Blusukan di Kampung-Kampung

Sebagai wilayah yang baru dimekarkan menjadi wilayah otonomi, tentunya kondisi infrastuktur belum banyak mengalami perubahan. Sarana jalan masih sempit dan belum mengalami pelebaran, bahkan umumnya jalan menuju kampong yang dilewati mencari lokasi situs hanya dapat dilewati dengan ojek motor roda dua dan selebihnya dengan jalan kaki. Pada saat menuju situs-situs yang disurvei terletak di tengah perkampungan penduduk, di tengah perkebunan kopi milik rakyat, maupun terletak jauh di pinggir desa dan kampong melewati parit, sungai maupun persawahan. Selain sarana jalan yang belum memadai menuju situs, juga mengenai kondisi situs yang tidak terpelihara, bahkan beberapa situs dolmen telah terkubur dan terkusur oleh ketidak pahaman masyarakat atas warisan budaya yang dimilikinya.

Data lapangan yang berhasil dikumpulkan melalui survey dan informasi masyarakat, maka dapat diketahui sejumlah lokus dan situs arkeologi, yaitu meliputi; Situs Lingge, Situs Umo Jati, Situs Batu Lincak, Situs Mangilan, Situs Kungkilan, Situs Batu Ampar, Situs Muara Betung, Situs Batu Berelief, Penemuan Artefak Litik,

Bersambung…

(artikel ini ditulis oleh Nasruddin, disadur dari tulisan yang berjudul “Potensi Data Prasejarah Dari Lahat Hingga ke Empat Lawang”, yang telah dipublikasikan dalam buku “Megalitik Pasemah, Warisan Budaya Penanda Zaman”)