Kerusakan Struktural Situs Liyangan

0
1679

Data struktural; terkait dengan kondisi struktural bangunan atau struktur yang ditinjau dari permasalahan kerusakan seperti bagian yang miring, melesak, retak maupun pecah dengan memperhatikan factor penyebab maupun proses terjadinya kerusakan. Identifikasi kerusakan yang dikatagorikan sebagai kerusakan struktural adalah kerusakan yang menyangkut konstruksi bangunan. Dalam hal ini seperti kemungkinan ditemukannya susunan batu yang strukturnya rusak seperti miring, melesak, renggang, bergeser, bergelombang karena faktor internal atau eksternal. Pendekatan yang dipakai untuk identifikasi kerusakan adalah kaidah-kaidah teknis bangunan dan pengetahuan tentang mekanika tanah (soil mechanic). Data ini akan digunakan sebagai dasar untuk menetapkan kemungkinan diperlukannya langkah-langkah perbaikan dan perkuatan struktur bangunan berdasarkan tingkat kerusakannya (Perbaikan Struktur). Berikut hasil identifikasi kerusakan struktural Situs Liyangan per objek.

Candi I

Kerusakan struktural yang terjadi pada Candi I sebagai berikut:

  • Sisi Utara/Bidang Utara: Melesak pada bagian fondasi sisi utara, kerusakan ini terjadi akibat mendapat tekanan dari tanah dibagian tubuh Candi. Terjadi kerenggangan pada bagian sudut utara lapis 9–10 bangunan sehingga posisi batu pada bagian ini tergeser menjorok ke depan.
  • Sisi Timur/Bidang Timur: Pada sisi timur terdapat 9 anak tangga masuk ke bangunan Candi. Melesak pada anak tangga nomor 7–8, yang disebabkan oleh aktivitas manusia selain itu melihat dari ukuran tangga pada nomor 7 hanya 12 cm sehingga pijakan kaki akan lebih berat pada bagian ini. Terdapat batu yang hilang pada fondasi di bawah tangga. Pada sudut bagian barat terjadi kerenggangan sehingga posisi batu pada bagian ini tergeser menjorok kedepan dan menyebabkan keretakan pada bagian atas serta bawah batu.
  • Sisi Barat/Bidang Barat: Fondasi pada sisi barat melesak karena mendapat tekanan dari tanah yang berada pada bagian tubuh batur. Begitu juga pada bagian sudut utara sehingga mengakibatkan keretakan. Terdapat batu yang hilang pada bagian sudut barat lapis 9–10 dan terdapat bagian yang renggang dengan ukuran 6,5 cm. Selain itu terjadi kerenggangan pada sudut barat dilapis 3 yang menyebabkan posisi batu pada bagian ini tergeser menjorok kedepan.
  • Sisi Selatan/Bidang Selatan: Fondasi pada sisi selatan utuh, akan tetapi terdapat batu yang patah dan hilang pada bagian sudut barat lapis 9–10.
  • Lantai: Melesak pada bagian lantai yang disebabkan oleh aktivitas manusia, sehingga tanah pada bagian dalam Candi mengalami penurunan. Di tengah lantai terdapat bangunan segi empat (yoni) yang menyatu dengan lantai Candi.

Candi II

Kerusakan struktur yang terjadi pada Candi II adalah sebagai berikut:

Bagian Kaki Candi: Fondasi Candi 2 berada di atas lapisan bedrock (batuan dasar/lapisan tanah keras) dan tidak memiliki akses tangga naik.

  • Sisi Utara/Bidang Utara: Terjadi kemiringan pada kaki sisi utara yang disebabkan oleh tekanan tanah dari dalam tubuh Candi dan kontruksi fondasi yang kurang baik.
  • Sisi Timur/Bidang Timur: Terjadi kemiringan juga pada kaki sisi selatan yang disebabkan oleh tekanan tanah dari dalam tubuh Candi dan kontruksi fondasi yang kurang baik.
  • Sisi Selatan/Bidang Selatan: Kondisi kaki Candi pada sisi selatan tampak masih utuh. Hanya terjadi kerenggangan pada bagian sudut barat yang mengakibatkan pergeseran batu penyusunnya, sehingga batu tersebut menjorok kedepan.
  • Sisi Barat/Bidang Barat: Terjadi kemiringan pada kaki sisi barat. Tampak melesak keluar pada bagian tengah diakibatkan oleh tekanan tanah yang terdapat pada bagian dalam kaki.

