JALUR MARITIM DAN PERDAGANGAN REMPAH DI BENGKULU (1)

0
715
ririfahlen/bpcbjambi

HARUMNYA REMPAH DI NUSANTARA

Istilah kolonial, pada awalnya diartikan atas kehadiran koloni atau komunitas orang luar yang menetap di Nusantara. Hal ini sudah terjadi ketika Nusantara mulai masuk dalam era global, ditandai dengan datangnya para pendatang asing, antara lain India dan Cina. Pada awalnya kedatangan koloni asing di Nusantara, dilatarbelakangi oleh kepentingan dagang, mencari
sumber-sumber komoditi yang dibutuhkan.

Berabad-abad Nusantara, merupakan pusat penghasil rempah-rempah dan hasil bumi lainnya, yang pada masanya sangat dibutuhkan dan dicari oleh para pedagang asing; karena rempah-rempah merupakan bahan utama untuk obat ataupun campuran makanan terutama di Benua Eropa. Sebelum kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara penguasaan perdagangan lada di tangan raja-raja ataupun para bangsawan yang berkuasa pada masa itu. Kemudian pada awal abad ke-16-an perairan Nusantara mulai dijelajahi kapal-kapal Eropa, antara lain Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda. Pelayaran dan perdagangan Eropa ini, mendominasi perairan Asia Tenggara termasuk Nusantara hingga pertengahan abad ke-20.

Kedatangan para pedagang atau koloni-koloni asing ini, dapat diartikan sebagai sebuah proses perubahan dari koloni yang tumbuh, karena didorong oleh faktor dagang (ekonomi), kemudian menjadi kolonialisme yang diartikan pembentukan subordinasi atas kekuasaan
Nusantara oleh sistem kekuasaan Barat.

ririfahlen/bpcbjambi
Peta. Indiae Oreintalis Insvlarvmqve Adiacienti, Abraham Ortelius, 1592 (Antique Maps & Prints of Indonesia)

Hal ini mempengaruhi sistem politik, ekonomi, sosial dan budaya Nusantara. Kemudian pengaruh asing ini semakin kuat, antara lain dibuktikan dengan penguasaan mereka pada sistem pelayaran dan perdagangan, bahkan mereka menetap di wilayah yang dianggap menguntungkan bagi persekutuannya, terutama di wilayah yang menjadi pusat-pusat hasil komoditi sekaligus pusat kota pemerintahan.

bersambung

(artikel ini ditulis oleh Yadi Mulyadi, disadur dari tulisan yang berjudul “Jalur Maritim dan Perdagangan Rempah di Bengkulu”, yang telah dipublikasikan dalam buku “Membaca Pesan Masa Lalu Bumi Bengkulu”)