Pengukuran Kapal Besi di Setahas
Irawan dan Ahmad saat melakukan pengukuran “Kapal Besi” di Situs Setahas.

Sekitar pukul 14 (22 Mei 2015) tim survei dan pemetaan Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman menuju dermaga untuk melakukan survei. Lokasi survei ini oleh penduduk disebut “kapal besi”. Perjalanan di sekitar Teluk Buton ini memakan waktu sekitar 1 jam. Saat itu cuaca cukup cerah dan arus pun terlihat tenang. Setelah sampai di lokasi yang tidak terlalu dalam, tim melakukan snorkling untuk melihat kondisi di sekitar kapal. Bagian kapal besi itu bahkan ada yang terlihat di permukaan laut. Saya pun memutuskan untuk melakuan snorkling, sebelumnya menggunakan wetsuit, sepatu, fin, masker dan snorkel. Setelah giant step langsung melakukan adaptasi, membetulkan masker yang terlalu longgar. Tidak lupa kamera siap untuk melakukan aksinya. Titik merekaman awal adalah bagian kapal besi yang menyembul ke permukaan laut. Kemudian menyusuri sisi kiri kapal menuju buritan.

Saya menduga kapal ini berukuran kecil saja, tetapi setelah ditelusuri, cukup lelah juga untuk sampai di ujung buritan kapal. Apalagi untuk menuju buritan ini menantang arus. Setelah sampai di bagian lunas kapal yang mengerucut saya memutuskan untuk putar balik menuju sisi yang berlawanan  menuju bagian kapal yang menyembul. Perekaman sisi ini lebih mudah karena mengikuti arus. Sesampainya di bagian kapal yang menyembul terlihat ada bagian yang membulat yang cukup besar. Karena cukup lelah saya memutuskan untuk menyelasaikan perekaman. Survei dan pemetaan kali ini selesai pada pukul 16.45 dan sampai di dermaga sekitar 17.45.

Pendokumentasian Kapal Besi Setahas
Henri saat melakukan pendokumentasian “Kapal Besi” di Situs Setahas.

Survei dilanjutkan keesokan harinya. Kali ini dilakukan penyelaman untuk melihat lebih dalam kondisi kapal. Selain itu dilakukan juga pengukuran. Setelah dilakukan pengukuran, dapat diketahui panjang kapal sekitar 138 m dengan lebar 22 m. Di ujung buritan kapal terdapat baling-baling yang berukuran cukup besar. Bilah baling-baling berukurang hampir 2 m. Pada saat briefing pada malam harinya, kami mengundang penduduk setempat. Dari merekalah diketahui bahwa lokasi kapal besi ini bernama Setahas. Maka dari itu kami menamakan situs ini “Situs Setahas”.

Informasi sementara yang kami dapat dari penduduk tentang kapal besi ini adalah kapal Rusia yang ditembak oleh pasukan Jepang. Besi yang timbul di permukaan adalah bagian  mesin,. letaknya sekitar 80 m ke buritan, dengan lebar sekitar 80 cm. Kapal itu bukan tangker, tetapi seperti tongkang yang memiliki penggerak sendiri.  Di dalamnya ada main hole sendiri. Kondisi haluan sudah hancur dan patah. Pada 1/3 buritan ada bagian pendingin mesin. Sebelah kanan terlihat piston mesin yang berukuran besar.

Lingkungan di sekitar kapal besi adalah karang yang tumbuh homogen seperti soft coral. Karang itu tumbuh sebelum kapal itu tenggelam. Laut natuna yang berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan, adalah bioral, yaitu satu hari sekali pasang dan sekali surut. Kondisi ini sangatlah berbahaya, pada masa surut akan ada arus di sepanjang pantai. Pola arus ini juga berpengaruh pada pertumbuhan karang di sekitar kapal tenggelam. (Ivan Efendi)