Batu Akik Pacitan: Teknologi, Pemasaran Dan Fungsinya

0
1790

Batu Akik Pacitan: Teknologi, Pemasaran Dan Fungsinya

Oleh: Isni Herawati

 

Penelitian tentang batu akik Pacitan : teknologi, pemasaran, dan fungsinya dilakukan di Desa Gendaran dan Sokodono. Dipilihnya desa tersebut karena merupakan cikal-bakalnya perajin akik. Di samping itu, di tempat tersebut terdapat UBIBAM (Unit Binaan Batu Mulia) yang waktu itu pendiriannya adalah PT. Pupuk Pusri Palembang bekerjasama dengan Pemda Pacitan.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui teknologi pembuatan batu akik, pemasaran, fungsi dan unsur supranatural batu akik. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, penelitian menggunakan metode survai : pengamatan, kepustakaan, dan pengumpulan data dengan para informan.

Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah para perajin pada umumnya dalam memperoleh bahan baku dari daerah setempat. Kemudiaan peralatan yang digunakan sangat sederhana, yaitu pukul, gurinda, onthel, dan sangling (bambu kering). Kemudian untuk pemasarannya, ada yang dijual di pasar, terutama setiap hari pasaran Kliwon dan ada juga yang dijual ke toko-toko sekitar, dengan cara kodian (grosir) maupun eceran. Berbeda dengan industri UBIBAM, terkait dengan peralatan yang dipakai kebanyakan dengan mesin bertenaga listrik. Mengenai pemasaran, sampai ke toko-toko di jawa, bahkan sampai manca negara.

Batu akik, selain dipakai untuk perhiasan, seperti cincin, gelang, kalung, bros, juga mempunyai fungsi untuk pengobatan, pengasihan, kewibawaan, dan ketangguhan. Dengan demikian, batu akik tersebut mempunyai kekuatan gaib. Kekuatan gaib dalam batu akik ada yang alami, ada pula yang sengaja diisi. Untuk yang diisi, biasanya batu tersebut dibawa ke orang pintar atau dukun yang dalam istilah setempat disebut“ngasmakake”.

Selengkapnya: Patra-Widya, Vol. 6 No. 4, Desember 2005.