Ebiet G. Ade: Bermusik, Memahami Bahasa Alam dan Manusia

0
3114
Ebiet G. Ade Sang Musisi foto: beritainspiratif.com

Ebiet G. Ade, yang memiliki nama lengkap Abid Ghoffar bin Aboe Dja’far sudah menjadi legenda dalam jagad permusikan di Indonesia. Ia dikenal sebagai musisi yang populer dengan lagu-lagunya yang sarat pesan-pesan kehidupan.

Ebiet G. Ade Sang Musisi
foto: beritainspiratif.com

Ibarat pewarta kearifan hidup, demikian peran Ebiet dalam dunia permusikan di Indonesia. Ia mewartakan manusia bagaimana agar dapat memahami bahasa alam dan kehidupan. Ia pun mampu meramu setiap rasa dengan bait-bait yang indah, termasuk rasa rindu akan kampung halaman. Keindahan kehidupan di kampung sebagai representasi dari mayoritas perkampungan di Indonesia dapat diwartakan dengan apik lewat lagu-lagunya yang senantiasa melegenda.

Dapat dikatakan bahwa musisi seperti Ebiet sangatlah jarang. Di mana-mana, banyak orang mengejar popularitas, tapi tidak demikian halnya dengan Ebiet. Ia memilipi prinsip hidup yang mengalir dan harmonis dengan apa pun. Sampai-sampai setiap detik kehidupannya dijalani dengan rasa syukur yang optimal. Ia tidak pernah menargetkan apa pun dengan ambisius. Jika ia dianggap sukses dalam bermusik, ia selalu merasa itu merupakan anugerah dari Tuhan Sang Pencipta.

Ebiet G. Ade sesaat setelah menirima Anugerah Kebudayaan Kategori Satyalancana Kebudayaan Tahun 2018
foto: Radar Sukabumi

Ebiet G. Ade lahir di Wanadadi, Banjar Negara, Jawa Tengah pada 21 April 1954. Masa kecil yang dilaluinya di perkampungan nan permai memberi bekas yang mendalam pada kondisi jiwa Ebiet kecil. Sebagai anak kecil yang tumbuh dengan suasana pedesaan nan indah, maka menjaga keindahan desa merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Pengalaman mendalam hidup di desan itulah kemudian coba ia potret melalui lagu-lagunya. Tidak aneh jika kemudian Ebiet lebih banyak dikenal sebagai musisi yang bertemakan Tuhan, alam, duka derita kelompok yang termarjinalkan serta cinta, sosial politik dan lain sebagainya. Hampir semua lagunya ber-genre balada sehingga tidak pernah lawas di makan waktu. Tidak ada satu pun lagunya yang tidak mengandung pelajaran hidup di dalamnya.

Ebiet bercerita bahwa kehidupan bermusiknya banyak dipengaruhi oleh cerita masa kecilnya. Ia bersyukur diberi anugerah Tuhan untuk dapat menuliskan bait-bait indah yang berisikan psan kehidupan. Ia sendiri tidak pernah menyangka bahwa lagu-lagu yang dihasilkannya itu akan terus didengarkan oleh masyarakat luas. Ia juga tidak pernah menyangka bahwa lewat lagu-lagunya itu menjadikan dirinya dikenal banyak kalangan. Ketika ia mencipta karya sebetulnya tidak pernah terbetik sedikit pun apakah karyanya itu akan diterima masyarakat luas. Ia hanya menuliskan apa yang dirasakannya. Hal ini juga mendorong Ebiet untuk menyanyikan lagu-lagu yang diciptakannya sendiri. Ia merasa apa yang ditulis merupakan apa yang dirasakan, dan apa yang dinyanyikan adalah apa yang memang ia tuliskan.

Sejauh ini hanya ada dua lagu yang dinyanyikannya berasal dari orang lain, yaitu “Surat dari Desa” yang ditulis oleh Oding Arnaldi dan “Mengarungi Keberkahan Tuhan” yang ditulis bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

*Ebiet G. Ade merupakan penerima Anugerah Kebudayaan Kategori Satyalancana dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2018

Disalin dari Buku Profil Penerima Anugerah Kebudayaan Tahun 2018