Bagian Lantai Selasar Candi: Setiap sisi Candi ini memiliki bagian lantai selasar yang berada di luar tubuh Candi. Kondisi lantai selasar dan lantai dalam Candi akan diuraikan sebagai berikut:

  • Sisi Utara/Bidang Utara: Kerusakan terjadi pada lapis batu yang paling luar dari sisi horisontal serta ada beberapa batu yang hilang.
  • Sisi Timur/Bidang Timur: Beberapa batu pada selasar sisi timur terlepas dari komponen penyusunnya dan hilang. Terdapat batu yang mengeras di sebelah kanan tangga.
  • Sisi Selatan/Bidang Selatan: Beberapa batu penyusun selasar pada sisi selatan hilang di bagian sudut barat dan selatan serta bagian tengah sisi ini.
  • Sisi Barat/Bidang Barat: Terdapat batu yang hilang pada sudut barat dan bagian tengah selasar barat. Pada sudut selasar ditemukan pecahan gerabah.
  • Lantai: Batu penyusun lantai masih tersusun rapi. Kondisi lantai melesak karena bencana alam dan ditengah lantai terdapat lubang, yang diperkirakan karena adanya aktivitas manusia.

Bagian Badan Candi II: Batu penyusun pada bagian atas badan Candi II banyak yang hilang karena bencana alam sehingga Candi ini tampak terbuka. Pada bagian sisinya hanya menyisakan beberapa lapis batu saja.

  • Sisi Utara/Bidang Utara: Dinding batu yang tampak pada bagian sisi utara hanya satu lapis dengan posisi yang sudah tidak rapi lagi/ bergelombang.
  • Sisi Timur/Bidang Timur: Terdapat dua bekas anak tangga pada posisi ini. Anak tangga paling atas disusun dengan batu kali. Batu penyusun dinding pada sisi kanan tangga hilang sedangkan pada sisi kiri masih tersisa tiga lapis.
  • Sisi Selatan/Bidang Selatan: Terdapat tiga lapis batu sisa dari penyusun dinding pada sisi selatan. Dinding ini mengalami kemiringan karena bencana alam.
  • Sisi Barat/Bidang Barat: Batu yang tersisa dari sisi barat hanya 2–3 lapis dan mengalami kemiringan.

Batur I

Kerusakan struktural yang terjadi pada Batur I sebagai berikut:

  • Sisi Utara/Bidang Utara: Melesak pada sisi utara fondasi. Pada bagian dinding mengalami kemiringan dan kerenggangan. Pada bagian sudut timur terdapat batu yang hilang.
  • Sisi Timur/Bidang Timur: Pada sisi timur terdapat 2 anak tangga, di atasnya terdapat satu batu yang kemungkinan merupakan reruntuhan dari bagian dinding batur. Melesak pada fondasi sisi kanan tangga. Pada bagian dinding sisi kiri tangga mengalami kerenggangan yang mengakibatkan 2 batu bergeser menjorok kedepan dengan ukuran kerenggangan 4 cm. Terdapat batu yang hilang pada bagian sudut sudut timur.
  • Sisi Selatan/Bidang Selatan: Batu fondasi batur pada bagian sudut selatan hilang serta terjadi kerenggangan dengan ukuran 9 cm. Terdapat batu yang hilang pada sudut barat sehingga terjadi kemiringan pada sudut ini. Dengan ukuran kerusakan panjang 1 m, lebar 43 cm dan tinggi 17 cm.
  • Sisi Barat/Bidang Barat: Kondisi fondasi pada sisi barat masih utuh. Melesak pada sudut bagian barat dan terdapat beberapa batu yang hilang. Kerusakan ini mengakibatkan terjadinya kemiringan dan kerenggangan pada bagian sisi barat.
  • Lantai: Lantai tidak rata karena terdapat batu penyusun lantai yang hilang.

Batur II

Kerusakan struktural yang terjadi pada Batur II sebagai berikut:

  • Sisi Utara/Bidang Utara: Terdapat beberapa bagian yang hilang pada fondasi. Terdapat bagian yang melesak, mengalami kemiringan, kerenggangan dan terdapat beberapa batu yang hilang pada lapis 3 dan 4. Di beberapa bagian sisi utara terdapat bagian yang tidak menggunakan batu asli.
  • Sisi Timur/Bidang Timur: Pada sisi timur terdapat tangga dengan kondisi batu patah dan hilang. Terdapat 4 batu di atas tangga yang diperkirakan reruntuhan dari bagian batur. Melesak pada fondasi di sisi kanan tangga dan juga mengalami kerenggangan yang mengakibatkan ada batu yang tergeser menjorok kedepan dengan ukuran 4,5 cm. Sedangkan pada sisi kiri tangga terdapat batu yang hilang, selain itu juga terjadi kemiringan yang disebabkan oleh tekanan tanah dari dalam tubuh batur.
  • Sisi Selatan/Bidang Selatan: Fondasi pada bagian sisi selatan tampak utuh, terdapat 3 batu reruntuhan batur yang jatuh menimpa fondasi, melesak dibagian sudut selatan yang disebabkan oleh tekanan tanah yang berada didalam tubuh batur sehingga bagian ini tampak miring. Pada bagian sudut barat terjadi kerenggangan dan terdapat beberapa batu baru yang bukan merupakan batu asli penyusun batur.
  • Sisi Barat/Bidang Selatan: Kondisi fondasi pada bagian sisi barat masih utuh. Terjadi kerenggangan pada sudut barat sehingga menyebabkan terdapat batu yang tergeser menjorok kedepan. Terdapat beberapa batu baru yang bukan merupakan batu asli penyusun batur.
  • Lantai: Lantai tidak rata karena terdapat batu penyusun lantai yang hilang.

