Mengunjungi Suwarnabhumi, Negeri Kaya Logam Mulia (2)

0
777

Luasnya sebaran tinggalan bekas penambangan itu menggambarkan bahwa melibatkan organisasi yang teratur dan tenaga kerja yang besar sehingga menghasilkan produksi emas yang tinggi. Dalam berbagai prasasti, pulau Sumatera disebut dengan nama Sansekerta: Suwarnadwipa atau Suwarnabhumi. Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Meskipun Sumatera telah lama dikenal oleh orang asing, namun berdasarkan data sejarah yang sampai kepada kita, bahwa mulai munculnya peradaban di Sumatra diperkirakan pada sekitar abad 6-7 Masehi.

Peradaban manusia di Sumatera itu ditandai dengan lahirnya institusi dalam bentuk kerajaan/kedatuan. Menurut data sejarah bahwa kelangsungan kerajaan-kerajaan itu disebabkan karena sumber daya alam dari Sumatera yang mendukung dan melimpah. Komoditi penting yang popular pada masa itu, seperti emas, perak, timah, kapur barus, dan damar. Potensi dan kekayaan Sumatera telah disebut-sebut di berbagai sumber kuno, seperti yang diuraikan dalam kitab Jataka yang berasal dari India. Kitab Jataka dikenal sebagai karya
monumental tentang kehidupan Sang Buddha. Sumber lain yang menyebutkan adanya sumber emas adalah kitab Ramayana yang begitu melegenda. Kitab ini menerangkan lokasi Yawadwipa (Pulau Emas dan Perak) dan Suwarnadwipa (Pulau Emas). Istilah Yawadwipa juga diuraikan dalam kitab Mahaniddedwipa. Sama halnya seperti Ramayana, kitab Bharatayuddha yang juga melegenda menyebut Sumatera sebagai “Pulau Emas”

Bersambung…

(artikel ini ditulis oleh Nasruddin, disadur dari tulisan yang berjudul “Mengunjungi Suwarnabhumi, Negeri Kaya Logam Mulia”, yang telah dipublikasikan dalam buku “Membaca Pesan Masa Lalu Bumi Bengkulu”)