Candi Padangroco
Kompleks Candi Padangroco terletak di daerah aliran Sungai Batanghari (+160 meter dpl). Berada di Jorong Sungai Langsat (Sei Langsek). Sebelum ada pemekaran termasuk Kabupaten Sawahlunto-Sijunjung. Sekarang berada di Desa Nagari Siguntur, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Propinsi Sumatera Barat.
Keberadaan candi di Padangroco kali pertama dilaporkan oleh Verkerk Pistorius. Saat ia mengadakan penelitian kepurbakalaan di daerah aliran Sungai Batanghari pada awal 1860-an. Pada 1909 L.C. Westenenk mengadakan survei dan pemetaan di daerah Padangroco. Ia menemukan kembali sisa-sisa bangunan bata tersebut. Temuan-temuan dari daerah Sumatra ini dikemukakan pula oleh Westenenk. Ia menuliskannya dalam “De Hindoe-Javanen in Midden en Zuid- Sumatra”. Tulisan itu dimuat dalam Handelingen van het Eerste Congress voor de Taal-, Land- en Vokenkunde van Java. Kongres diadakan di Solo pada Desember 1919. Dalam tulisannya disebutkan bahwa di daerah Padangroco terdapat sisa-sisa bangunan candi bata berbentuk gundukan. Gundukan itu oleh penduduk setempat disebut munggu. Keberadaan peninggalan-peninggalan arkeologi di daerah hulu Batanghari ini dilaporkan kembali oleh F.M. Schnitger dalam bukunya yang berjudul The Archaeology of Hindoo Sumatra (1937).
Pada 1991 Pusat Penelitian Arkeologi Nasional mengadakan peneitian epigrafi dan arsitektur di daerah Provinsi Sumatera Barat. Penelitian tersebut kemudian dilanjutkan dengan survei pendataan arkeologi DAS Batanghari, dan ekskavasi Candi Sungai Langsat (Candi Padangroco). Kegiatan itu dilakukan Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala (SPSP) Provinsi Sumatera Barat dan Riau pada Februari 1992. Pada Mei 2014 situs itu ditinjau dan didata ulang oleh tim Pusat Arkeologi Nasional yang sedang mengadakan penelitian di daerah Rao, di Kabupaten Pasaman.
Kompleks Candi Padangroco secara keseluruhan terdiri atas empat candi, tiga di antaranya telah selesai digali dan dipugar. Candi-candi tersebut adalah Candi Padangroco I, Candi Padangroco II dan Candi Padangroco III.
Candi Padangroco I
Candi Padangroco merupakan candi yang terbesar dibandingkan dengan tiga candi yang lainnya. Bentuk denahnya bujursangkar dengan ukuran 21 x 21 meter. Tinggi struktur bata di bagian sisi kaki candi yang tersisa sekitar 90 cm dan terdiri atas 22–26 lapis bata. Di bagian tengah yang berisi tanah urugan berketinggian sekitar 3 meter. Kaki candi dibangun di atas lapisan fondasi setebal 80 cm. Strukturnya terdiri dari campuran pasir dengan kerikil dan kerakal batu.
Arah orientasi candi ini baratdaya-timurlaut dengan azimut 30º dari arah utara-selatan. Candi Padangroco I mempunyai tangga yang terletak di sisi kaki candi baratdaya. Candi tersebut sekarang sudah dipugar.
Candi Padangroco II
Candi Padangroco II merupakan candi perwara dari Candi Padangroco I. Kaki candinya berdenah bujursangkar, berukuran 4,40 x 4,40 m. Candi tersebut mempunyai satu tangga di sisi baratdaya, menghadap ke arah Candi Padangroco I. Tinggi kakinya yang tersisa 1,28 m. Sekarang telah dipugar.
Candi Padangroco III
Candi Padangroco III bentuknya memanjang pada arah baratdaya-timurlaut dengan azimut sekitar 10º dari arah utara-selatan. Bangunan ini diduga terdiri atas dua bangunan. Pertama adalah candi yang berdenah bujursangkar dengan ukuran sekitar 8,50 x 8,50 m. Kedua adalah maṇḍapa yang berdenah empat persegi panjang berukuran sekitar 13,50 x 8,50 m. Kedua bangunan itu secara keseluruhan seolah menyatu, berukuran sekitar 22 x 8,50 m. Namun, pada kedua bangunan tersebut tidak tampak adanya sisa tangga atau pintu, yang seharusnya terletak di sisi baratdaya.
Baja juga Candi Pulausawah
Sumber:
Hasan Djafar, 2014. “Kompleks Candi Padangroco” dalam Wiwin Djuwita Sudjana Ramelan (ed.), Candi Indonesia Seri Sumatera, Kalimantan, Bali, Sumbawa, Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hlm. 91–92.