Batur III

Kerusakan struktural yang terjadi pada Batur III sebagai berikut:

  • Sisi Utara/Bidang Utara: Pada bagian sudut utara fondasi terdapat batu yang pecah dan hilang. Melesak pada sudut utara yang dipengaruhi oleh tekanan tanah dari atas dan dalam tubuh batur.
  • Sisi Timur/Bidang Timur: Pada sisi timur terdapat tangga masuk dengan kondisi batu patah dan beberapa ada yang hilang. Melesak pada sisi kiri tangga dan terjadi kemiringan pada bagian dinding secara keseluruhan. Kemiringan ini dipengaruhi oleh tekanan tanah dari atas dan dalam tubuh batur. Pada bagian sudut timur terdapat bagian batu yang renggang mencapai 5 cm.
  • Sisi Selatan/bidang selatan: Kondisi fondasi pada sisi selatan masih utuh. Secara keseluruhan sisi ini melesak, yang dipengaruhi oleh tekanan tanah dari atas dan dalam tubuh batur. Terdapat kerenggangan pada bagian sudut timur, sehingga batu penyusun bagian tersebut bergeser menjorok kedepan.
  • Sisi Barat/Bidang Barat: Kondisi fondasi pada sisi barat masih utuh. Terjadi kemiringan pada bagian dinding yang disebabkan oleh tekanan tanah dari atas dan dalam tubuh batur. Pada sudut barat terjadi kerenggangan sehingga terdapat batu yang bergeser menjorok kedepan. Begitu juga pada bagian tengah yeng mendekati sudut utara mengalami kerenggangan dengan ukuran 5 cm.
  • Lantai: Lantai tidak rata karena terdapat batu penyusun lantai yang hilang.

Batur IV

Kerusakan struktural yang terjadi pada Batur IV sebagai berikut:

  • Sisi Utara/Bidang Utara: Kondisi fondasi dan dinding pada sisi utara Batur IV masih utuh.
  • Sisi Timur /Bidang Timur: Fondasi pada bagian ini masih utuh, bagian tangga sudah hilang, dan kondisi bagian dinding masih utuh.
  • Sisi Selatan/Bidang Selatan: Melesak pada bagian fondasi dan pada bagian dinding batur sehingga tampak miring kedalam yang disebabkan oleh penurunan volume tanah yang berada di dalam tubuh batur.
  • Sisi Barat/Bidang Barat: Kondisi fondasi pada sisi barat melesak dan terjadi kerenggangan, sehingga terdapat batu yang bergeser menjorok kedepan. Batu penyusun batur pada sudut barat terlepas dan hilang dan mempengaruhi bagian dinding sehingga melesak keluar.
  • Lantai: Lantai tidak rata karena terdapat batu penyusun lantai yang hilang.

Batur V/Mandapa

Kerusakan yang terjadi pada Batur V, hampir mengalami kerusakan yang sama pada setiap sisinya, yaitu sebagai berikut:

  • Sisi Utara/Bidang Utara: Fondasi pada sisi ini melesak dan miring yang disebabkan oleh menurunnya tanah di sekitar fondasi tersebut, sehingga batu terlepas dari kunciannya. Pada sudut timur terdapat batu yang hilang.
  • Sisi Timur/Bidang Timur: Fondasi pada sisi ini melesak dan miring yang disebabkan oleh menurunnya tanah di sekitar fondasi tersebut, sehingga batu terlepas dari kunciannya.
  • Sisi Selatan/Bidang Selatan: Fondasi pada sisi ini melesak dan miring yang disebabkan oleh menurunnya tanah di sekitar fondasi tersebut, sehingga batu terlepas dari kunciannya.
  • Sisi Barat/Bidang Barat: Fondasi pada sisi ini melesak dan miring yang disebabkan oleh menurunnya tanah di sekitar fondasi tersebut, sehingga batu terlepas dari kunciannya.
  • Lantai: Kondisi lantai tampak tidak rata dan bergelombang, hal ini disebabkan oleh tanah yang tidak rata dan batu penyusunnya. Terdapat 12 lubang (tempat pemancangan) dan ditengah lantai terdapat bagian yang berundak-undak. Bangunan ini diperkirakan adalah Mandapa atau bangunan yang tidak tinggi dan ada atapnya.

