Pameran “Bebas tapi Sopan”: Ada Karya Seniman hingga Satpol PP

0
1693
Suasana Pameran Visual Jalanan "Bebas tapi Sopan" di Gedung A Galeri Nasional Indonesia
Suasana Pameran Visual Jalanan “Bebas tapi Sopan” di Gedung A Galeri Nasional Indonesia

Ada yang beda dengan dinding Galeri Nasional Indonesia. Saat ini, dinding-dinding tersebut penuh dengan coretan. Namun bukan coretan sembarangan, coretan kali ini bernilai seni dan mengandung unsur artistik yang tampil sebagai karya mural, graffiti, dan stencil. Itulah karya-karya dalam pameran “Bebas tapi Sopan” yang telah resmi dibuka oleh Zamrud Setya Negara (Kepala Seksi Pameran dan Kemitraan Galeri Nasional Indonesia) mewakili Kepala Galeri Nasional Indonesia, pada Senin malam, 26 Oktober 2015, di Gedung A Galeri Nasional Indonesia.

Diungkap oleh kurator pameran ini Andang Kelana dan Abi Rama, ide awal ‘Bebas tapi Sopan’ adalah ‘pertarungan’ visual di jalanan seperti mural dan graffiti yang terdapat di dinding maupun sarana umum lainnya yang dibuat oleh para seniman bahkan warga masyarakat, serta reklame di jalanan yang dibuat oleh suatu korporasi. ‘Pertarungan’ semakin sengit dengan adanya tindakan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemprov DKI yang melakukan ‘pembersihan’ tembok-tembok sekitar Ibu Kota yang telah dicoret-coret dengan cara melapis ulang menggunakan cat atau semen cair berwarna abu-abu. Tindakan Satpol PP ini berdasarkan Seruan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.1 Tahun 2013 tentang larangan mencoret-coret, melukis, menempel iklan pada sarana umum. “Uniknya, pengecatan ulang oleh Satpol PP tersebut terkadang mengikuti pola mural atau graffiti sehingga kemudian menjadi mural karya Satpol PP,” ujar Andang. Mural karya Satpol PP tersebut dikemas dalam bentuk foto yang juga dipajang dalam pameran ini.

Selain mural, graffiti, dan stencil, Pameran ‘Bebas tapi Sopan’ juga menyajikan video dan karya yang merespon objek-objek yang ditemukan di jalanan, serta arsip foto yang diambil dari akun instagram Visual Jalanan, yang merangkum rekaman objek-objek di jalanan, seperti mural, graffiti, tanda jalan, papan peringatan, poster, spanduk, ataupun tulisan yang dibuat oleh warga di suatu tempat. Keseluruhan karya dalam pameran ini merupakan hasil kreativitas 14 partisipan. Diantaranya Ace House Collective (YK), Agung “Abe” Natanael (Jkt), Angga Cipta (Jkt), Anggun Priambodo (Jkt), Bujangan Urban (Jkt), Dinas Artistik Kota (Jkt), Gardu House (Jkt), Klub Karya Bulu Tangkis + Ricky Janitra (Jkt), Milisi Mural Depok (kota Depok), Methodos (Yk), The Popo (Jkt), Tutu (Jkt), ruangrupa (Jkt), dan Stenzilla (Jkt).

Secara keseluruhan, konsep yang diusung pameran ‘Bebas tapi Sopan’ ditanggapi Ketua Dewan Kesenian Jakarta, Irawan Karseno, sebagai aktivitas yang memberikan semangat baru bagi seni rupa. “Pameran ini adalah vitamin untuk dunia seni rupa,” ucap Irawan.

Pameran ‘Bebas tapi Sopan’ merupakan hasil kerja sama Galeri Nasional Indonesia dengan Yayasan Jakarta Biennale, dan diinisiasi oleh Visual Jalanan. Pameran yang merupakan salah satu dari rangkaian acara event dua tahunan, Jakarta Biennale 2015: Maju Kena, Mundur Kena ini masih berlangsung di Gedung A Galeri Nasional Indonesia hingga 16 November 2015 mendatang.

Tak hanya pameran, ‘Bebas tapi Sopan’ juga menyajikan Artists’ Talk yang akan dilaksanakan pada 31 Oktober 2015, pukul 15.00 WIB, dengan menghadirkan Bujangan Urban, The Popo, dan Dinas Artistik Kota sebagai pembicara. Ada pula Diskusi bertema Bebas tapi Sopan: Pertarungan Visual di Jalanan bersama Ardi Yunanto dan Manshur Zikri, pada 7 November 2015, pukul 15.00 WIB.

*dsy/GNI