Candi di Nagari Lansek-Kadok
Di Desa Nagari Lansek-Kadok, Kecamatan Rao Selatan, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat terdapat dua candi. Kedua candi itu adalah Candi Pancahan dan Candi Patani, yang terbuat dari susunan bata.
Candi Pancahan
Candi Pancahan yang terletak pada koordinat 0°31’43” LS 100°10’55” BT diketahui keberadaannya pada awal 1990-an. Pada 1992 tim arkeologi Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Batusangkar mengadakan ekskavasi penyelamatan di situs ini. Mereka menemukan struktur bangunan bata yang merupakan sisa bagian dinding candi, lantai candi dan fondasi, dan sebaran lapisan tanah bercampur batu kerakal.
Hasil ekskavasi penyelamatan ini menyimpulkan ada dua candi, yaitu satu candi utama atau candi induk (Candi Pancahan I), dan satu candi pengiring atau candi perwara (Candi Pancahan II), yang terletak di sebelah selatannya, yang menghadap ke utara. Kedua candi itu berhadap-hadapan, dan keduanya dikelilingi oleh satu parit. Candi Pancahan I keadaannya sudah sangat parah, sehingga bentuk dan ukurannya sulit untuk diperkirakan. Namun dari sisa-sisa struktur dinding kakinya yang masih ada, candi ini dapat diperkirakan bentuknya empat persegi dengan ukuran sekitar 6 x 5 m.
Candi Patani
Candi Patani semula merupakan salah satu munggu yang ada di areal perkebunan penduduk di Jorong IV Beringin. Sebenarnya di area perkebunan tersebut ada beberapa munggu yang lain. Namun sayang keadaannya sudah sangat rusak, dan hampir rata dengan tanah di sekitarnya.
Candi Patani untuk kali pertama diidentifikasi oleh tim arkeoogi dari Pusat Arkeologi Nasional, yang mengadakan penelitian di daerah Rao, Kabupaten Pasaman pada Mei 2013. Pada kesempatan itu tim mengadakan ekskavasi di Situs Patani. Hasil ekskavasi ini memperlihatkan adanya sisa struktur bangunan bata, yang merupakan sisa bagian kaki candi. Bentuknya persegi empat, dan diperkirakan berukuran sekitar 6 x 6 m. Berdasarkan adanya tangga di sisi timur diperkirakan candi ini menghadap ke arah timur. Namun demikian orientasinya tidak persis utara-selatan atau barat-timur, karena arah orientasi candi ini menyimpang ke arah barat sekitar 10º.
Baca juga: Kompleks Candi Muaratakus
Sumber:
(Hasan Djafar), 2014. “Candi Pancahan” dan “Candi Patani” dalam Wiwin Djuwita Sudjana Ramelan (ed.), Candi Indonesia Seri Sumatera, Kalimantan, Bali, Sumbawa, Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hlm. 104–105.