Batur VI

Bagian yang teridentifikasi dari batur 6 hanya pada sisi timur. Untuk bagian utara, selatan, barat dan lantai belum dapat diidentifikasi karena bagian tersebut belum diketahui strukturnya secara menyeluruh. Kerusakan struktur pada sisi timur atau bidang timur, melesak pada bagian fondasi dan bagian paling bawah sejajar dengan tanah. Di bagian dinding tampak masih utuh. Lantai pada sisi ini tampak bergelombang, beberapa batu lepas dan hilang di sudut timur.

Dinding Halaman I

  • Dinding: Selain sebagai penyangga tanah dinding 1 juga memiliki 2 tangga akses masuk ke halaman utama Candi. Kondisi dinding di sisi kiri tangga 1 hanya terlihat sedikit dan terdapat bagian yang tertimbun tanah. Untuk kondisi dinding di bagian tengah (antara tangga 1 dan 2) mengalami kerusakan, terdapat batu yang lepas dari komponen aslinya dan melesak. Pada bagian ini terdapat 2 saluran air yang sengaja dibuat agar air tidak tergenang di halaman utama. Sedangkan dinding di sebelah kanan tangga 2 menggunakan bahan batu putih dengan pola susun beraturan dalam posisi memanjang (strek) atau melintang (kop). Kerusakan yang terjadi mulai dari bahannya rapuh, terlepas dan tampak masih tertimbun tanah.
  • Tangga Dinding: Tangga 1 dengan 4 anak tangga. Kondisi tangga masih utuh, terdapat beberapa batu yang mengalami kerenggangan sehingga terlepas dan menjorok kedepan. Tangga 2 dengan jumlah 6 anak tangga. Ukuran tangga 2 lebih besar dari tangga 1. Kondisi tangga 2 masih utuh, tetapi terdapat beberapa batu yang telah hilang.
  • Lantai Dinding: Lantai secara keseluruhan melesak dan terdapat beberapa batu yang hilang.Pagar satu menggunakan fondasi bedrock (batuan dasar/lapisan tanah keras) yang tampak bergelombang.

Pagar Candi

Kerusakan yang terjadi pada pagar Candi akan diuraikan menjadi 2 sisi dalam dan luar, sebagai berikut:

  • Sisi dalam: Kondisi sisi dalam pagar, terdapat bagian yang utuh, bagian yang sudah direkontruksi, longsor dan beberapa batu yang belum ditemukan serta hilang. Bagian penutup dan kemuncak yang terdapat pada bagian yang utuh saja. Bagian yang sudah direkontruksi ditambahi dengan tanggul agar tidak longsor.
  • Sisi Luar: Kondisi sisi luar pagar, terdapat bagian yang utuh, bagian yang sudah direkontruksi, melesak keluar dan kedalam dan terdapat beberapa batu yang hilang. Kerusakan ini diperkirakan karena bencana alam.Bahan utama dinding halaman II menggunakan batu putih. Kerusakan yang terjadi pada pagar halaman II: melesak, longsor, dan ada beberapa batu yang terlepas. Kerusakan ini diakibatkan oleh bencana alam. Pada dinding terdapat tangga masuk dengan 6 anak tangga. Kondisi tangga mengalami kemiringan dan batu pada anak tangga retak dan patah.

Dinding Halaman II

  • Fondasi Dinding: Kondisi fondasi melesak.
  • Dinding: Dinding pada halaman II melesak, longsor, dan ada beberapa batu yang terlepas. Kerusakan ini diakibatkan oleh bencana alam. Sisa dari bencana ini berserakan di halaman depan dinding ini.
  • Tangga: Pada dinding terdapat tangga masuk dengan 6 anak tangga. Kondisi tangga mengalami kemiringan dan batu pada anak tangga retak dan patah.
  • Atas Dinding: Atap pada dinding ini hanya terdapat pada bagian yang utuh saja dan dalam kondisi melesak dan pecah.

Talud Boulder

Talud Boulder menggunakan batu kali berbentuk bulat.

  • Lapis 1 (bawah): Disusun dengan cara yang beraturan dan ada beberapa bagian yang sudah diganti dengan batu baru.
  • Lapis 2 (tengah): Disusun dengan cara yang beraturan, pada bagian atas masih bercampur dengan tanah.
  • Lapis 3 (atas): Fondasi talud boulder pada lapis 3 berupa bedrock (batuan dasar/lapisan tanah keras). Disusun dengan cara yang beraturan, pada bagian atas masih bercampur dengan tanah. Terdapat bagian yang longsor. (Albert&Tim).