PENERIMA ANUGERAH KEBUDAYAAN KATEGORI MAESTRO SENI TRADISI: ABAH ENGKUS

0
1206
foto: bantentribun.id

Penjaga Tradisi Silat dan Debus Banten

Abah Engkus adalah nama panggilan Kusrani, pendekar silat kelahiran Pandeglang, Banten, 11 Maret 1953. Ayahnya, Muhammad Ilyas- semasa hidupnya dikenal sebagai Aki Ilyas-juga adalah pendekar silat sekaligus Pendiri Persatuan Pencak Silat (PPSI). Pada decade 1970 – 1980-an, nama Aki Ilyas sangat kondang sebagai pendekar silat Banten. Kemampuan memainkan silat Khas dari tanah banten ini diturunkan kepada anak – anaknya, diantaranya Kursani dan Mimin.

foto: bantentribun.id

Semasa mudanya Abah Engkus pernah menjadi juara umum seni ibing tingkat Jawa Barat, pada tahun 1975, Bersama ayahnya dan rombongan PPSI Pandeglang mengikuti Japan Expo di negeri sakura itu. Selain menggelar eksibisi pencak silat, di sana juga mereka menapilkan pertunjukan seni debus Banten.

Muhibah seni budaya Banten juga dilakukan tahun 1978 di Malaysia. Hingga kini Persatuan Pencak Silat Indonesia, tempat abah engkus dan adik – adiknya membina pencak silat, tetap mempertahankan seni tradisi Ibing pencak silat.

Berbeda dibandingkan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) yang lebih berkonsentrasi mengembangkan silat sebagai olahraga, PPSI yang didirikan oleh Muhammad Ilyas memilih berkonsentrasi mengembangkan silat sebagai seni pertunjukan, termasuk seni debus Banten. Seperti pada umumnya seni pertunjukan, dalam aksinya dipanggung atau pada saat latihan beragam gerak silat yang mereka mainkan diiringi alat musik berupa terompet dan kendang pencak.

Sampai sekarang Abah Engkus dan Bunda Mimin Konsisten membina pesilat – pesilat usia dini ratusan murid berusia muda sampai remaja dan dewasa kini berlatih di dua padepokan yang diasuh abah engkus dan bunda Mimin, adik abah engkus.

Hingga tahun 1980-an, silat menjadi olahraga yang “wajib” dikuasai anak – anak dan remaja di pandeglang.

Disalin dari Buku Profil Penerima Anugerah Kebudayaan Tahun 2018