Petilasannya: Kajian Nilai budaya Terhadap Beberapa Cerita Rakyat Dan Pengaruhnya Di Kabupaten Bantul

0
821

Petilasannya: Kajian Nilai budaya Terhadap Beberapa Cerita Rakyat Dan Pengaruhnya Di Kabupaten Bantul

Oleh: Christriyati Ariani

 

Kerajaan Mataram Islam yang didirikan oleh Panembahan Senopati, ternyata banyak meninggalkan bangunan yang hingga kini keberadaannya masih diperhitungkan oleh masyarakat di sekitarnya. Di antara bangunan tersebut berupa makam, petilasan maupun pesanggrahan. Disamping meninggalkan bangunan-bangunan yang bersejarah, Kerajaan Mataram juga banyak melahirkan karya sastra maupun tradisi yang hingga kini masih dilestarikan para penerusnya. Karya sastra yang berupa naskah ataupun cerita-cerita baik berupa mitos legenda, masih dipercaya masyarakat Yogyakarta sebagai suatu hal yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, bekas peninggalannya pun banyak dikunjungi oleh masyarakat yang mempunyai kepentingan tertentu. Makam-makam raja-raja Mataram yang banyak dikunjungi oleh masyarakat umum adalah Makam Kotagede, Makam Giriloyo, Makam Pajimatan dan Makam Gunung Kelir, yang kesemuanya itu terletak di wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Banyak pengunjung yang berdatangan ke makam raja-raja Mataram baik yang terletak di Kotagede, Gunung Kelir, Pajimatan, Giriloyo, Wukirsari serta Parangkusumo tidak lain karena terpengaruh adanya unsur-unsur tertentu yang melegitimasi raja yang dimakamkan di situ. Unsur-unsur yang melegitimasi kedudukan raja itu antara lain; berupa kesaktian, kekuasaan, kepahlawanan dan sebagainya yang kesemua unsur-unsur kedudukan seorang raja yang terdapat itu menyebabkan masyarakat terdorong untuk melakukan ritualisasi. Bentuk-bentuk ritualisasi itu antara lain dengan memberikan sesajian, melakukan tirakatan, melaksanakan “nepi” ataupun menjalankan tapa/semedi. Sebaliknya bentuk-bentuk legitimasi kepada tokoh-tokoh yang dimakamkan di situ dianggap pepundhennya atau sebagai junjungannya, sehingga mereka yang datang ke makam-makam tersebut ingin mendapat “berkah”nya.

Selengkapnya: Patra-Widya, Vol. 6 No. 2, Juni 2005.