Impregnasi dan Stabilisasi Cagar Budaya Bawah Air

0
3083

Pengangkatan Cagar Budaya Bawah Air—terutama yang berbahan kayu—secara langsung dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Oleh karena itu proses impregnasi dan stabilisasi diperlukan. Impregnasi adalah proses memasukkan material ke dalam struktur sel kayu, sehingga sel kayu menjadi terisi. Prinsipnya adalah menggantikan air yang berada dalam sel kayu dengan bahan lain yang sekaligus sebagai bahan penguat. Beberapa jenis bahan dapat digunakan untuk impregnasi dan stabilisasi, antara lain: PEG (Poly Ethylen Glyco), Sakarida (gula) dan.

Perahu Kuna Punjulharjo-Rembang
Perahu kuna, yang ditemukan di Desa Punjulharjo, Rembang, Jawa Tengah, yang berasal dari abad ke-7 tengah dikonservasi.

Bahan PEG merpakan bahan yang paling umum digunakan dalam impregnasi kayu bawah air. PEG adalah polimer, yaitu molekul yang tersusun atas unit-unit molekul polimer yang tersambung satu sama lain sehingga membentuk rantai. Panjang pendeknya rantai menentukan sifat bahan. PEG yang umum digunakan adalah PEG 400, PEG 1000, dan PEG 4000. Angka di belakangnya menunjukkan panjang pendeknya rantai polimer. PEG 400 berbentuk cairan, PEG 1000 berbentuk pasta kental, dan PEG 4000 berbentuk padat. Semakin panjang rantai polimer semakin besar ukuran molekulnya, dan semakin kuat sifat penguatannya. Meskipun PEG 4000 paling kuat, tetapi ukurannya yang terlalu besar menyebabkan penetrasi ke dalam sel kayu menjadi lebih sulit. Selain itu PEG 4000 harus dijaga pada suhu minimal 60 derajat Celcius agar tetap larut.

PEG 400 merupakan bahan yang paling sering digunakan, di samping kombinasinya dengan PEG lainnya. Metode kombinasi yang umum adalah dengan impregnasi menggunakan PEG 400, kemudian dilanjutkan dengan PEG 1000 dan PEG 4000 atau langsung dilanjutkan dengan PEG 4000.

Impregnasi dengan PEG cocok untuk Cagar Budaya Bawah Air yang berukuran besar, karena impregnasi dengan PEG dilakukan dengan cara perendaman. Metode yang dilakukan relatif sederhana, yaitu dengan merendam Cagar Budaya Bawah Air dengan PEG yang dilarutkan dalam air. Perendaman dilakukan pada waktu yang lama dengan meningkatkan kadar PEG secara bertahap.

Sumber:

Nahar Cahyandaru, 2012, “Teknik Konservasi Perahu Kuna Punjulharjo Rembang”, dalam Varuna, Vol. 6/2012