Museum Posmodern

0
1824

Pada pertengahan abad ke-20 museum modern mulai mengambil bentuk baru. Pada saat itu budaya konsumen telah memperoleh tingkat kesadaran diri yang tinggi. Gagasan tentang “diri”, yang dibentuk oleh pengalaman individu, seolah menjadi pupuk dan menumbuhkan cara baru dalam berpikir tentang museum. Yang muncul adalah fokus pada pelanggan, pemahaman yang lebih dalam terhadap audien dan memenuhi kebutuhan audien. Museum post-modern (posmodern) menekankan pada pengguna, pendidikan, relevansi dan aksesibilitas. Bahkan museum pormodern ini sering digambarkan sebagai tempat belajar seumur hidup, dan sebagai tambahan untuk pendidikan yang lebih formal di sekolah-sekolah.

Berbeda dengan museum modern, yang mungkin ditandai oleh pedagogi didaktis, belajar di museum posmodern adalah pengalaman dengan gaya belajar yang berbeda. Museum posmodern lebih mengandalkan pada makna yang diproduksi oleh pengunjung melalui keterlibatan interaktif. Seperti yang diungkapkan oleh Eilean Hooper-Greenhill bahwa “makna diproduksi oleh pengunjung museum dari sudut pandang mereka sendiri, dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki…”. Maka dalam museum posmodern psikologi sosial modern dan teori pendidikan konstruktivis berlaku.

Disarikan dari berbagai sumber