PENGOBATAN ALA MASYARAKAT BADUY LUAR
Oleh:
Ria Intani T.
(BPNB Jabar)
Bagi masyarakat Baduy, pengobatan tradisional tidak lain adalah mengobati penyakit dengan menggunakan atau membuat ramuan dengan memanfaatkan tanaman yang ada di lingkungan mereka. Pengetahuan mereka dalam pengobatan didapatkan secara turun temurun dari orang tua-tua dan para pendahulunya. Pengobatannya dilakukan oleh anggota keluarga sendiri, terkecuali untuk sakit tertentu yang harus melibatkan “orang pintar”.
Masyarakat Baduy Luar secara administratif menempati wilayah Desa Kanekes. Mereka tinggal di rumah berbentuk panggung dengan tanah yang ada di samping rumah merupakan jalan penguhubung antara rumah yang ada di belakang atau ada di depannya. Sedangkan tanah yang tepat berada di depan rumah nyaris sempit. Adapun tanah yang ada di bagian depannya lagi merupakan “jalan raya” kampung. Tanpa adanya halaman, otomatis rumah mereka nyaris tak bertanaman. Kalaupun ada tanaman, tanaman tersebut tumbuh di sisi “jalan raya” kampung dan tidak diketahui siapa penanamnya.
Selain itu, ada beberapa tanaman yang tumbuh di gawir ‘tebing’ dan selebihnya adalah yang tumbuh di leuweung ‘hutan’ dan di ladang. Tanaman itulah yang kebanyakan menjadi sumber bahan baku untuk pengobatan. Di antara sejumlah penyakit, ada dua jenis penyakit yang cara pengobatannya dapat dikatakan cukup unik. Pertama adalah kaligata, dan kedua adalah rorombehen ‘pecah-pecah’ pada bagian telapak kaki.
Kaligata adalah gatal-gatal yang bisa mengenai bagian tertentu dari tubuh, misalnya bagian tangan, kaki, muka, atau bagian tubuh lainnya, dan dapat pula menjalar ke seluruh tubuh. Efek dari rasa gatal tersebut memunculkan bentolan-bentolan seperti digigit nyamuk. Bagi masyarakat Baduy Luar, kaligata dapat diobati dengan menggunakan kulit pohon teureup yang tumbuh di leuweung.
Sengaja mengambil kulit pohon teureup ke leuweung tentulah memerlukan waktu. Demi kepraktisan, mereka cukup menggunakan koja. Koja merupakan tas khas orang Baduy yang terbuat dari kulit pohon teureup. Tas ini lekat dalam kehidupan masyarakat Baduy karenanya ada di tiap-tiap rumah. Koja digunakan sehari- hari oleh mereka manakala bepergian, sebagai wadah barang yang bobotnya ringan. Cara pengobatannya, cukup dengan mengusap-usapkan koja pada bagian tubuh yang gatal-gatal.
Rorombeheun terjadi pada bagian telapak kaki, terutama tumit. Secara fisik terlihat seperti ada goresan-goresan pada bagian yang rorombeheun. Cara pengobatan yang mereka lakukan dengan menggunakan tunggul cau raja ‘bonggol pisang raja’. Caranya, cari pohon cau raja yang belum lama ditebang dan masih tertinggal tunggulnya. Bagian tunggul itulah yang digunakan sebagai obat. Caranya, cukup dengan menggosok-gosokkan telapak kaki yang rorombeheun ke tunggul cau raja.