Asal Usul Orang Indonesia: Menyadari Kebinekaan Lewat DNA

0
3075
Rangka Manusia Prasejarah. Apakah dia orang Indonesia asli?
Rangka Manusia Prasejarah. Apakah dia orang Indonesia asli?

Indonesia ditakdirkan menjadi negeri dengan sejuta ragam. Ada lebih dari 700 bahasa dan 500 populasi etnik dengan budaya yang bermacam-macam. Fakta inilah yang menjadi titik berangkat Historia.ID untuk memulai Proyek DNA yang bertajuk: Sebineka Apa Kamu? Kegiatan dengan topik seperti ini sangat cocok untuk mendinginkan isu tentang pribumi atau orang Indonesia asli sempat berapi-api beberapa waktu lalu.

Proyek itu sendiri sudah berlangsung, hasil tes DNA dari relawan telah dibagikan ke publik lewat laman Historia.ID dan dipamerkan di Pekan Kebudayaan Nasional Oktober 2019 lalu. Tak hanya pameran, kali ini diadakan juga diskusi. Lewat penelitian, diskusi dan pameran ini hendaknya masyarakat Indonesia akan menjadi lebih toleran, mampu memahami perbedaan dan menjaga keutuhan bangsa Indonesia.

Proyek DNA

Tes DNA mampu menunjukkan persentase komposisi ras, nenek moyang, dan lini masa kehadiran ras dari seseorang. Proyek ini ditujukan menjadi pencerahan akan asal-usul, pengaruh luar, dan budaya yang menjadikan kita sebagai orang Indonesia. Menariknya, Historia.ID mengajak beberapa politikus, sutradara, penyanyi, hingga pengemudi ojek online untuk dites DNA-nya, dicari tahu asal nenek moyang mereka. Hasilnya mengejutkan, beberapa relawan yang terkait dengan etnis tertentu justru memiliki gen yang bermacam-macam.

Kamu Asalnya Darimana?

Subjudul di atas menjadi topik perbincangan dalam seminar berjudul Jejak Manusia Nusantara di Museum Nasional, Selasa (5/10) lalu. Diskusi yang didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu mendatangkan Harry Widianto (Arkeolog Prasejarah), Bondan Kanumoyoso (Dosen Sejarah), dan Grace Natalie (Politisi, Relawan Proyek DNA) sebagai narasumber.

Diskusi Kamu Asalnya Darimana. Kanan ke kiri: Bondan Kanumoyoso, Grace Natalie, Harry Widianto (5/11).
Diskusi Kamu Asalnya Darimana. Kanan ke kiri: Bondan Kanumoyoso, Grace Natalie, Harry Widianto (5/11).

Menurut Harry Widianto, DNA manusia Indonesia sudah tercampur-campur, bahkan sebelum masa sejarah. Pada masa prasejarah memang dapat dibagi menjadi berbagai ras besar, namun untuk saat ini sudah sangat beragam. “Debat mengenai orang Indonesia asli itu sudah tidak relevan, intinya adalah kita berasal dari pohon evolusi yang sama”, tegas mantan Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman itu.

Dari sisi kesejarahan, Bondan Kanuwoyoso lebih banyak berbicara tentang masa kolonial di Indonesia. Migrasi besar-besaran terjadi di masa sejarah, yaitu masuknya bangsa India, Arab, hingga Eropa yang kemungkinan sudah terjadi dari abad ke-tiga. Walaupun masyarakat nusantara sudah bertemu dengan bangsa lain sebelum kedatangan bangsa Eropa, namun pada masa kolonial Belanda-lah percampuran dan persilangan DNA terjadi. “Kita punya contoh bagus tentang persatuan. Dulu Belanda gagal melakukan segregasi di Batavia, namun gagal karena masyarakat Indonesia (Batavia) cenderung lebih suka berbaur dan Belanda tidak mampu mencegahnya”, tutupnya.

“Jika setiap manusia Indonesia sadar akan keragaman DNA yang dimilikinya, sekat-sekat penghalang persatuan akan hilang. Kita tidak bisa memilih dilahirkan dalam wujud apa, namun kita bisa memilih untuk menyikapi perbedaan”, tegas Natalie ketika diminta menyampaikan pesan perdamaian.