Candi Pulo, Candi di Atas Bukit Buatan

0
3084
Persawahan di selatan Candi Pulo yang dahulu mungkin merupakan aliran dari Sungai Batang Pane.
Persawahan di selatan Candi Pulo yang dahulu mungkin merupakan aliran dari Sungai Batang Pane.

Sisi-sisi tebingnya diperkuat dengan batu

Candi Pulo terletak di Desa Bahal, Kecamatan Portibi, Kabupaten Padang Lawas Utara. Candi tersebut merupakan satu-satunya candi di Kawasan Percandian Padanglawas yang memiliki arah hadap ke utara. Candi Pulo terletak dekat Candi Bahal I, sekitar 500 meter di sebelah timur. Untuk sampai ke candi ini harus melalui jalan desa di sebelah utara.

Candi Pulo didirikan di bukit buatan yang sisi-sisi tebingnya diperkuat dengan batu. Lahan di sebelah timur dan selatan bukit terlihat terjal, sehingga menyerupai jurang. Membuat pengunjung dapat melihat pemandangan alam yang indah berupa persawahan, perkebunan sawit, dan perbukitan yang jauh di arah tenggara.

Tidak jauh dari Candi Pulo, tepatnya di sebelah selatan, terdapat sisa aliran air. Mengalir dari Candi Pulo ke bagian di bawahnya yang sekarang telah menjadi persawahan. Mungkin dahulu merupakan aliran Sungai Batang Pane, yang kini alirannya berada lebih ke selatan. Sementara itu di sisi barat lahannya relatif landai. Kini dimanfaatkan untuk perkebunan sawit.

Candi Pulo yang didirikan di atas bukit buatan, sisi-sisi tebingnya diperkuat oleh batu.
Candi Pulo yang didirikan di atas bukit buatan, sisi-sisi tebingnya diperkuat batu.

Candi Pulo dan reruntuhannya

Selain bangunan induk Candi Pulo, di situs ini juga terdapat unsur-unsur bangunan lain yang tersebar di halaman candi. Unsur bangunan yang berbahan batu itu di antaranya  lapik, stupa, umpak, kemuncak, dan stambha. Tampak pohon besar tumbuh di halaman situs yang akarnya menjalar di atas permukaan tanah. Apabila diamati akar-akar tersebut tumbuh di atas struktur bata, yang susunannya diduga merupakan gapura candi.

Bangunan induk Candi Pulo berbentuk persegi panjang. Jika dilihat dari reruntuhan tangga, candi ini menghadap ke arah ke utara. Struktur bangunan tersusun dari bata dan batu. Saat ini terlihat bahwa susunan teratas bangunan adalah batu slab yang berwarna putih. Bagian yang tersisa hanya kaki candi yang memiliki panil berisi relief sulur-suluran.

Dengan adanya gapura di sebelah utara candi dan reruntuhan tangga di sisi utara, dapat disimpulkan Candi Pulo memiliki arah hadap ke utara. Di antara semua candi di Padanglawas hanya Candi Pulo yang memiliki arah hadap ke utara. Mengingat ciri bangunan candi di Padang lawas yang arah hadapnya ke timur. Lokasinya yang didirikan di atas bukit buatan dan perbedaan arah hadap dengan candi lainnya menjadi ciri khas dan keunikan yang dimiliki oleh Candi Pulo.

Perbandingan kondisi terkini dengan catatan Schnitger

F.M. Schnitger mengunjungi Padanglawas pada Juni 1935. Dalam bukunya Archaeology of Hindoo Sumatra, ia menuliskan bahwa Candi Pulo dahulu tidak mempunyai ruang dan memiliki tiga stupa pada bangunan induknya. Pada masing-masing sisi bangunan terdapat menara yang hiasannya berupa untaian mutiara yang keluar dari mulut raksasa. Di antaranya terdapat genta-genta, dan pahatan tokoh makhluk kayangan yang sedang terbang.

Relief-relief yang yang dilaporkan oleh Schnitger antara lain relief manusia berkepala sapi yang dipahatkan di sebelah kiri tangga. Pada sisi bagian timur dipahatkan relief manusia berkepala gajah menari dan raksasa dengan kaki terangkat tinggi. Meskipun figur sapi dan gajah mengingatkan pada tokoh Nandi dan Ganesa, tetapi Candi Pulo bersifat Buddha, karena didapatkannya lapik-lapik stupa. Saat ini relief-relief tersebut disimpan di Museum Nasional, Jakarta.

Kajian lapangan Kawasan Percandian Padanglawas ketika mengunjungi Candi Pulo.
Kajian lapangan Kawasan Percandian Padanglawas ketika mengunjungi Candi Pulo.

Diusulkan masuk ke dalam Kawasan Percandian Bahal

Saat melakukan kajian lapangan, Tim Ahli Cagar Budaya Nasional, Soeroso dan Junus Satrio Atmodjo, mengusulkan Candi Pulo masuk ke dalam Kawasan Percandian Bahal yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional. Hal tersebut karena letak Candi Pulo yang berdekatan dengan Percandian Bahal (± 500 m dari Candi Bahal I) dan berkaitan dengan Sungai Batang Pane yang berada di selatan. Mengingat nilai penting Candi Pulo sebagai Cagar Budaya Nasional sehingga perlu mendapat perhatian agar dilakukan pemugaran. (Ummi Alifah-Sub Direktorat Registrasi Nasional)

Baca juga: Pohon pinang dan religiusitas Percandian Muarajambi