Berawal dari Balai Penyelematan
Museum yang awalnya Balai Penyelamatan ini berada di Jalan Soekarno-Hatta No. 210, Malang. Balai Penyelamatan ini dahulu berfungsi untuk menyimpan dan merawat benda-benda koleksi yang mengandung nilai sejarah dan budaya. Terutama yang berhubungan dengan pertumbuhan kota Malang sejak abad VIII M sampai 1950-an. Kemudian benda-benda tersebut dititipkan di DPU Jalan Halmahera, lalu dititipkan lagi di Taman Rekreasi Senaputera.
Pada 2001, Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Pendidikan mengumpulkan benda purbakala yang ada di Kota Malang. Kemudian benda-benda bersejarah itu dikumpulkan dan sisimpan di gedung bekas SDN Mojolangu 2 Malang. Setelah itu Gedung Balai Penyelamatan Benda Purbakala ini dinamakan ‘Mpu Purwa’. Nama ini diambil dari seorang tokoh religius masyarakat Jawa Kuno. Ia hidup sekitar abad XII Masehi di Desa Panawijen, sebelah timur lereng Gunung Kawi (sekarang Kelurahan Polowijen, Kota Malang).
Dipilihnya Sosok Mpu Purwa kerana ia adalah cikal bakal raja-raja besar seperti Kertanegara dari Singasari, dan Hayam Wuruk dari Majapahit. Anak Mpu Purwa, Ken Dedes adalah sumber keturunan raja-raja tersebut. Diharapkan Balai Penyelamatan tersebut mampu memberikan sumbangan berupa visual sejarah. Untuk memotivasi nilai-nilai budi pekerti, seperti Mpu Purwa, terhadap masyarakat Kota Malang.
Revitalisasi melalui Tugas Pembantuan
Museum Mpu Purwa mendapatkan dana untuk revitaliasi museum melalui Tugas Pembantuan pada 2014 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan. Kegiatan revitalisasi Museum Mpur Purwa pada 2014 ini difokuskan pada penambahan lantai (menjadi dua lantai), penggantian genting (atap), pembuatan tangga, dan pembautan/penggantian kusen.
Pada 2015 museum ini mendapatkan lagi Dana Tugas Pembantuan. Dana ini akan digunakan untuk pengembangan gedung pameran, pembuatan ruang alat karawitan sebagai media belajar, dan panggung terbuka untuk pagelaran seni. Dana ini juga akan digunakan untuk pembuatan ruang serbaguna untuk kegiatan pameran lukisan keris, dan ruang theater untuk pemutaran rekaman persitiwa sejarah. Selain itu, rencananya dana Tugas Pembantuan ini juga akan digunakan untuk pembuatan gedung penyimpanan koleksi, ruangan perpustakaan, kantin, toilet umum dan difabel, tempat souvenir, pos penjagaan, parkir dan pagar depan. (Ivan Efendi)
Baca juga: Museum Mpu Purwa telah resmi