Bungker 02 Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi

0
778

Bunker tertutup gundukan tanah yang di atasnya ditumbuhi rumpun bambu, untuk memasukinya melalui lorong sempit berdinding batu cor. Lorong tersebut membelok ke arah kiri menuju ruang bunker yang memiliki dua ruangan. Di depan dua ruangan tersebut terdapat semacam teras terbuka.

Teras ruangan bungker terbuat dari bahan batuan cor, sedangkan bagian ruangan bunker berdinding bata berplester. Di antara dua ruangan tersebut terdapat pintu pada sisi kanan dan kiri yang dibatasi oleh dinding di bagian tengahnya. Bagian dalam ruangan terdapat bekas dinding pembatas namun saat ini terlihat hanya satu ruangan tanpa pembatas karena sudah hancur. Sebagian atap kanan hilang atau patah.

Bunker merupakan sejenis bangunan pertahanan militer, biasanya dibangun di bawah tanah. Banyak Bunker dibangun pada masa Perang Dunia I dan II. Bunker di bangun sebagai tempat persembunyian dan perlindungan dari serangan udara. Biasanya dibuat dengan struktur bangunan beton dan kerangka besi, antar Bunker biasanya disambungkan dengan lorong-lorong penghubung. Bunker sebagai alat penunjang untuk kepentingan pertahanan.

Bunker Jepang biasanya memanfaatkan kondisi alam dan hanya sedikit menambah bangunan. Bunker pertahanan yang dibuat selain sebagai tempat pertahanan juga difungsikan sebagai gudang logistik.Penempatan sarana militer ini berfungsi untuk mengawasi bahaya serangan udara dan laut, sehingga seringkali Bunker-Bunker pertahanan berlokasi di wilayah pesisir dan tempat yang relatif tinggi dari wilayah di sekitarnya agar dapat memantau pergerakan musuh.

Bunker banyak tersebar di wilayah Sembulungan di Taman Nasinal Alas Purwo menghadap ke arah Teluk Pampang, Muncar yang dahulu dikenal sebagai jalur keluar masuk komoditas dagang kolonial. Bunker dijadikan sebagai tempat pengintaian jalur transportasi/ aksesibilitas lalu lintas laut antara pelabuhan Muncar dan teluk Pampang juga sekaligus sebagai tempat perlindungan saat penyerangan musuh memasuki Teluk Pampang. (Lap.Inv.ODCB Kab.Banyuwangi,2018)