Tradisi Menangkap Ikan di Kepulauan Seribu

You are currently viewing Tradisi Menangkap Ikan di Kepulauan Seribu

Tradisi Menangkap Ikan di Kepulauan Seribu

Tradisi Menangkap Ikan di Kepulauan Seribu

Oleh
Ria Andayani Somantri
(BPNB Jabar)

Pusat Pemerintahan Pulau Seribu di Pulau Pramuka
Sumber Foto: Dok. BPNB Jabar

Nelayan di Kepulauan Seribu biasa melakukan penangkapan ikan atau binatang laut dengan alat-alat yang sederhana pada waktu-waktu terentu. Beberapa di antaranya adalah:

(a) Ngobor
Ngobor kerap dilakukan oleh nelayan di Kepulauan Seribu. Menangkap ikan seperti itu cukup mudah, hanya menggunakan lampu patromak sebagai alat penerang serta tombak sebagai alat untuk menangkap ikan. Kegiatan menangkap ikan seperti ini biasanya dilakukan pada malam hari dan ketika air laut sedang surut (kering). Trik menangkap ikan pada malam hari yang di lakukan oleh masyarakat Kepulauan Seribu cukup ampuh. Mereka percaya, pada malam hari ikan biasanya tertidur dan bersembunyi di karang. Kesempatan tersebut dimanfaatkan untuk menangkap ikan-ikan tadi dengan menggunakan tombak yang sudah di kemas sedemikian rupa agar ikan yang mereka tangkap tidak bisa lepas dari tombak tersebut.
Menangkap ikan seperti ini biasanya dilakukan secara berkelompok yang beranggotakan 3 orang. Ada yang bertugas memegang alat penerangan (patromak); ada yang kebagian membawa tombak; dan ada yang bertugas memegang tempat menampung ikan. Mereka biasanya berangkat pada pukul 24.00 WIB dan pulang pagi hari, ketika ikan sudah sulit untuk ditangkap. Hasil dari ngobor cukup menjanjikan dan jenis ikannya pun beragam, dari ikan baronang, kerapu, kepiting, hingga gurita. Mereka bisa membawa pulang hasil tangkapannya 5 hingga 10 kilo tiap malamnya.
Ngobor memang masih ada namun sudah mulai ditinggalkan. Nelayan banyak yang lebih memilih menangkap ikan menggunakan perahu (motor laut) yang penghasilan jauh lebih banyak. Selain itu, banyak juga yang sudah beralih dari nelayan tangkap menjadi nelayan budidaya.

(b) Ngoyok
Ada beberapa hewan laut yang bisa diambil dengan cara-cara tertentu, di antaranya untuk mengambil kerang mata tujuh dan kerang geton dilakukan dengan cara ngoyok ‘mancing berendam atau berjalan di air’. Ada dua waktu yang dipandang tepat untuk mengambil kerang mata tujuh, yakni pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB s.d. 09.00 WIB. Pada saat itu nelayan memburu kerang mata tujuh yang sedang makan. Waktu lainnya adalah sore hari sekitar pukul 15.00 WIB s.d. 16.00 WIB. Kebiasaan ngoyok dilakukan pada kedalaman air saat surut yakni semata kaki s.d. pusar.
Alat yang digunakan untuk mengambil kerang mata tujuh adalah gancu. Adapun alat untuk mengambil kerang geton adalah kayu yang diruncingkan pada bagian ujung, golok, linggis buat mencongkel kerang geton atau menggunakan besi payung. Kerang kebanyakan ditemukan di selatan Pulau Panggang.

(c) Ngeramban
Ngeramban adalah kegiatan nelayan mencari berbagai hewan di laut yang dapat dijual dengan cara berjalan kaki menyusuri sepanjang pantai pada sore hari. Ikan laut yang diambil di antaranya, seperti elang mata tujuh dan tripang