Gedung Juang Tambun, Saksi Sejarah di Bekasi

0
11901
Gedung Juang Tambun-Bekasi-1
Selain menyimpan nilai sejarah, Gedung Juang pernah digunakan dalam pembuatan film perjuangan berjudul "Lebak Membara" (1982), yang dibintangi George Rudy.

Compradoric milik keluarga Khouw van Tamboen 

Landhuis Tamboen yang sekarang dikenal dengan Gedung Juang merupakan salah satu bangunan bersejarah di Kabupaten Bekasi. Gedung ini dibangun dengan campuran gaya Eropa dan Tionghoa. Perpaduan gaya ini disebut dengan compradoric. Berkembang menjelang akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Landhuis Tamboen yang juga dikenal dengan nama Gedung Tinggi dibangun pada awal abad ke-20 oleh keluarga Khouw van Tamboen. Pembangunan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan pada 1906 hingga 1910. Pembangunan tahap kedua dilakukan pada 1925.

Gedung Juang Tambun-Bekasi-2
Tangga utama dilapisi dengan marmer dan hiasan keramik bermotif tumbuhan di dinding.

Sampai saat ini bentuk bangunannya tidak banyak berubah. Bangunan utamanya terdiri atas dua lantai. Di lantai pertama masih dapat ditemui tegel asli dan dinding yang dilapisi keramik berhias. Lantai pertama dan kedua dihubungkan dengan tangga yang dilapisi marmer. Di bawah tangga terdapat bekas pintu yang diduga sebagai pintu masuk ke ruang bawah tanah. Akan tetapi, pintu ini sudah ditutup secara permanen. Seperti di lantai pertama, tegel di lantai kedua juga masih asli. Plafon asli lantai dua sudah rusak, dan diganti plafon baru. Penggantian plafon dilakukan saat renovasi gedung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi pada 2017 lalu.

Atap tumpang yang unik

Gedung Juang Tambun mempunyai bentuk atap yang unik. Atapnya merupakan modifikasi dari atap tumpang. Selain berfungsi sebagai ventilasi udara, atap ini juga difungsikan sebagai tempat masuknya cahaya ke dalam bangunan.

Gedung Juang Tambun-Bekasi-3
Salah satu bangunan di sebelah Barat bangunan utama, ada angka tahun 1910.

Di sekitar bangunan utama, terdapat empat bangunan lain yang ukurannya lebih kecil daripada bangunan utama. Tiga bangunan terletak di sebelah Timur, dan satu bangunan lainnya terletak di sebelah Barat. Satu bangunan di sebelah timur saat ini difungsikan sebagai museum mini. Di dalamnya terdapat berbagai koleksi yang terkait dengan sejarah Bekasi.

Dua bangunan lainnya dibiarkan kosong. Bahkan salah bangunan tersebut saat ini tampak tidak terawat. Sementara itu, bangunan di sebelah Barat difungsikan sebagai kantor Lembaga Veteran Republik Indonesia. Di halaman bagian depan, terdapat tugu berdenah segi lima. Tugu ini mempunyai lima panil yang menggambarkan sejarah Bekasi.

Dalam perjalanan sejarahnya, pada masa pendudukan Jepang, Gedung ini difungsikan sebagai salah satu basis militer di Bekasi. Kemudian pada masa revolusi fisik, gedung ini dijadikan Kantor Kabupaten Jatinegara. Sekaligus pusat komando perjuangan rakyat. Pada Agresi Militer I, Belanda berhasil menguasai gedung ini hingga 1949. Setelah itu, digunakan untuk beberapa keperluan. Di antaranya digunakan sebagai kantor DPRD Tingkat II Bekasi, dan Kampus Akademi Pembangunan Desa. (Omar Mohtar-Sub Direktorat Registrasi Nasional)

Baca juga: Menggiatkan Kembali Gedung Indonesia Menggugat