Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia sejak tahun lalu membuat ruang publik ditutup karena adanya pembatasan aktivitas masyarakat di luar rumah. Kegiatan bekerja hingga belajar pun dilakukan secara daring karena adanya peraturan menjaga jarak dan pembatasan aktivitas membuat tempat-tempat publik terpaksa tidak menerima pengunjung, seperti restoran, perpustakaan, dan juga museum.
Museum sebagai lembaga yang salah satu fungsinya adalah mengomunikasikan koleksinya kepada masyarakat harus mencari cara untuk bisa tetap berjalan. Museum dipaksa untuk mencari cara agar masyarakat dapat berkunjung ke museum tanpa harus keluar rumah. Beberapa museum di Indonesia membuat rencana untuk melakukan tur atau kunjungan daring yang dipandu oleh edukator melalui aplikasi zoom atau aplikasi lainnya.
Tidak mau ketinggalan, Museum Batik Indonesia juga membuat kunjungan daring yang dilaksanakan pada 7 Juli dan 14 Juli 2021 dengan tujuan memperkenalkan Museum Batik Indonesia kepada umum. Kegiatan ini dilaksanakan pada masa liburan sekolah dan PPKM darurat untuk memfasilitasi masyarakat yang ingin berkunjung ke Museum Batik Indonesia tanpa harus keluar rumah dan khawatir karena pandemi COVID-19. Target pengunjung mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Kunjungan daring ini diikuti oleh beragam kalangan, seperti SD Pangudi Luhur, SDN Jatiranggon, SMP Marsudirini Parung, Komite SMPN 3 Depok, Akademi Seni Rupa dan Desain “ISWI” Jakarta, SMA Abu Bakar Boarding School Kulonprogo DIY, SMP St Bellarminus, SD Regina Pacis Bogor, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Kota Tomohon, Museum Kepresidenan Balai Kirti, Impala UB, Suryaputranta Batik, Media Indonesia, UMKM Salatiga, Universitas Sriwijaya, dan SD BPK Penabur. Informasi mengenai kunjungan didapatkan dari keluarga, teman, sampai media sosial.
Kegiatan kunjungan daring dimulai dengan pembukaan dari edukator Museum Batik Indonesia. Setelah itu dilanjutkan dengan berkeliling Museum Batik Indonesia menggunakan tayangan video.
Setelah berkeliling, peserta diajak untuk menggambar motif batik Kawung. Motif ini dipilih karena bentuknya yang mudah digambar dan diingat, tapi memiliki makna yang sangat mendalam. Motif kawung memiliki makna kesempurnaan, kemurnian, dan kesucian. Pembuatan motif batik di kertas ini tidak hanya diikuti oleh anak-anak, tetapi juga peserta dewasa. Setelah selesai pembuatan motif batik, peserta diminta untuk mengunggah karyanya ke media sosial masing-masing dan menandai Museum Batik Indonesia. Kegiatan ditutup dengan melakukan foto bersama.
Untuk mengikuti kegiatan kunjungan daring selanjutnya, dapat menghubungi Museum Batik Indonesia melalui nomor WhatsApp 081212269092 atau mengunjungi media sosial Instagram @Mbatik.In.