Melukis Cat Air, Seperti Main Drama

0
840
Suasana Pembukaan Pameran Cat Air Internasional "LovE@rth" di Galeri Nasional Indonesia
Suasana Pembukaan Pameran Cat Air Internasional “LovE@rth” di Galeri Nasional Indonesia

Pameran cat air International LovE@rth (Love Earth through Art) di Galeri Nasional Indonesia telah resmi dibuka pada Rabu malam, 3 September 2015. Peresmian dilakukan oleh Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Sylviana Murni, mewakili Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

LovE@rth diselenggarakan oleh International Watercolor Society (IWS) Indonesia dan didukung Galeri Nasional Indonesia. IWS Indonesia merupakan cabang regional Indonesia dari IWS, sebuah  organisasi cat air internasional yang berpusat di Turki yang didirikan pada tahun 2012.

Tema LovE@rth yang diambil dari istilah ‘love’ atau ‘cinta’ dan ‘earth’ berarti ‘bumi’, beserta penggunaan tanda baca ‘@’, berusaha menyuarakan keprihatinan masa depan bumi dan kemanusiaan. “Pesannya jelas, kelangkaan cinta akan menghancurkan dunia seisinya, sebaliknya kehadiran cinta akan menyembuhkan,” ujar Efix Mulyadi, salah satu kurator pameran ini.

Pesan cinta bumi tersebut dituangkan secara apik dalam sekitar 170 lebih karya berupa lukisan dan instalasi cat air. Karya-karya tersebut merupakan hasil kreasi 145 peserta (84 peserta Indonesia dan 61 peserta Internasional)  dari  23 negara.

Eddy Soetriyono yang juga merupakan kurator pameran ini, mengaku senang bisa menguratori pameran cat air kali ini karena begitu banyak lukisan yang tidak hanya berkabut-kabut, melainkan menampilkan layer–layer. “Layering dalam cat air tidak gampang karena layering terjadi seketika saat cat air bertumpuk. Cat air tidak bisa di-retake, seperti main drama, sekali salah ya habis,” tegasnya. Selain layer, gebrakan baru yang disuguhkan pameran LovE@rth adalah adanya seniman-seniman muda dan lukisan cat air kontemporer dengan nuansa yang lebih nge-pop. Hal itu menunjukkan perkembangan dan inovasi dalam dunia lukisan cat air.

Sayangnya, masih menurut Eddy, inovasi lukisan cat air ini kurang mendapat apresiasi dari masyarakat. Tidak banyak masyarakat yang menghargai lukisan cat air dari upaya keseniannya atau kreativitasnya. Kebanyakan orang memandang lukisan cat air dari kondisi fisiknya yang dianggap mudah rusak, atau mudah luntur bila terkena air. Padahal, lukisan cat air dan juga seperti lukisan cat minyak maupun cat akrilik, bisa rusak bila tidak dirawat dengan tepat. Karena itu Eddy menekankan untuk melakukan perawatan yang baik terhadap lukisan cat air, agar kelak bisa menjadi warisan sejarah berharga yang dapat dinikmati generasi-generasi selanjutnya.

Lukisan dan instalasi cat air dalam pameran LovE@rth masih bisa dijumpai di Gedung B dan C Galeri Nasional Indonesia hingga 14 September 2015. Pameran serupa juga akan digelar di Bentara Budaya Bali pada 24 Oktober–2 November 2015 mendatang.

*dsy/GNI