Begini Kondisi Perahu Kuna yang Pernah Terpendam Ratusan Tahun di Pantai Rembang

0
3846
Perahu kuna Punjulharjo-Rembang.
Perahu kuna Punjulharjo-Rembang.

Perahu Kuna Punjulharjo

Kondisi Perahu Kuna Punjulharjo yang rapuh itu kini seperti terlahir kembali. Perahu kuna itu ditemukan pada Juli 2008. Oleh seorang penduduk Desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang (Jawa  Tengah). Saat sedang menggali tanah di pantai untuk membuat tambak garam. Perahu yang berukuran panjang 17,9 meter dan lebar 5,6 meter ini ditemukan di kedalaman 2 meter. Dengan posisi membujur timur barat. Analisis radiokarbon terhadap sampel tali ijuk perahu di Beta Analytic Radiocarbon Laboratory, Miami, Florida, USA, menunjukkan bahwa perahu kuno itu berasal dari abad ke-7–8 Masehi.

Perahu kuna Punjulharjo merupakan temuan yang sangat penting. Selain umurnya yang tua, juga satu-satunya perahu kuno yang pernah ditemukan di Indonesia. Bahkan di Aisa Tenggara, dengan kondisi yang relatif utuh. Ukurannya yang besar menyiratkan bahwa perahu itu digunakan untuk keperluan pelayaran jarak jauh.

Rancana Pelestarian

Untuk melestarikan temuan yang sangat berharga ini, pada 2011 Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (Dit. PCBM) melakukan penyusunan naskah penanganan/konservasi Perahu Kuno Rembang. Naskah ini berisi rencana kerja konservasi perahu kuno Rembang dari mulai tahap pra penanganan sampai tahap pasca konservasi. Pada 2012, Dit. PCBM melakukan pra-penanganan konservasi perahu kuno dengan mempersiapkan lingkungannya. Agar siap untuk dilakukan kegiatan konservasi, serta persiapan sarana dan prasarana konservasi. Dalam tahap ini dilakukan pembuatan tanggul penahan air pasang; pembuatan tanggul pengaman erosi; pembuatan bengkel kerja; dan pengadaan alat-alat konservasi.

Kondisi perahu saat ditemukan pada 2008.
Kondisi perahu saat ditemukan pada 2008.

Konservasi

Pada 2013 dibuat mangkuk perendaman untuk melakukan konservasi perahu secara in-situ. Selanjutnya pada 2014 dilakukan desalinasi dan treatmen dengan menggunakan fungisida. Pada 2015 dilakukan perendaman perahu kuno menggunakan larutan PEG 400 tahap awal (mulai konsentrasi 9% sampai mencapai konsentrasi 20%). Fungsi PEG 400 adalah untuk mengeluarkan kelebihan air yang terkandung dalam sel-sel kayu kayu dan menggantikankannya dengan larutan PEG 400.

Pada 2016 dilakukan perendaman perahu kuno dengan menggunakan larutan PEG 400 tahap lanjut (mulai konsentrasi 20% hingga mencapai konsentrasi 40%). Untuk menghemat penggunaan PEG 4000, maka pada 2017 tim peneliti melakukan modifikasi mangkuk perendaman. Dengan cara memasang sekoci yang terbuat dari rangka besi dan multiplek serta dilapisi fiber berukuran 14m3 di tengah-tengah perahu. Modifikasi dilakukan karena pada pertengahan 2016 mangkuk perendaman mengalami kebocoran di bagian dasar lambung perahu. Kemudian dilakukan perbaikan dengan menambal bagian yang bocor menggunakan bahan tertentu. Proses perbaikan mangkuk cukup rumit karena harus dilakukan dengan melepas papan-papan perahu kemudian merekonstruksinya kembali. Baca di sini

Pada akhir 2016, kembali terjadi kebocoran mangkuk. Sebagai solusi untuk mengatasi permasalahannya, dan berdasarkan pengamatan bahwa kayu-kayu perahu sudah mulai kuat, maka diputuskan untuk membongkar kembali papan-papan kayu. Kemudian direndam kembali dengan PEG 400 dalam bak perendaman sementara. Lalu akan direkonstruksi di atas support permanent yang tebuat dari beton. Setelah itu dilanjutkan dengan treatment menggunakan PEG 4000.

Kemudian membuat rangkaian instalasi panas, yang berfungsi untuk menghangatkan larutan PEG 4000 pada perendaman yang dilakukan pada 2017. Dengan cara memasang pipa-pipa di dalam larutan yang dialiri air panas, yang disirkulasi menggunakan pompa air. Untuk memanaskan air dibuatkan bak (heating pool) yang dipanasi menggunakan coil. Baca di sini Fungsi PEG 4000 adalah untuk memperkuat struktur kayu sehingga kayu dapat diekspose. Pada tahun ini juga dibuat papan informasi di sepanjang koridor cungkup perahu kuno.

Pada awalnya treatment dengan PEG 4000 akan dilakukan dengan metode perendaman dalam mangkuk yang sudah dilengkapi sekoci. Akan tetapi berdasarkian pertimbangan bahwa kebocoran mangkuk yang terjadi sudah tidak memungkinkan untuk diperbaiki, dan bahwa kayu perahu sudah cukup kuat, maka treatment PEG 4000 dilakukan dengan hanya mengolesnya saja.

Pemeliharaan dan Pentaan

Kemudian akan dilakukan treatment menggunakan larutan PEG 4000, dan perbaikan cungkup pelindung perahu yang representatif dan memenuhi syarat pemeliharaan perahunya. Cungkup dibangun di lokasi asli perahu, dengan konsep terbuka (outdoor).

Pada 2018 akan dilakukan finishing dengan membersihkan papan-papan kayu dari kemunkinan adanya bahan konservan yang masih menempel. Penataan lingkungan situs juga dilakukan agar nyaman untuk dikunjungi. Selain itu juga akan dibuat buku mengenai konservasi perahu, dan penambahan media informasi di dalam cungkup. Pemantauan berkala juga akan dilakukan untuk menjaga kondisi perahu tetap baik. (Renny Amelia)