Melihat Proses Pembuatan Batik Betawi di Setu Babakan
oleh:
Ria Intani T.
(BPNB Jabar)
Batik Betawi di Setu Babakan, Jakarta Selatan, dibuat dengan ditulis dan dicap, dan gabungan antara keduanya. Batik cap, dibuat dengan tahapan berikut:
- Pertama, membuat garis di atas kain sebagai patokan untuk mengecapkan motif pinggiran.
- Kedua, mengecapkan motif pinggiran di atas kain.
- Ketiga, mengecapkan motif utama di tempat-tempat yang diinginkan.
- Keempat, menyiapkan bahan pewarna ke dalam bak pewarnaan.
- Kelima, mewarnai. Caranya, batik dicelupkan satu kali ke bak pewarnaan, lalu kain ditus (kain disampirkan ke tiang jemuran supaya air pewarnaan menetes). Setelah tetesan air habis, kain dicelupkan kembali ke bak pewarnaan dan ditus lagi, demikian beberapa kali dilakukan sampai warnanya dirasakan cukup.
- Keenam, kain dilorod sekitar 10-15 menit, yakni direbus dalam air mendidih untuk melepaskan malam (lilin batik) dari kain.
- Ketujuh, kain dibilas atau dicuci bersih, baru kemudian dijemur.
(dari kiri) Membuat garis dan Mengecap motif pingggiran
Sumber Foto: Dokumentasi BPNB Jabar
Batik tulis, pembuatannya nyaris sama dengan batik cap. Perbedaannya adalah pada batik cap, motif dibuat dengan dicap, adapun pada batik tulis, motif dibuat dengan ditulis menggunakan canting. Cara pembuatan batik tulis sebagai berikut:
- Pertama, membuat desain motif. Desain dibuat secara langsung di atas kertas atau dengan menjiplakkan gambar di atas kertas. Desain yang dibuat secara langsung adalah desain untuk satu motif atau lebih dari satu motif namun untuk tiap motifnya berbeda-beda. Adapun desain yang dibuat dengan menjiplak adalah desain untuk banyak motif namun semua motifnya sama.
- Kedua, nglowong, yakni membuat batasan motif.
- Ketiga, isen-isen, yakni mengisi bagian-bagian yang kosong. Pengerjaannya 2 minggu sampai 1 bulan. Bergantung kerumitan serta banyaknya motif.
- Keempat, ngeblok atau nutup, yakni menutup kain dengan malam.
- Kelima, proses pewarnaan sampai penjemuran. Prosesnya sama dengan proses pada batik cap. Apabila menggunakan satu warna maka kain yang sudah melalui proses nglowong dan isen langsung diwarnai. Caranya dengan memasukkan kain ke bak pewarnaan. Selanjutnya bak pewarnaan digoyang-goyang secara perlahan agar warna menyerap secara merata ke kain. Setelah dirasa warna menyerap lalu kain ditus. Usai ditus, kain dilorod, dibilas, lalu dijemur. Apabila menggunakan lebih dari 1 warna (misalnya 2 warna) maka setelah kain melalui proses pewarnaan tahap satu, kain tidak langsung dilorod. Melainkan kain ditutup kembali lalu diwarnai lagi, ditus, dilorod, dibilas, lalu dijemur.
(dari kiri) Proses nutup dan Penjemuran Batik dengan Pewarna Alam
Sumber Foto: Dokumentasi BPNB Jabar
Kain batik yang menggunakan warna sintetis, penjemurannya memerlukan sinar matahari secara langsung. Adapun untuk kain batik yang menggunakan pewarna alam, kain dijemur dengan tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung.