dana Tugas Pembantuan APBN 2015 untuk penataaan koleksi Gedung Koleksi Kelautan.IMG_20150430_102017-Museum Siwalima

Sebenarnya revitalisasi Museum Siwalima pada 2014 yang seharusnya digunakan untuk tata pamer dialihkan untuk perbaikan atap dan plafon Gedung Koleksi Kelautan. Oleh karena kondisi atap yang rusak, sehingga jika tetap dilakukan revitalisasai tata pamer, maka akan sia-sia.

IMG_20150430_102224-Museum Siwalima
Kondisi vitrin yang rusak dan perlu diganti.

Pada 2014, Museum Siwalima memperbaiki atap Gedung Koleksi Kelautan dengan atap yang lebih baik dan rangka baja ringan. Penggantian rangka atap dengan bahan baja ringan ini untuk mengatisipasi kerusakan yang terjadi pada kerangka atap sebelumnya, yaitu rusak karena faktor biologis, terutama rayap.

Perlu diketahui bahwa lokasi museum ini berada di lokasi yang sekelilingnya terdapat tanah yang subur dengan vegetasi yang sangat rimbun dan sejuk. Kondisi ini sangat memungkinkan rayap sangat nyaman untuk hidup di lingkungan museum ini. Rayap juga tidak  hanya merusak kerangka atap, tetapi juga vitrin-vitrin yang terbuat dari triplex. (Ivan Efendi)