Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta tengah berupaya menyelamatkan salah satu bangunan bersejarah yaitu Wisma Kaliurang yang terletak di Kaliurang Barat, Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Kaliurang merupakan saksi sejarah perjuangan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan melalui diplomasi.

Situasi tampak timur dari jalan
Situasi tampak timur laut bangunan induk

     Wisma Kaliurang dan Pesanggrahan Ngeksiganda pernah digunakan sebagai tempat perundingan antara Indonesia dan Belanda, yang ditengahi Komisi Tiga Negara (KTN) yang terdiri atas  Australia (dipilih Indonesia), Belgia (dipilih Belanda), dan Amerika Serikat (dipilih Australia dan Belgia).

     Pada 13 Januari 1948, saat bangunan ini bernama Hotel Kaliurang, pernah digunakan sebagai tempat perundingan antara Indonesia dan Belanda. Pihak Indonesia diwakili Drs. Moh. Hatta dan pihak Belanda diwakili Birk U. Stikker. Penengah perundingan tersebut adalah Komisi Tiga Negara yaitu Australia, Belgia, dan Amerika Serikat.

Pengukuran jarak dinding menggunakan alat bantu disto
Pintu utama bangunan induk

    Kondisi Wisma Kaliurang saat ini begitu memprihatinkan. Wisma Kaliurang mengalami kerusakan pada beberapa bagian bangunannya. Oleh karena itu, Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan Survei Teknis Kerusakan terhadap Wisma Kaliurang pada 11 – 19 Juni 2020. Tujuannya untuk mengetahui kondisi eksisting bangunan, tingkat keterawatan dan kerusakannya, serta mendata komponen bangunan yang perlu dipugar.

Pengukuran dan penggambaran cerobong semu bangunan induk
Situasi asrama Wisma Kaliurang tampak utara

    Tim survei dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan kegiatan tersebut dengan menerapkan protokol kesehatan pada masa pandemi Covid-19. Semua anggota tim mengenakan masker, pelindung wajah (face shield), dan menggunakan disinfektan sebelum, selama, dan sesudah melaksanakan kegiatan.

    Bangunan Wisma Kaliurang pada mulanya merupakan tempat peristirahatan dan rekreasi orang-orang Belanda yang mengelola perusahaan perkebunan di sekitar Kaliurang. Bangunan ini didirikan oleh orang-orang Eropa sekitar pada permulaan abad 20.

Pengukuran jendela di ruangan induk Wisma Kaliurang
Kegiatan penginputan data hasil pengukuran dan pengamatan

    Bangunan Wisma Kaliurang pada awalnya terdiri dari dua bangunan, yakni bangunan induk dan bangunan asrama. Bangunan induk berarsitektur Indis dengan gaya deco. Keunikannya ialah pada atap yang berbentuk pelana, memiliki cerobong semu sebagai ventilasi udara. Bangunan Asrama, bergaya arsitektur Indis dengan atap limasan. Bangunan Hotel Kaliurang atau Wisma Kaliurang memiliki karakter corak bangunan dari tahun 1930-an.